Chereads / Suamiku Kakak sepupuku / Chapter 4 - Tiga

Chapter 4 - Tiga

Makasih ya Vin untuk hari ini,

udah ngajakin makan di cafe,

udah makan es krim di taman,

kata Rena begitu turun dari motor Alvin.

Ok Sama sama,

sambung Alvin,

Ren aku nggak bisa pamitan sama nyokap bokap kamu, tolong sampaikan salamku buat beliau,

Tutur Alvin.

Iya, ntar disampaikan dehhhh,

ucap Zerena.

Alvin mengangguk sambil memasang helm dan meluncur bersama si jago merahnya, ehh maksudnya Sport merahnya.

Assalamualaikum Mama,

Waalaikum salam jawab mama Sinta, baru pulang sayang???

tanya mama Sinta.

Emm iya ma, Rena jalan jalan dlu sama teman sekolah Rena, itung itung perpisahan ma.

Ucapnya Zerena tertunduk grogi.

Iya sayang nggak papa kok,

kamu mandi gihh terus istirahat kamu pasti capekkan???

ucap Sang Mama.

Ok mama,

Rena mencium pipi sang mama sebelum ke kamar.

Rena langsung mengambil handuk dan setelan baju tidur Hello Kitty favoritnya, cuma butuh waktu 15 menit Rena menyelesaikan ritual mandinya,

seger banget nihhhh....

ucap Rena pada dirinya sendiri, aku istirahat dulu dehhh bentar,sekarang masih jam 17.00 masih bisa tidur bentaran.

ujarnya sambil berbaring di kasur empuk miliknya.

Tok tok tok.....

Ren bangun sayang udah malam ini, makan dulu yuk, ditungguin tuh sama papa dan adik adik kamu.

Ren....,Rena.....,Zerena.....

ya Allah kamu itu tidur atau pingsan sih Ren, bangun sayang udah malam, makan dulu ditungguin sama papa di bawah.....

Teriak Mama Sinta dari luar.

Iya ma bentar Rena cuci muka dulu, mama duluan turun ke bawah deh...

Balas Zerena, lalu bangkit ke kamar mandi.

Rena mana ma, kok belum turun?

tanya papa.

Papa Roy ayah yg sangat menyayangi anak anaknya, dia selalu menganggap Rena gadis kecil yang dulu memberikan mahkota di kepalanya, dan gelar sebagai seorang Ayah.

Malam pa, malam ma, malam adik adik sayangnya kakak!!!

sapa Rena sambil tersenyum manis, semanis es teh manis kesukaannya.

Malam....

sahut orang tua dan adik adik Rena.

Kak udah lapar banget nih,

dari tadi nungguin kak Rena tau enggak.

Sahut si bungsu dengan mulut monyong ke depan.

Sudah, sudah,

kita makan dulu sayang. ntar kita main main bareng. kata Rena pada adik adiknya.

Rena memiliki tiga orang adik, adiknya yg pertama bernama Chelia, Rena biasa memanggilnya Sisil, sekarang udah naik kelas 2 SMA, yang kedua bernama Rezky, si bungsu bernama Raka.

Ren.....

mama sama papa ada yang pengen diomongin, nanti habis makan aja yahhh.

Kata Mama Sinta.

Ok Ma.....!!

Sahut Rena sambil menyantap makanannya.

Setelah semuanya makan, Rena membantu si bibi, membersihkan meja makan dan mencuci piring piring kotor bekas makan mereka.

Rena lalu menyusul kedua orangtuanya ke ruang tengah.....

Pa, Ma....

Ada apaan sih?

tumben mau ngomongin hal Penting,

penting banget emang ya Ma???

Mama Sinta menatap putrinya sejenak, lalu beralih ke suaminya, lalu Papa Roy mengangguk, membuat Rena makin bingung, entah apa yang telah terjadi pada kedua orang tuanya.

Ren...

kalau mama minta sesuatu sama Rena, apa Rena bakal ngasih buat mama???

ucap sang Mama, dengan mata berkaca kaca

Ya iyalah Ma,

pasti dong Rena bakalan kasih apapun yang mana minta.

Apapun itu sayang?

tanya Mama Sinta.

Iya apapun itu,

jawab Rena.

Setelah menarik napas panjang sang Mama lalu menatap putri sulungnya itu, putri kesayangannya, cinta pertamanya, buah hati pertamanya.

Sayang ...

Kakak papa akan datang besok dari Malaysia, Namanya Om Andre, istrinya bernama Tante Vera,

kata Mama Sinta.

Terus Ma,,,

masalahnya apa???

Jawab Rena menyela pembicaraan mamanya.

Makanya denger dulu dong sayang,

kata Mama Sinta.

Om Andre itu udah lama menetap di Malaysia, saat Papa dan Om kamu, memutuskan untuk pembagian harta warisan dibagi dua, papa kamu mengelola perusahan di Indonesia, sementara Om Andre ngurus perusahaan dan pabrik pabrik beserta perkebunan sawit Almarhum kakek kamu di Malaysia nak.

kenang mama Sinta.

Saat mereka memutuskan untuk menetap ke Malaysia,

Tante Vera sama Om Andre udah punya Satu anak,

saat itu Ryan anak Tnte Vera berumur enam tahun,

dan saat itu kamu masih bayi.

ucap Mama Sinta lalu terdiam sejenak, memikirkan kata dan kalimat yang akan dia sampaikan kepada putrinya.

Dan Sebelum kami berpisah papa dan Om Andre sudah berjanji, kata Papa Roy melanjutkan cerita istrinya.

papa dan Om Andre sepakat, kelak kamu dan Ryan akan kami jodohkan.

Kata Mama Sinta akhirnya.

Apa Ma???

dijodohkan???,

Seketika runtuhlah dunia Zerena,

mendengar kata perjodohan dari Orang tuanya.

Tapi Pa,Ma,

aku pengen kuliah,

aku pengen ngejar cita cita aku,

aku pengen kerja, pengen mandiri, pengen kerja.

Sang Mama berpaling menatap keluar jendela, tak sanggup menatap Putri kesayangannya menangis terisak Isak dihadapannya.

Rena ngapain kerja sayang, Rena kan udah punya suami, Rena bisa minta apapun pada suami Rena nanti,

ungkap sang papa berusaha membujuk putrinya.

Sekarang kamu istirahat, biar besok kelihatan seger saat calon suami kamu datang. lanjut sang papa.

Rena semakin menangis sesenggukan mendengar perkataan papanya, papa benar benar tega, dia enggak memberikan Rena kesempatan untuk memilih jalan hidup Rena sendiri, batinnya.

Dia bangkit dan berlari menuju kamarnya, begitu sampai di kasur empuknya Rena melemparkan tubuhnya begitu saja, hati sakit, tidak ada yang mengerti perasaannya,

Kakkkk...

Sisil boleh masuk??

ucap seseorang dibalik pintu.

ya masuk aja sambung Rena.

mbak, Sisil dengar semua yang dikatakan papa sama Mama ke mbak, Sisil tau kak Rena pengen banget kuliah, menjadi dokter, berbakti untuk masyarakat. Sisil tau kakak enggak mau dengan perjodohan ini, ucap Sisil.

Kalau memang kakak mau menggapai cita cita kakak, biar Sisil yang gantiin kakak, menikah dengan Ryan anaknya om Andre.gimana????

Rena sampai tersedak mendengar kata kata adiknya,

kamu bilang apa, mau gantiin kakak?Rena bangun lalu menatap tajam ke arah adiknya, mau gantiin kakak ya?

udah siap jadi istri orang dewasa?

dan kamu siap dimakan sama orang dewasa itu?

Kata Rena menakuti adiknya.

Sisil sampai pucat pasi mendengar ucapan Rena, dengar gemetar dia berkata, tapi Sisil enggak liatin Kak Rena sedih. Sisil mau liat kak Rena bahagia. ungkapnya.

Cukup sekolah yang benar, jangan pernah salah langkah,

jangan pacaran sebelum waktunya, itu cukup buat kakak bahagia, kamu ngerti.

satu lagi jangan sok dewasa mau gantiin kakak, ini tanggung jawab kakak, Rena memeluk adik kesayangannya itu, sekarang kamu tidur besok sekolahkan, bentar kamu naik kelas 3 lho, belajarnya yg bener. timpalnya.

Sisil tersenyum lalu mengangguk, dan berjalan keluar meninggalkan Rena di kamarnya, Rena terus memperhatikan punggung adiknya sampai menghilang dibalik daun pintu.

Ahhh lelahnya hari ini, begitu banyak kejadian yang tak terduga, mulai dari Alvin yg nembak aku, Ryan yg bakal dijodohkan sama aku.

Aku mau tidur, jadi pusing mikirin semuanya,

ucapnya lalu menarik selimutnya dan mulai ritual bobo cantiknya.