Mentari sudah menampakkan batang hidungnya, dia tersenyum cerah menyaksikan manusia yang mulai sibuk dengan urusan dunianya.
Berbeda di kamar Zerena, gadis itu masih betah bergelung dibalik selimut tebalnya, hal serupa juga dialami Sang suami. dia masih mendengkur halus pertanda bahwa dia masih tidur.
Sedangkan dibawah sana orang orang sudah lengkap mengelilingi meja makan, kecuali sang pengantin baru.
"Ma Ryan dan Rena kemana, kok papa belum pernah melihat batang hidung mereka dari pagi?" tanya Papa Roy.
mungkin kecapean pa, namanya juga pengantin baru" Seloroh mama Mama Sinta, sambil tersenyum mesum ke arah suaminya.
Sedangkan yang dibicarakan kini kini sedang mengerjap ngerjapkan matanya, diliriknya wajah pria tampan di sampingnya, dilihatnya suaminya masih tertidur pulas, iapun bangkit walau dengan sisa sisa rasa kantuknya, berjalan terhuyung hitung menuju ke kamar mandi, diraihnya handuknya, diguyurnya seluruh tubuhnya untuk menghilangkan kantuk yang masih tersisa.
Setelah puas dengan acara mandinya, ia memakai handuknya dan keluar dari kamar mandi, mengambil pakaiannya. dia tertegun saat akan memakainya ditatapnya wajah suaminya, tapi dia tidak mau ambil resiko, lalu dia masuk kembali ke kamar mandi untuk memakai pakaiannya.
Setelah selesai dia kembali keluar, menyisir rambutnya yang lurus bak rambut iklan shampo, rambut yang sangat indah, lalu memakai rangkaian skincare, dan bodylotionnya, sedikit Liptint, dan ingat jangan pernah ketinggalan Eyeliner bawah matanya, menambah kesan elegannya, mata hitamnya semakin indah dengan sentuhan eyeliner tersebut.
Setelah semua selesai dia bermaksud turun ke bawah, setelah berbalik dilihatnya suaminya sedang duduk memandanginya, "Kak Iyan udah bangun,?, aku turun duluan aku laper", ucap ya sambil berlalu tanpa memandang wajah suaminya.
Sesampai di meja makan tempat itu sudah sepi, tak ada lagi makhluk seekor pun disana hihihi.....
"Bi, orang rumah udah pada makan", tanya Zerena ketika memasuki dapur mencari sesuatu yang bisa ia makan.
"Ehhhh iya Non semua udah makan, non mau makan apa bibi bikinin dulu?", ucapnya menghentikan kegiatan cuci piringnya.
"Enggak bi, Rena bikin sendiri aja", sambil menuku kulkas mencari sesuatu yang bisa diolahnya menjadi makanan.
"Kok nggak ada apa apa ni di kulkas?, aku cuma nemuin sosis sama telur doang ini bi", kesalnya.
"Iya non, bahan makanan sudah habis, dan nyonya sedang ke Mall membeli semuanya", ucap bibi.
Zerena berjalwn ke arah lemari dan mencari sesuatu yang bisa dimasak, dan "Aaahaaaaa" akhirnya dia menemukan dua bungkus mi goreng instant.
diambilnya m tersebut lalu menyalakan kompor mengambil wadah dan mengisi dengan air, selanjutnya dia memotong sosis dan beberapa cabe rawit dan bawang merah,setelah itu diambilnya wajan lalu lalu dimasukkannya irisan bawang merah, setelah sedikit menguning lalu dilanjutkan memasukkan cabe lalu dia aduk perlahan sambil memasukkan dua butir telur , telur itu diorak Arik sampai matang, setelah itu barulah dia memasukkan sosisnya.
Seperti sudah terbiasa saja, setelah dirasa cukup matang, Rena lalu mengecilkan api kompornya, lalu beralih melihat apakah airnya sudah mendidih, dan ternyata sudah, dimasukkannya mi tersebut kedalam air mendidih, sambil menunggu mi itu matang ia lalu memasukkan bumbu mi ke dalam wajan yg berisi telur otak Atik dak sosis.
Setelah dirasa cukup ia meniriskan mi itu lalu mencampurkannya ke dalam wajan, lalu api kompornya kembali dibesarkan, setelah dia menyicipi sedikit rasanya, " hm ternyata enak juga," katanya lalu tersenyum ceria sambil mengambil dua piring dan membagi dua mi goreng yang sudah jadi.
Dia membawa kedua makanan itu ke meja makan, setelah itu mengambil air minum dua gelas besar, seperti pagi ini ehh bukan pagi ini sudah siang hehehe, Zerena mau makan mewah dengan mi goreng spesialnya.upppssss....
Di ujung tangga, dilihatnya Ryan berjalan menuju ke arahnya.
Lalu duduk di depan sang istri yang masih sibuk mengatur makanannya yang cuma dua piring dan dua gelas besar di samping piring tersebut.
Tanpa sadar Ryan tersenyum melihat istrinya sibuk, dilihat peluh istrinya bercucuran di kening licin istrinya.
Saat Zerena mengangkat kepalanya pandangan mereka berbenturan, Zerena seperti terhipnotis melihat wajah segar sang pria dingin, rambut yang masih basah menambah cool penampilannya.
"Kamu masak apa gadis kecil?", ucapnya
"Cuma masak mi goreng kak, mama baru belanja kata bibi, aku cuma nemuin buatdibikin makanan", jawabnya.
"Ya udah aku sudah sangat lapar, kita makan", lanjut Ryan lalu duduk di kursi, sambil menarik piring untuknya.
Dan suapan pertama berhasil membulatkan matanya, "wow sempurna" pikirnya.
walau cuma makanan sederhana tapi rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata kata, sungguh istri kecilnya punya selera masak yang tinggi, makanan sesederhana ini bisa menjadi makanan yang sangat mewah di lidah, seperti makanan ala hotel bintang lima.
Jangan ditanya lagi soal pedasnya, pedasnya benar benar berhasil membuat peluh Ryan bercucuran, kaos yang dipakainya bahkan sampai basah karena keringat.
Dia tidak habis pikir, istri kecilnya ini bisa mendapat keahlian dari mana, sampai bisa membuat makanan seenak ini, ini kali kedua dia dibuat harus mengakui keunggulan istrinya.
Sampai pada sendok terakhir Ryan terus memuji Zerena dalam hatinya, dia meneguk semua air minum di gelas besar di sampingnya.
Sedangkan Zerena masih menyendok makanan ke dalam mulutnya dengan santai, seperti menjiwai setiap makanan yang ditelannya. sedangkan di balik dinding ada beberapa pasang mata yang sedang mengintip kedua pasangan ini, mereka tersenyum senyum melihat kejadian barusan, seorang istri kecil memasak untuk Suami dinginnya.
hihihi.......
Taraaaaa...
ucap mereka bersamaan, Zerena sampai meloncat sambil memegang dadanya, saking kagetnya.
Dan lihat kelakuan Suami dinginnya itu, dia cuma diam tanpa ekspresi, menyebalkan sekali bagi yang melihatnya.
"Kalian sudah makan sayang?" kata Mama Vera basa basi,
"Udah ma ucap Zerena",
sambil tersenyum manis ke arah Ibu mertuanya.
Maaf sayang tadi makanannya habis jadi Mama belanja dulu , nggak papa kan?" ucap mama Sinta.
"Ya nggak apa apa, kan emang udah kejadiannya gitu".
Rutuk Zerena dalam hati, pertanyaan bodoh yang dilontarkan sang mama,
membuat hatinya dongkol, bisa bisanya mereka menghabiskan semua makanan pagi pagi lalu meninggalkan rumah tanpa rasa bersalah, setelah itu berkata "nggak apa apa",
Hellooooo....
Sang mama memanggil pelayan untuk mengambil semua belanjaan mereka di mobil, beberapa pelayan bergegas ke depwn, mengangkut semua barang barang itu.
"Ma, papa Andre dan Papa Roy kemana"?,
tanya Ryan kepada sang mama, karena tidak melihat kehadiran kedua pria kesayangannya itu,
"Ohhhh Papa ke kantor sayang mau meeting katanya, ada tekan bisnisnya dari luar negeri katanya", ucap mama Sinta kembali.
"Ma emang Papa nggak ada rencana pulang ke Malaysia gitu?"
Tanya Ryan balik bertanya ke Mama Vera.
Yang ditanya sejenak diam sambil berpikir, "Kalau soal itu kamu tanya sendiri ke papa, mama nggak bisa ngasi kamu jawaban sayang" Jawab sang mama sambil mengelus pundak sang putra.
Ryan termangu mendengar jawaban sang mama, tapi Ryan bisa menebak kepergian papanya ke kantor pusat disini, menandakan dia akan kembali melanjutkan bisnisnya bersama sang adik disini.
"Huuuuuuu aku akan sangat repot kalau begini, karena tidak akan ada yang bisa membantuku di Malaysia nantinya",
Dia melirik ke arah Rezky, masih terlalu kecil dia pasti belum bisa melakukan pekerjaan orang dewasa yang menguras otak dan pikiran, keluhnya dalam hati.