Pegangan tangan Fatma sontak menghentikan langkah lelaki itu untuk mengejar Nana.
Hal itu membuat Sam bimbang dan serba salah, ia gak mungkin memberikan kesan penasaran pada karyawan nya yang sedang berkumpul.
"Sayang sebentar aku mau ke depan dulu." Kata Sam sambil melepaskan gandengan Fatma dengan lembut.
"Kamu mau kemana? Aku ikut." Jawab Fatma.
"Hanya ke depan." Kata Sam.
"Pokoknya aku ikut." Kata Fatma kekeh, hal itu membuat para karyawan tersenyum mengira bahwa Fatma istri yang manja sekali.
Sam pun menghentikan niatnya mengajar Nana, Karena ia gak mau Fatma tau tentang hubungan nya sama Nana. Dan Sam pun sangat heran kenapa kali Ini Fatma begitu posesif kepadanya.
Sementara itu Nana yang cemburu melihat Sam dan Fatma tadi, ia terus berlari menjauh dari kantor Sam. Hatinya sangat sakit dan seketika air matanya membasahi pipinya.
Pada saat itu Nana berhenti di sebuah taman ia berniat untuk menenangkan dirinya sebentar. Ia duduk di sebuah kursi yang ada di taman itu. Pada saat ia tertunduk sambil memegang kepalanya dan sesekali ia mengusap air matanya. Tiba-tiba ada seorang wanita menghampiri nya, dan wanita itu duduk di sebelah Nana sambil memegang pundaknya.
"Kamu lagi apa disini sendirian Na?" Tanya wanita itu dengan memegang pundak Nana yang sedang tertunduk
Nana pun langsung terbangun, ia kaget saat melihat orang yang di sampingnya itu adalah mamanya Sam.
"Ibu." Kata Nana kaget melihat wanita di sampingnya itu adalah mamanya Sam
"Kamu gak lagi sakit kan?" Tanya ibu itu karena ia melihat Nana tertunduk
"Enggak kok bu cuma sedikit pusing aja mikirin kerjaan." Nana berbohong kepada mamanya Sam
"Kalau ibu sendiri lagi apa disini?" Nana menanya balik ke mamanya Sam
"Iya, ibu lagi jenuh aja di rumah. Jadi ibu pergi ke sini." Jawab mamanya Sam
Kemudian mamanya Sam mengajak Nana pergi untuk makan siang bersama. Di salah satu restoran deket taman itu.
"Na Kamu sudah makan siang belum?" Tanya mamanya Sam ke Nana
"Belum bu." Jawab Nana
"Kalau gitu, gimana kalau kita makan siang bareng di restoran dekat sini. makanannya enak-enak loh." Ajak mamanya nya Sam
"Boleh bu." Nana menerima ajakan mamanya Sam karena memang perutnya sudah sangat lapar
"Ya udah, kalau gitu ibu Mau menelepon anak ibu dulu. Ibu mau mengajaknya juga makan siang bareng." Kata mamanya Sam dan ia langsung mengeluarkan hand phone dari dalam Tas nya.
Nana pun Bingung ia mau tidak mau harus ikut makan siang bareng Sam dan mamanya, Karena tadi Nana sudah menerima ajakan mamanya Sam.
Kemudian mamanya Sam menelepon Sam
"Hallo Sam." Kata mamanya Sam di dalam telepon itu kepada Sam
"Iya ma, Ada apa?" Jawab Sam di telepon itu
"Kamu udah makan siang belum?" Tanya mamanya
"Kebetulan ini Sam sama Fatma baru mau makan siang ma." Jawab Sam di telepon itu
"Jadi kamu lagi sama Fatma?" Tanya Mamanya
"Iya ma, Fatma ikut Sam ke kantor hari ini." Kata Sam menjawab pertanyaan mamanya
"Ya Udah kalau gitu, kamu sama Fatma makan siang bareng mama aja. Mama tungguin Kamu Di restoran biasa yang dekat kantor kamu." Kata Mamanya
"Iya, nanti Sam kesana sama Fatma." Jawab Sam
Mereka pun mengakhiri perbincangan di telepon itu. Kemudian Mamanya Sam dan Nana mereka berdua langsung bergegas ke restoran itu. Mereka tiba duluan di Sana.
Pada Saat Sam dan Fatma sampai di sana, mereka kaget karena mamanya mengajak Nana untuk makan siang bareng mereka.
"Nana Kamu juga disini?" Kata Fatma yang baru sampai di sana, kemudian ia langsung Sam langsung duduk di kursi bersama Nana dan mamanya Sam yang sudah duluan sampai disana.
"Iya, tadi aku di ajak mamanya Sam." Jawab Nana
"Iya, tadi mama bertemu Nana di taman yang dekat kantor Sam. Lalu mama mengajaknya makan siang bareng." Kata mamanya Sam menjawab pertanyaan Fatma
Mereka pun memesan menu yang Ada di Sana.
"Nana sayang, Kamu Mau pesan apa?" Tanya mamanya Sam kepada Nana
"Samain aja sama ibu." Jawab Nana
"Jangan panggil ibu, panggil mama aja." Kata mamanya Sam sambil tersenyum
"Iya mama." Nana pun memanggilnya mama, ia sengaja melakukannnya untuk memanas-manasi Fatma. Karena ia sakit hati terhadap kejadian yang tadi di kantor.
Sam tersenyum mendengar semua itu karena ia sangat senang, mamanya sudah begitu dekat dengan Nana. Sementara itu Fatma sebaliknya, ia sangat tidak suka melihat mertuanya sangat dekat dengan Nana.
Setelah mereka memesan menunya, Tidak lama makanan itu pun datang. Mereka semua langsung memakannya, sambil berbincang-bincang.
"Kamu Kenapa ikut suami Kamu ke kantor? Seharusnya seorang istri gak usah ikut suaminya kerja, takutnya Dia gak fokus." Tanya Mamanya Sam
"Enggak MA, cuma mau nemenin Sam kerja aja." Jawab Fatma dengan hati yang kesal Karena mendengar perkataan mertuanya itu
"Oh Iya Na, Kamu di Turki masih lama?" Tanya Sam kepada Nana.
"Aku juga gak tau kapan project film ini selesai, jadi entah kapan aku pulang ke Indonesia." Jawab Nana.
"Kamu udah cantik pekerja keras pula." Mamanya Sam memuji Nana
"Iya ma, Nana kerja untuk biayayain sekolah adik Nana juga mama Nana." Jawab Nana.
"Emangnya papa kamu kemana?" mamanya Sam kembali bertanya
"Papa aku sudah meninggal karena kecekaan." Jawab Nana sedih
"Ya Tuhan, maafin mama gak tau." Kata mamanya Sam gak enak karena ia sudah menanyakan tentang Papa nya yang sudah meninggal
"Iya ma gak papa." Jawab Nana
"Yang sabar ya sayang." Kata mamanya Sam dan ia memeluk Nana
Lalu mamanya Sam memeluk Nana.
Sementara itu Fatma yang melihat itu semua semakin cemburu, Karena ia di cuekin oleh Sam dan mamanya. Mamanya Sam yang terus memuji Nana, bikin hati Fatma sakit melihatnya.
Kemudian Fatma yang udah gak kuat melihat itu semua, ia berpamitan untuk pergi ke wc.
"Aku Mau pamit dulu sebentar ke belakang." Kata Fatma
"Iya." Jawab Sam
Fatma pun beranjak dari duduknya, ia langsung pergi ke Wc. Di dalam wc ia marah-marah sendiri, Karena ia sangat marah melihat itu semua.
"Kurang ajar, semenjak mama kenal Nana Kini ia lebih dekat dengan Nana di bandingkan Aku." Kata Fatma begitu sampai di Wc, ia marah-marah di depan cermin wastapel.
Fatma yang biasanya lembut kini terlihat sedikit panas dan kesal sekali.
"Mereka tidak menganggap aku di sana, mereka Asik sendiri mengobrol sama si Nana. Mama terus aja memuji wanita itu." Fatma terus bicara sendiri sambil marah-marah di cermin wastapel itu.
Entah bagaimana, Fatma keluar dari sikap biasanya dan terlihat seperti orang lain.