Chereads / Istri Kedua Tuan Ayhner / Chapter 24 - Kelemahan Valeri

Chapter 24 - Kelemahan Valeri

Valerie berlari dengan ketakutan menyusuri koridor yang menuju kamarnya. Ini adalah kedua kalinya Ayhner menciumnya tanpa ijin. Seperti tadi saat di kolam, Valerie pikir Ayhner tidak akan melakukannya untuk kedua kalinya. Tapi ternyata Ayhner melakukannya dengan sadar.

Kini, perasaan Valerie tengah campur aduk antara takut, benci, dan sedikit ada rasa aneh yang bercokol di hatinya. Valeri tak habis pikir, kenapa Ayhner bisa melakukan semua itu padanya. Padahal jelas-jelas Ayhner selalu mengatakan bahwa dirinya sangat mencintai Shelia.

Valerie berlari dengan kaki yang sedikit gemetar dan keringat dingin yang menjalari seluruh telapak tangannya. Sesekali Valerie menoleh ke belakang untuk melihat apakah Ayhner akan mengejarnya atau tidak. Dan beruntung Ayhner tidak mengejarnya sampai ke kamarnya yang terletak paling belakang di bagian rumah itu.

Pintu kamar Valeri sudah terlihat dari tempatnya berlari. Senyum lega tergambar jelas di bibirnya. Namun, saat Valerie hendak melangkah lebih cepat, tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menariknya kuat hingga Valeri terpaksa berhenti. Valeri sampai terbalikkan tubuhnya karena begitu kuatnya tarikan tersebut.

Valeri terkejut dengan sosok yang berada di hadapannya saat ini. Reflek, Valeri mundur dua langkah. Namun orang yang ada di depannya ini justru malah maju tiga langkah.

"Apakah sudah puas karena sudah berhasil menggoda Ayhner? Apa yang ada di otakmu saat ini, sehingga kau dengan berani mengganggu suami dari Shelia? Apakah kau benar-benar tidak tahu balas budi? Hingga kau benar-benar mengabaikan semuanya. Hingga kau membuang urat Malumu!" ucap Bibi Elly kepada Valerie yang telah ketakutan.

"Apa maksud ucapanmu Bibi?" ucap Valeri bergetar ketakutan. Valeri takut bukan karena kedatangan Bibi Elly yang memergokinya. Tapi, justru ketakutan terbesarnya justru terhadap perasaannya sendiri yang bisa saja berubah jika terlalu berdekatan dengan Ayhner.

Valeri takut jika perasaan yang selama ini dia tentang akan menjadi kenyataan dan justru berbalik menyerang dirinya sendiri. Berulang kali Valerie mengatakan jika dirinya membenci Ayhner.

• Tapi, jika setiap kali berdekatan dengan Ayhner justru Valerie merasakan perasaan yang sangat asing. Ada perasaan marah dan nyaman secara bersamaan. Valeri takut juga dirinya akan jatuh cinta 081231738996 😥🙏. Padahal, sudah jelas semua hal buruk yang menimpa dirinya berasal dari Ayhner Hamilton.

"Bibi salah paham, aku tidak punya perasaan apapun pada Tuan Ayhner. Bahkan aku tidak menggodanya," ucap Valeri terbata.

"Apa kau pikir aku buta? Aku melihat bagaimana kau sedang menggoda Ayhner hingga dia dengan sadar menciummu tadi di tepi kolam!"

Astaga, mungkin kini wajah p sudah seperti kepiting rebus. Merah menahan malu.

'Apa benar jika Bibi Elly melihat semuanya?'

"Aku tidak pernah menggoda siapapun. Jika Tuan Ayhner tergoda, maka itu bukan Salahku. Dia hanya butuh seseorang untuk bisa lebih mengerti dirinya. Dan bisa jadi orang tersebut bukanlah Nyonya Shelia," ucap Valeri sedikit berani meskipun dari suaranya terlihat sedikit bergetar.

"Berani sekali kau mengatakan hal itu! apa yang kau tahu tentang hubungan Tuan Ayhner dan juga Nyonya Shelia? Mereka adalah pasangan yang saling mencintai. Mereka saling mengisi dan mereka tidak membutuhkan orang lain untuk sekedar menyenangkan hati mereka!" ucap Bibi Elly tegas.

"Bibi memang sudah lama ikut keluarga Hamilton. Tapi, bukan berarti Bibi Elly tahu segalanya. Termasuk dengan bagaimana hubungan antara Tuan Ayhner dan Nyonya Shelia." Valeri sedikit mendekat pada Bibi Elly. Membuat Elly memasang tatapan hati-hati. Valeri kemudian berkata setengah berbisik.

"Apa Bibi tahu jika Nyonya Shelia telah melakukan sesuatu yang membuat Tuan Ayhner begitu kecewa? hanya saja Tuan Ayhner tidak akan pernah mau membuka hal tersebut atau menceritakan hal tersebut pada orang lain," ucap Valeri sedikit berhati-hati.

Bagaimana pun, Bibi Elly adalah orang kepercayaan Ayhner. Dia tidak mau terlalu menekan Bibi Elly untuk percaya padanya. Karena jika Valerie melakukan hal itu, bisa-bisa bukan kepercayaan yang dia dapat tapi justru kebencian Bibi Elly juga Ayhner.

Karena valerine telah dengan sengaja membocorkan rahasia besar Shelia yang seharusnya hanya diketahui Valerie dan juga Ayhner.

"Kebohongan apa maksudku? Shelia gadis yang baik. Shelia bukanlah gadis seperti itu. Jadi, jangan mengada-ada!" sentak Bibi Elly tajam.

"Oke baiklah, aku mengerti," ucap Valeri tak ingin berdebat.

"Jika kau memang ditugaskan sebagai pengasuh Shelia, maka kerjakanlah tugasmu dengan baik. Hindari semua hal yang bersinggungan langsung dengan Ayhner. Aku tidak akan pernah mentoleransi hal sekecil apapun yang berhubungan dengan kelakuanmu yang sekiranya tak pantas." Bibi Elly menjeda kalimatnya.

"Apa pun yang kau ketahui maka cukup diam. Jangan pernah membicarakan hal tersebut dengan orang lain. Dan sekali lagi, jika kau berani mengusik rumah tangga Ayhner, kau akan sama saja seperti wanita murahan yang sedang menggoda suami orang," ucap Bibi Elly mengultimatum.

"Kau tahu, selama ini Shelia sudah sekuat tenaga membela Sebastian. Shelia adalah satu-satunya orang yang membuat ayahmu tetap aman di penjara. Dia melindungi ayahmu dari kekejaman Ayhner. Karena dia tahu jasanya kepada keluarga ini juga tetap besar, meskipun Sebastian ternyata menghianati keluarga Hamilton."

"Benarkah?" ucap Valeri bergetar. "Apakah Nyonya Shelia sebaik itu?" tanya Valeri sedikit ragu.

"Bersikap baiklah kepada Nyonya Shelia. Karena jika bukan karena dia, Sebastian mungkin sudah menjadi bangkai." Valerie tertegun sejenak. Valeri ragu pada ucapan Bibi Elly, tapi sejak awal Shelia memang begitu sopan kepada Sebastian. Shelia justru terbilang dekat dengan Sebastian, dan Valeri masih ingat semua itu.

Shelia tidak pernah menampakan sikap jahat kepada Sebastian. Bahkan, interaksi Sebastian dan Shelia sangat dekat seperti ayah dan anak. Valeri menjadi berpikir dua kali jika Valeri ingin bersikap jahat pada Shelia.

"Maafkan aku, bibir, lain kali aku akan lebih berhati-hati. Jangan katakan hal tadi pada Nyonya Shelia. Karena aku takut dia akan salah paham." Valeri mengatupkan kedua tangannya memohon.

"Aku hanya ingin bekerja di sini, demi keselamatan papaku saja. Tidak lebih," lanjut Valeri bersungguh-sungguh. Karena baginya, mencari bukti untuk membebaskan ayahnya adalah yang paling utama.

"Bagus! Anak yang baik. Kerjakan semua sesuai tugasmu dan aku tidak akan pernah mengganggumu. Sekarang bersihkan badanmu dan kembali ke kamar," ucap Bibi Elly lembut tak seperti biasa. Membuat Valeri sedikit aneh dengan perubahan sikap Bibi Elly.

"Bersikaplah seperti kita tidak pernah berbicara." Valerie mengangguk perlahan.

"Terimakasih, Bibi, aku akan beristirahat dulu." ucap Valeri kemudian berlalu dari hadapan Elly.

Sedikit senyum licik tersungging dari bibir Bibi Elly. Ada siratan kepuasan yang terlihat dari wajah Elly.

"Aku tahu apa kelemahanmu. Hanya dengan mendengar sesuatu tentang ayahmu saja, kau pasti sudah akan lemah. Maka, jangan salahkan aku jika aku sedikit berbohong," gumam Elly hampir tak terdengar. Elly kemudian berbalik dan ternyata disana sudah ada Shelia yang menunggunya di balik pintu yang sedikit jauh dari tempatnya berdiri.

"Bagaimana, Bibi? Apa kau sudah membuatnya percaya? tanya Shelia khawatir.

"Tenang saja aku tahu kelemahannya. Dia hanya akan lemah pada sesuatu yang berhubungan dengan Sebastian. Maka aku berfikir untuk mengatakan bahwa kau adalah orang yang selalu menyelamatkan Sebastian dari kemarahan Ayhner. Aku yakin, besok pagi pandangannya terhadapmu, pasti akan berbeda. Dia pasti akan lebih hormat kepadamu," ucap Elly panjang lebar.

"Dasar anak kurang ajar berani-beraninya dia menggoda Ayhner. Maka jangan salahkan aku jika aku akan membuatnya seperti di neraka. Dengan segala kelemahannya, dia harus merasakan bagaimana diinjak-injak. Aku berjanji untuk itu," gumam Shelia geram.

"Kau benar, jika kau ingin mengalahkan dia, jangan kau kalahkan dengan kekerasan. Sebab, dia adalah perempuan yang arogan. Kalahkan dia dengan semua kelemahannya maka dia akan tunduk padamu." Bibi Elly mengusap puncak kepala Shelia dengan penuh kasih.

"Terimakasih, Bibi. Aku tidak bisa berbuat apapun tanpa campur tanganmu. Besok pagi aku akan membuat kejutan untuk Valerie. Lihat saja, apakah dia masih mampu bertahan di rumah besar ini? aku akan membuat dia tidak nyaman tinggal di sini, tetapi dia juga tidak bisa meninggalkan tempat ini!"