Ayhner berhenti saat terdengar suara yang menginterupsinya. Dan tentu saja itu adalah suara dari pemilik rumah, Axton Delano. Sedikit senyum Valeri terbesit saat melihat kedatangan Axton.
Tatapan Axton dan Valeri bertemu. Mata Valeri berbinar seolah berkata 'selamatkan aku'. Valeri seketika mencoba berlari ke arah Axton. Namun secepat itu pula Ayhner mengeratkan genggamannya dan kembali menarik Valeri di sisinya. Dan sialnya, Valeri lupa dengan apa yang dikenakannya. Valeri tak menyadari jika dirinya sudah mengacaukan pikiran semua orang. Termasuk lima orang penjaga yang berbaris di belakang Axton.
"Valeri, kemana bajumu?" tanya Axton ragu. Sedetik kemudian Valeri menyadari ketledorannya. Valeri lalu bergeser tepat ke belakang tubuh Ayhner. Mencoba bersembunyi di sana. Valeri lantas merutuki dirinya sendiri karena kecerobohannya tersebut.
Dengan santai Ayhner melepas coat-nya dan memasangkannya ke tubuh Valeri. Valeri hanya mampu tertunduk malu saat itu juga.
"Aku akan membawanya pulang bersamaku," jelas Ayhner menatap datar pada Axton.
"Tapi ku rasa, Valeri tak ingin ikut denganmu, Ayhner. Lagi pula, bagaimana nanti kau jelaskan pada Shelia jika kau membawanya pulang?"
"Itu bukan urusan mu! Valeri urusanku dan Shelia juga sudah bukan menjadi urusan. Lupakan masa lalu kalian yang terlalu rumit. Tidak perlu mengurusi keduanya. Cukup aku yang akan mengurus semuanya. Apa kau paham!" ucap Ayhner angkuh.
Axton terkekeh mendengar semua ucapan Ayhner yang terdengar egois itu. "Kenapa kau jadi manusia serakah? Kau tidak pernah memberi kesempatan pada orang lain untuk memiliki sesuatu yang sangat ia inginkan. Kau selalu merebut apa yang orang lain punya. Karena kau selalu tidak bisa melihat orang lain lebih hebat di atasmu. Kau selalu ingin hanya kau yang terlihat oleh dunia. Kau tidak akan pernah terima jika ada orang yang lebih hebat darimu. Tapi kita lihat saja, suatu hari nanti kau tidak akan punya apa-apa dan kau tidak akan lagi dilihat oleh dunia. Bahkan Shelia maupun Valeri pun, tidak akan ada yang berada di dekat mu."
"Dan aku akan sangat senang jika orang yang menggantikanmu itu adalah aku, bukan kau." Ayhner mengepalkan tangannya keras dan Valerie melihat semua itu. Valerie jadi berpikir apakah mereka memang sudah bermusuhan sejak lama? Tapi Valerie tidak ingin ambil pusing dengan urusan kedua pria ini. Baginya, yang terpenting adalah, dirinya bebas dari hutang dan bisa hidup normal kembali. Menikmati masa muda yang menyenangkan dan berkumpul kembali dengan papanya. Hanya itu yang Valeri inginkan. Dan Valeri percaya jika hanya Axton Delano yang bisa mewujudkan impiannya tersebut.
"Tidak usah bermimpi terlalu tinggi. Kau tidak akan pernah bisa melebihiku. Apa pun yang akan kau lakukan hanya akan sia-sia. Jadi tetaplah diam di tempatmu dan lihat bagaimana aku selalu berhasil mengalahkan untuk," ucap Ayhner datar. Tatapannya masih meremehkan Axton.
"Tentu saja, setiap hal hebat itu berawal dari mimpi, dan aku selalu bermimpi untuk bisa mendapatkan apa yang aku inginkan. Kau sudah merebut Shelia dariku, dan untuk saat ini aku tidak akan membiarkan kau merebut Valeri." Axton menjeda kalimatnya.
"Untuk saat ini, silakan kau bawa dia pulang. Karena entah kapan aku pasti akan mengambilnya kembali hanya untukku bukan untukmu." Setelah mengatakan itu Axton berlalu dari hadapan inner dan berhenti tepat di sebelah Valerie. Valeri terlihat enggan meninggalkan rumah Axton. Dan Axton senang melihat raut kesal Valeri ketika harus kembali ke penjara Ayhner.
"Kau ikut lah dengannya suatu hari nanti aku pasti akan menjemputmu, juga papamu. Kau bisa memegang janjian." Axton mengecup pipi Valeri yang membuat wanita itu merona. Tentu saja Ayhner sekuat tenaga menahan amarahnya.
Kini Axton benar-benar sudah pergi meninggalkan Ayhner dan Valerie. Valerie hanya bisa memandang tubuh Axton yang sudah menghilang di balik pintu besar rumah megah tersebut.
"Jadi, bagaimana keputusanmu?" tanya Ayhner pada Valerie. Valeri hanya bisa menghela nafas lelah.
"Jika kau tanya keputusanku, maka aku lebih baik pergi darimu. Sampai kapanpun aku tidak akan sudi tinggal di rumahmu. Karena bagiku, pencipta segala kegelapan di duniaku adalah kau dan juga keluargamu. Kau pikir siapa orang yang bisa hidup dengan seseorang yang sudah menghancurkan hidupnya seperti kau menghancurkan hidupku? Aku rasa tidak akan ada yang sudi." Valeri mengeratkan giginya. Tatapannya penuh kebencian dan amarah yang luar biasa.
"Kau terlalu banyak bicara. Jika kau tidak ingin ikut denganku, maka mudah saja. Akan kubuat ayahmu tersiksa dipenjara akan aku buat dia menangis darah sampai kau tidak pernah bisa menolak ku lagi. Jadi pikirkan baik-baik jika kau ingin lari dariku atau kabur lagi bersama pria sialan itu. Kau yang tentukan sendiri nasib Sebastian. Jika kau memilih ikut Axton maka ikutilah. Dan mari kita tunggu bagaimana kabar Sebastian yang akan perlahan membusuk di penjara." Valeri semakin mengeratkan rahangnya.
"Aku bersumpah akan membuatmu sengsara apapun caranya. Kau sudah tidak adil dengan papaku. Dia tidak bersalah ada orang di balik semua itu. Tapi kau seolah tidak pernah mau mengerti!" ucap Valerie geram. Matanya kian memanas tapi Valeri berusaha menahannya.
"Terserah apa kataku. Kau hanya punya satu pilihan yaitu ikut denganku atau papamu akan membusuk dipenjara," ancam Ayhner sekali lagi.
"Ternyata benar kata Axton, Kau adalah satu-satunya orang serakah yang aku temui dan kau adalah satu-satunya pria egois yang ada di dunia ini. Aku jadi ragu, kenapa Shelia bisa tahan dekat denganmu. Sementara kau adalah pria yang sangat dingin dan Egois. Apa karena kau punya harta? Aku berani bertaruh, dia tidak pernah mencintaimu. Dia hanya memanfaatkan hartamu!" ucap Valeri semakin berani memprovokasi.
Dengan cepat Ayhner mencengkram rahang Valerie. "Sudah berapa kali kukatakan Jangan pernah membahas soal Shelia lagi!"
"Kenapa?" tanya Valerie menantang. "Apa kau sangat menyukai istrimu? ataukah kau hanya tidak ingin masalah pribadimu terusik? Kau tidak bisa menerima jika kau diabaikan bukan?Bagiku, kau bukan apa-apa tanpa nama Hamilton di belakang namamu! Sungguh sangat memalukan!"
"Diam dan ikut denganku atau kau akan menyesal. Jangan pernah banyak bicara karena hanya akan sia-sia cepat atau lambat aku pasti akan menagih hutang papamu. Dan dengan apakah kau harus membayar, itu adalah aku yang menentukan!" Ayhner menghempas rahang Valeri hingga terpalingkan.
"suka atau tidak suka, kau sekarang menjadi jaminan dari hutang Sebastian. Ingat statusmu, kau hanyalah gadis penebus hutang dan statusmu tidak akan melebihi itu!"
"Mulai besok, kau bekerja denganku. Kemana pun aku pergi, kau hanya akan mengikutiku." Valeri menatap tajam Ayhner tanpa bisa berkata apa pun. Setidaknya untuk saat ini, Valeri harus bersabar menunggu Axton menepati janjinya.
"Kau bekerja denganku, tanpa bayaran!"