Semenjak pertemuan di restoran, Nana mundur perlahan. Ia berpikir untuk gak fokus pada kebahagiaan yang salah itu. Padahal ia sudah tahu betul itu adalah sebuah kesalahan.
Melihat rahasia yang tak mungkin di buka ke publik, dan aturan rumah tangga yang harus di patuhi membuat Nana berpikir ulang melanjutkan hubungan nya dengan Sam, walau dengan perasaan saling suka.
Kali Ini Nana disibukan dengan pekerjaannya. Nana sangat begitu mencintai pekerjaannya itu, sehingga ia sama sekali tidak memiliki sedikitpun waktu untuk bertemu dengan Sam.
Hari-hari nya terus saja di sibukkan dengan pekerjaannya. Pagi harinya ia bersiap untuk kerja, dan begitu malam tiba ia langsung tertidur karena kecapean.
Sementara itu Sam yang sudah beberapa hari tidak bertemu dengan Nana sangat tidak bersemangat untuk pergi kerja.
"Sayang bangun." Fatma membangunkan Sam yang masih tertidur di ranjangnya.
"Hmmm, masih ngantuk." Jawab Sam dengan mata yang masih tertutup.
"Udah siang, kan kamu mau kerja." Kata Fatma.
"Aku males pergi ke kantor." Jawab Sam
Fatma pun membiarkan Sam tertidur. Lalu ia pergi ke kamar Denzel untuk membangunkan Denzel.
"Sayang, ayo Bangun sudah siang." Fatma membangunkan Denzel.
Anak itu mulai menggeliat kan tubuhnya, ia membuka matanya sedikit demi sedikit seraya menggosok nya dengan punggung tangan.
"Iya mi." Jawab Denzel, ia langsung membuka matanya begitu Fatma membangunkan nya.
"Kita mandi dulu ya, selesai mandi kita sarapan sama Mami." Fatma menyuruh anaknya untuk mandi.
Denzel pun menuruti perkataan Fatma. Setelah mandi, Fatma dan Denzel mau membangunkan Sam yang masih tertidur di kamarnya.
"Sayang kita bangunin papi dulu yu, kita ajak papi sarapan." Kata Fatma mengajak Denzel untuk membangunkan Sam.
"Ayo mami." Denzel menjawabnya, kemudian mereka pergi ke kamar di sebelahnya untuk membangunkan Sam.
"Papi Papi Bangun, Papi bangun." Denzel membangunkan Sam sambil menggoyang-goyangkan tubuh Sam yang masih berbaring di ranjangnya
"Hmmmm." Sam pun perlahan-lahan membuka matanya, Dan begitu ia membuka matanya ia langsung tersenyum ke Denzel anaknya
"Anak papi udah wangi." Kata Sam dengan suaranya yang masih serak Karena baru bangun tidur.
"Iya dong, kan Denzel mau sekolah. Ayo papi cepet bangun kita sarapan bareng." Kata Denzel
Sam pun terbangun dari tidurnya, Dan ia pergi menggosok gigi dulu ke kamar mandi.
Setelah itu ia menggendong Denzel ke bawah untuk sarapan pagi.
Kini hari-hari berganti minggu. Sam belum juga mendapat kabar dari Nana, chat Wa nya gak Di bls Nana begitu pun telepon Dari Sam gak Ada yang Nana angkat. Semakin kesini Sam prustasi Karena Tidak mendapat kabar dari wanita yang ia cintai itu.
Di kantor Sam tidak fokus kerja, karena ia terus saja memikirkan Nana yang belum ada kabar sama sekali.
Sepulangnya dari kantor Sam menyuruh Fatma untuk bikinin kopi untuk Dia.
"Kamu bikinin aku kopi." Kata Sam menyuruh Fatma
"Kamu mending bersih-bersih dulu sayang, nanati kalau sudah bersih-bersih aku bikinin kamu kopi ya." Jawab Fatma
"Kamu ya, kalau Di suruh suami itu yang nurut jangan banyak bicara." Sam membentak Fatma
Fatma menangis Di bentak Sam, Karena dari dulu Fatma belum pernah di bentak Sam
"Kamu baru di kasih tau gitu aja nangis, manja banget Kamu." Sam memarahi Fatma
Ia melontarkan kata-kata dengan nada tegas sehingga Fatma mengira itu adalah sebuah amarah bentakkan. Karena selama ini ia tidak pernah mengira Sam seperti ini. Sebelumnya lelaki itu tidak pernah memperlakukannya seperti itu.
Fatma yang tidak kuat dengan perkataan Sam ia langsung pergi meninggalkan Sam sendirian di dalam kamarnya. Fatma menangis di dalam kamar mandi Karena sakit hati dengan perkataan suaminya itu.
Malam harinya Fatma berniat untuk tidur di kamarnya Denzel anaknya, Karena ia masih sangat sakit hati dengan perkataan Sam tadi.
Di Dalam kamar Denzel. Sebelum tidur Fatma dan Denzel mengobrol dulu.
"Mami, Kenapa mami tidur di kamar Denzel?" Kata Denzel pada Fatma
"Iya sayang, Malam ini mami tidur sama Kamu ya soalnya Udah lama mami Tidak tidur bareng anak mami yang ganteng ini." Jawab Fatma, ia sengaja berbohong pada Denzel
"Mami tau gak, waktu tante Nana nginep disini sama Denzel?" Kata Denzel.
Lagi-lagi putranya mengulang kembali nama wanita yang membuatnya sedikit kesal dari hari ke hari itu.
"Emangnya Kenapa Sayang?" Kata Fatma
"Tante Nana membacakan dongeng sebelum tidur mami, tante Nana baik banget sama Denzel." Ucap Denzel
"Ya udah, mau di bacain dongeng juga gak sama Mami?" Tanya Fatma ke Denzel, karena Fatma kesel Denzel terus saja menyebut nama Nana
"Iya boleh mami." Jawab Denzel
Tetapi Denzel tidak suka dengan dongeng yang di bacakan Fatma, ia lebih suka dongeng yang Nana bacakan untuk nya waktu Nana menginap di rumahnya.
"Dongeng punya mami gak Seru, Denzel lebih suka dongeng punya Tante Nana. Denzel jadi kangen sama tante Nana nih mami." Kata Denzel
"kalau gitu kita tidur aja ya." Kata Fatma, karena ia sudah gak tahan dengan perkataan Denzel yang terus memuji Nana.
Pagi pun telah tiba. Fatma masih marah sama Sam, ia tidak ingin bicara pada Sam.
dan hari ini Sam belum keluar kamar, ia terus memikirkan Nana yang berminggu-minggu belum juga Ada kamar.
Waktu Fatma mau mengantarkan Denzel sekolah, Denzel terus saja menanyakan Nana. Sehingga membuat Fatma marah pada Denzel karena Dari semalam yang Denzel tanyakan hanya Nana.
"Sayang Hari ini berangkat sekolah sama di antar mami ya." Kata Fatma
"Iya!" Jawab Denzel tak bersemangat.
"Mami Mami, Denzel kangen sama tante Nana, Denzel mau ketemu sama tante Nana. Mami kita nanti main ke hotel nya tante Nana yuk." Kata Denzel merengek ke Fatma
"Tante Nana, Tante Nana terus yang Kamu bahas dari semalam." tidak sengaja ia membentak Denzel karena ia sudah tidak tahan lagi mendengar anaknya terus saja menyebut nama Nana.
Dan Denzel pun menangis di saat Fatma membentak nya, ia langsung berlari ke kamar dan ia tidak jadi berangkat ke sekolah. Denzel menutup Dan mengunci kamarnya. Kemudian Fatma mengikuti anaknya itu.
"Sayang buka pintunya, maafin Mami." Kata Fatma sambil mengetuk pintu kamar Denzel. Tetapi Denzel tidak membukanya.
Kemudian Fatma menangis Di depan pintu kamar Denzel. Hatinya sakit, pikirannya kacau. Sam suaminya kini sikap nya berubah pada Fatma dan sekarang Denzel kini ia sedang marah pada Fatma.
Melihat sikap nya yang ia terima dari Denzel, membuat ia berpikir lagi bahwa anak itu tidak salah dan ia berspekulasi atas kecemburuan sebagai seorang istri. Dan itu normal.
Sementara itu Sam belum keluar dari kamarnya, ia begitu prustasi karena sampai sekarang ia tidak mendapatkan kabar dari Nana.
Semua pekerjaan terbengkalai karena perasaan gundah nya itu. Ia tidak seperti biasanya.