Chereads / Tuan Shawn / Chapter 30 - Chapter 30

Chapter 30 - Chapter 30

Satu minggu yang lalu Guzel sudah di perbolehkan pulang oleh Mike karena keadaannya sudah membaik dan selama itu juga Guzel tidak bertemu dengan Shaw bahkan saat keluar dari rumah sakit saja justru Austin dan Marvel yang menjemput nya. Dimana Shawn? dalam benak Guzel.

Guzel juga sudah kembali bekerja dan baru saja dia selesai menemani Laurent meeting dengan klien mereka dari Jenewa.

" Guzel tolong kau selesaikan laporan keuangan nya karena aku harus memberikan nya pada direktur utama " ujar Laurent sebelum dia masuk kedalam ruangan nya.

" baik, Laurent " sahut Guzel dengan mengangguk

Guzel menghela nafas panjang meraih ponselnya yang terletak di atas meja berharap mendapatkan pesan ataupun telepon dari Shawn, karena sudah satu minggu ini Guzel tidak bertemu dengannya lelaki itu juga tidak menghubungi nya bahkan terkadang, Guzel sengaja tidak tidur demi menunggu kedatangan Shawn tapi hasilnya? Nol besar!

" kau dimana Shawn, aku merindukan mu " batin Guzel tapi sedetik kemudian dia menggeleng, Guzel sadar dia tidak berhak merindukan lelaki itu dan demi menjaga kewarasan otaknya Guzel kembali fokus pada pekerjaan nya.

Setelah menyelesaikan semua pekerjaan nya dan memberikan apa yang diperintahkan oleh Laurent, Guzel membereskan meja kerjanya sebelum bergegas pulang, melihat mejanya sudah rapih dengan langkah gontai Guzel keluar dari gedung bertingkat tinggi.

Guzel mengehentikan langkah nya melihat secara seksama seseorang di seberang sana yang sedang berdiri dengan santai bersandar di depan pintu mobilnya, kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana.

" apa ini mimpi? " gumam Guzel

" tidak!!! aku pasti hanya salah lihat " Guzel memejamkan matanya

" tenang Guzel itu hanya halusinasi mu saja!!! " lalu dengan ragu-ragu Guzel sedikit membuka matanya kembali melihat kearah seberang sana

" oh Tuhan!!!! ada apa dengan penglihatan ku " gerutu Guzel yang semakin kesal

" apa karena aku terlalu merindukan gunung es itu sehingga aku melihat bayangannya di seberang sana " Guzel mendengus memalingkan wajahnya tidak ingin melihat kearah seberang sana lagi.

" KENAPA MASIH BERDIRI DISINI "

DEGH!!!

" Demi dewa Yunani, suara itu benar-benar mirip dengan suara Shawn " ujar Guzel yang masih enggan menoleh

" GUZEL!!! " Guzel tersentak ketika suara tegas itu benar-benar begitu dekat dengan telinganya.

Dengan sedikit ragu perlahan Guzel menoleh kebelakang dan yang pertama dia lihat adalah kedua manik mata seseorang yang sangat dia rindukan.

" Shawn!!!! " Shawn menutup kedua telinganya karena suara lantang Guzel seakan memecah kan gendang telinganya.

Entah sejak kapan Lelaki itu sudah berdiri dibelakang nya menatap nya tanpa ekspresi apapun.

" ini benar kau? " tanya Guzel yang masih tidak percaya

" menurut mu? " Shawn mengangkat sebelah alis nya menatap Guzel datar

" astaga Shawn!!!! kemana saja kau? kenapa tidak pernah menghubungi ku? kau pergi tanpa memberikan kabar!! kau meninggalkanku di rumah sakit sendirian!! bahkan kau juga tidak pulang ke mansion!! kau seperti di telan bumi!! " cecar Guzel tanpa jeda Shawn masih menatapnya datar sama sekali tidak ingin menanggapi semua apa yang dikatakan oleh Guzel

" apa kau tidak tahu bahwa aku sangat merindukan mu!! " sedetik kemudian Guzel menyesali kalimatnya terakhir yang dia ucapkan.

" mati saja kau Guzel!! " batin Guzel mengutuk dirinya sendiri

" ulangi lagi " pinta Shawn

" a-apa? " Guzel tidak bisa menyembunyikan rasa gugup

" yang kau katakan terakhir kali "

" ah i-itu aku hanya salah bicara " Guzel tersenyum kecut menyembunyikan rona merah di wajah nya

" ayo pulang " Shawn berjalan mendahului Guzel yang masih berdiri ditempatnya

" kau selamat Guzel, karena gunung es itu tidak memaksamu mengulangi lagi kalimat bodoh mu itu!! " Guzel menghela nafas lega

TIIIIINNNNNNNNN

Guzel tersentak karena suara klakson mobil Shawn mengagetkan dirinya, dia menatap Shawn sengit yang sudah duduk di bagian kemudi.

" YA!!!!!! " pekik Guzel kesal karena Shawn kembali menyalakan klakson mobilnya dengan menghentak kaki Guzel berjalan dan langsung masuk kedalam mobil.

Selama perjalanan tidak ada yang mengeluarkan suara, Shawn fokus pada roda kemudi dan jalan raya didepan sana sedangkan Guzel sedikit-sedikit mencuri pandang pada lelaki yang sudah memporak porandakan hatinya itu tapi terlalu naif jika ingin hanya berbasa-basi tapi bukan Guzel namanya jika harus diam saja.

" Shawn... "

" ya... " sahut Shawn dengan cepat

" maaf " lirih gadis itu

" untuk? " tanya Shawn tanpa harus menoleh

" kejadian minggu lalu "

" bukan salah mu "

" tapia aku sudah membuat mu malu "

" sudah ku katakan itu bukan salah mu "

Guzel kembali diam mengalihkan pandangan nya keluar jendela memandang hingar bingar kita Sidney di malam hari.

" kemana saja kau selama ini? " gumam Guzel namun bisa di dengar jelas oleh Shawn

" Canberra " jawab lelaki itu singkat dan tanpa menoleh

" kenapa kau tidak memberitahuku? bahkan tidak menghubungi ku? " batin Guzel, dia hanya bisa menghela nafas lelah lalu menyandarkan kepalanya.

********

PRANGGGGGGGGG

Bianca dan Aurora tersentak ketika Ibram membanting vas kaca hingga pecah dan berserakan dilantai, Yulian dan Dominic yang duduk di sofa diam tidak berkutik melihat lelaki tua itu menatap marah kearah mereka.

" apa kalian sudah paus??? " bentak Ibram pada menantu dan juga cucunya yang menunduk ketakutan

" apa kalian sudah lihat hasil dari perbuatan kalian Hah!!!!!! " suara Ibram menggelegar sampai kesetiap sudut ruangan mansion.

" begitu lancang kalian manghina Guzel di depan umum!!!! " mata tua Ibram itu begitu nyalang menatap kedua wanita berbeda generasi itu.

" maafkan kami Dad " ujar Bianca takut-takut

" apa maafmu bisa mengembalikan saham yang sudah Shawn tarik dari perusahaan??? dan apa dengan maafmu bisa mengembalikan semua aset penting perusahaan?? " tanya Ibram dengan penuh penekanan

" itu semua karena Guzel, kakek! " sahut Aurora dengan beraninya " Guzel pasti sudah menghasut Tuan Shawn untuk menjatuhkan kita " sambungnya

" itu tidak mungkin "

" kenapa tidak mungkin, Ibram? " Yulian yang sedari tadi diam kini membuka suara

" aku juga setuju dengan apa yang dikatakan Aurora bisa saja gadis sialan itu menghasut Shawn untuk menghancurkan perusahaan kita karena kini dia tinggal bersamanya " sambung wanita yang menolak tua itu, karena lihat saja dari penampilannya meskipun sudah terlihat keriput tapi dia tetap berdandan dengan make up tebal serta selalu memakai pakaian glamor mengalahkan para remaja di luaran sana.

" Guzel tidak mungkin melakukan hal sekeji itu " batin Ibram

Bianca tersenyum penuh kemenangan karena ibu mertua nya berpihak pada mereka tanpa harus repot-repot menghasutnya.

" gadis kecil itu sama saja dengan ibunya, sama-sama jalang murahan yang tidak tahu malu dan tidak tahu diri!! " Yulian menatap tajam suaminya

" mereka rela menjual tubuh pada lelaki kaya raya demi mendapatkan harta kekayaan " lanjutnya dengan mata yang berkobar penuh dendam.

" DIAM Yulian!!! " bentak Ibram dengan keras pada istrinya

" TIDAK!!!!! aku tidak akan pernah diam!! aku sudah kehilangan putra kesayangan ku karena kedua wanita jalang itu!!!!! " sahut Yulian yang tidak kalah keras nya menahan airmata agar tidak jatuh

" mereka sudah merenggut kebahagiaan ku dan rasa kepercayaan ku pada orang yang aku kasihi!!! "

Ibram menatap nanar istri nya yang berlalu pergi menaiki tangga menuju kamar mereka, begitupun dengan Dominic.

" aku tidak mau tahu Dom!! kau harus membereskan semua kekacauan yang sudah dibuat oleh anak dan istrimu jika tidak..... " Ibram menatap anak, cucu dan menantunya bergantian

" jika tidak, aku akan mengusir kalian dari mansion ini dan mencoret nama kalian dari ahli waris ku " ancam Ibram sebelum dia beranjak pergi meninggalkan mereka bertiga.