Chereads / Tuan Shawn / Chapter 6 - Chapter 6

Chapter 6 - Chapter 6

Shawn mendapatkan kabar dari orang suruhannya, bahwa keluarga George datang kerumah sakit menemui Angel, meminta Angel menanda tangani surat kuasa harta peninggalan George untuk Guzel

" dasar manusia serakah " Shawn meremas berkas laporan yang diberikan oleh asisten pribadi nya yang bernama Jerry

" lalu dimana Guzel? "

" nona Guzel sudah kembali ke mansion Tuan "

" awasi terus pergerakan mereka, aku ingin lihat apa yang akan dilakukan lagi oleh Madam Yulian selagi mereka tidak melukai Angel dan Guzel aku akan tetap diam, namun jika mereka sudah bertindak jauh, maka aku sendiri yang akan menghabisi mereka semua " Shawn mengeram menahan amarahnya.

Jerry sedikit merinding mendengar apa yang dikatakan oleh Tuannya itu, dia tahu benar jika Shawn tidak akan melepaskan mereka dengan mudah yang menyakiti orang-orang terdekatnya, bahkan Tuan nya itu tidak segan jika harus mengotori tangannya dengan darah.

Shawn beranjak dari duduknya kemudian menghubungi seseorang agar mengurus keberangkatan nya ke Italia, setelah itu dia melangkah kan kaki keluar dari ruangan diikuti oleh beberapa pengawal di belakang nya.

-------------

Guzel duduk termenung di balkon kamarnya, menatap langit gelap yang bertabur bintang dia berharap semua ini hanyalah mimpi tetapi apalah daya inilah yang memang sudah terjadi, airmata nya menetes tanpa permisi dadanya terasa sesak menahan semua hinaan caci maki dari keluarga ayah nya selama ini.

Di mansion yang besar ini Guzel merasa sangat kesepian, meskipun terdapat banyak pelayan yang berlalu lalang namun tak ada satupun dari mereka mau bicara pada Guzel, bukan karena mereka membenci atau tidak menyukai Guzel melainkan mereka tidak ada keberanian untuk dekat dengan tamu Tuan mereka.

" tunggu " Guzel menarik salah satu seorang pelayan yang baru saja selesai menyiapkan makan malam untuk dirinya.

" ada yang bisa aku bantu nona? "

" siapa namamu? " tanya Guzel dengan ramah pada pelayan itu

" Maretha, nona " pelayan yang bernama Maretha itu masih menunduk

" kenapa kau terus menunduk, aku berada di hadapanmu bukan di bawah kaki mu " gurau Guzel

" maaf kan saya nona " dengan sedikit takut-takut Maretha pun memandang wajah Guzel.

Guzel tersenyum manis pada Maretha " jangan terlalu segan padaku, karena aku bukan orang penting di mansion ini "

" sekali lagi maafkan aku nona, tapi kau adalah tamu Tuan kami, dan kami memiliki kewajiban untuk bertindak patuh apa lagi segan padamu "

Lagi-lagi Guzel hanya tersenyum mendengar penuturan dari Maretha.

" apa kau yang sudah menyiapkan makan malam sebanyak ini? "

" iya nona, saya di perintahkan oleh Tuan Shawn untuk melayanimu dengan baik "

" baiklah kalau begitu, ayo duduk bersamaku dan temani aku makan malam " ajak Guzel tanpa sedikitpun ragu

kedua bola mata Maretha membulat, dia sangat terkejut mendengar ajakan dari Guzel. Karena selama dia bekerja di mansion itu tidak pernah sedikitpun berpikir bahkan berniat untuk duduk di kursi makan yang terbilang sangat mewah ini.

" kenapa kau diam? ayo... lagi pula aku tidak mungkin menghabiskan semua makanan ini seorang diri "

" tap-tapi nona " Maretha hendak menolak namun Guzel sudah lebih dulu menarik tangan nya dan mendorong Martha untuk duduk tepat di samping nya.

Guzel mulai membalikkan piring nya dan menaruh sedikit menu makanan di piringnya, melihat Maretha yang masih berdiam diri, Guzel berinisiatif membalik piring yang ada di hadapan pelayan itu lalu menaruh beberapa menu makanan sama seperti dirinya.

" nona apa yang kau lakukan " Maretha terkejut dengan perlakuan Guzel

" aku sudah mengatakan, bahwa aku ingin kau menemaniku makan malam bukan hanya untuk melayani ku saja " Guzel tersenyum manis pada Maretha, sontak itu membuat Maretha menjadi kagum pada diri Guzel yang baik dan juga rendah hati.

Saat Guzel dan Maretha sedang menikmati makan malam mereka tiba-tiba Arrabela muncul dan langsung mendorong tubuh Maretha hingga dia terjengkang, sontak itu juga membuat Guzel marah bukan main.

" berani-beraninya kau menduduki kursi ini " wajah Arrabella merah padam, dia saja tidak berani untuk duduk di kursi ini bagaimana Maretha yang hanya pelayanan biasa bisa bertindak sejauh ini

" hey apa yang kau lakukan, aku yang memintanya untuk duduk di kursi itu dan aku juga yang mengajak nya untuk makan bersama, apa masalahmu!!! " bentak Guzel dengan suara nyaring lalu membantu Maretha untuk berdiri

" seorang pelayan tidak berhak duduk di kursi Tuan nya, aku ingatkan padamu nona, kau hanya tamu di mansion ini jadi jangan bertindak sesuka mu " Arrabela menatap Guzel dengan jengkel

" dan aku juga ingatan kan padamu Arrabela kalau kau juga pelayan disini, hanya saja status mu lebih tinggi dari pada Maretha " Tak sedikitpun Guzel menunjukkan rasa takut pada Arrabela.

" aku sama sekali tidak melakukan kesalahan, aku hanya memintanya menemani ku makan malam bersama, dan jika kau tidak mengizinkan Maretha untuk duduk bersama ku disini, maka aku juga tidak akan duduk disini dan aku juga akan mengatakan itu semua pada Tuanmu " ancam Guzel kemudian berlalu pergi sambil menarik tangan Maretha.

" maafkan aku nona " Maretha merasa bersalah dengan apa yang telah terjadi matanya sudah berkaca-kaca

" kau tidak perlu meminta maaf karena ini bukan salah mu " Lagi-lagi Guzel tersenyum

Maretha membawa Guzel ke ruang makan khusus untuk para pekerja dan pelayan di mansion beberapa orang terkejut saat melihat Guzel yang datang bersama Maretha.

Semua pelayan dan pekerja langsung menghentikan aktivitas makan mereka dan langsung berdiri memberikan hormat pada Guzel, dan salah satu di antara mereka adalah Austin juga Marvel.

" ada apa nona datang kemari? " Marvel mewakili para rekanan nya.

" boleh kah aku makan bersama kalian? " Guzel sama sekali tidak merasa ragu

Mereka semua yang ada disana saling melempar pandangan dengan penuh tanya.

" tapi Nona kami tidak pantas makan bersamamu karena kau adalah tamu Tuan kami " kini Austin yang mengeluarkan suara.

" apanya yang tidak pantas, kita sama-sama manusia yang harus saling menghormati, anggaplah bahwa aku juga bagian dari kalian, aku bukan siapa-siapa di mansion ini "

" tapi Nona- "

" baiklah jika kalian tidak mengizinkan ku untuk ikut makan bersama kalian, aku akan kembali kekamar ku saja dan tidur dengan perut kelaparan "

Baru saja Guzel hendak melangkah pergi seorang wanita paruh baya menahan pergelangan tangan nya, dia adalah Maria di antara mereka dialah yang paling tua.

" kau boleh ikut makan bersama kami Nona "

Guzel tersenyum senang dia tadi hanya pura-pura merajuk, tanpa mengurangi rasa hormat Austin mengambilkan kursi untuk Guzel dan mereka pun makan malam bersama.

~~~~~~~

Shawn baru saja tiba di mansion, dan langsung disambut baik oleh Arrabela namun tidak di hiraukan oleh Shawn, laki-laki itu langsung menaiki tangga menuju lantai tiga.

Arrabela meminta beberapa pelayan untuk menata ulang meja makan karena dia yakin, bahwa Shawn akan turun dan makan malam. Benar saja, setelah membersihkan diri dan memakai pakaian santai, Shawn turun dan langsung menuju ruang makan.

" Dimana Guzel " batinnya, karena sedari tadi lelaki itu tidak melihat keberadaan Guzel, biasanya gadis nakal itu selalu berkeliaran mengitari setiap sudut mansion

Suara gelak tawa dari belakang dapur itu berhasil mencuri perhatian Shawn, belum sempat dia menikmati makan malamnya Shawn langsung kearah sumber suara diikuti oleh Arrabela di belakangnya dengan harap-harap cemas.

Nampak Guzel sedang bersenda gurau bersama para pelayan dan pekerja nya, Guzel dengan tingkah lucunya terus membuat mereka semua tertawa bahkan tak segan-segan Guzel memeluk Maretha dan Maria secara bergantian saat dirinya di goda oleh pelayan lainnya dan itu tak luput dari pandangan Shawn, entah mengapa pemandangan itu membuat hati Shawn menghangat.

" Ehemmmmmmm "

Mendengar teguran itu, sontak membuat mereka diam, Marvel dan Austin langsung berdiri tegap di iringi oleh beberapa pelayan lainnya, mereka pun memberikan hormat pada Tuannya, kecuali Guzel yang masih duduk dengan santai, dirinya seakan tidak melihat kehadiran Shawn dan Arrabela disana.

" sedang apa kau disini? " suara bariton itu membuat mereka tegang kecuali Guzel yang seakan tidak perduli

" ada apa? apa kau juga akan melarang ku bergaul dengan para pelayan dan pekerja mu? " bukannya menjawab Guzel justru mencecar Shawn dengan pertanyaan.

" maafkan kami Tuan " Maria mewakili mereka semua

" Maria untuk apa kau meminta maaf, kau tidak melakukan kesalahan " Ujar Guzel yang tidak terima Maria meminta maaf

" Tuan, aku sudah mengatakan dan menjelaskan pada nona Guzel tapi dia tidak mengindahkan ucapan ku " Arrabela langsung memotong perkataan Guzel

" mengatakan apa? mengatakan bahwa kau melarang Maretha untuk makan bersama ku? kau mengatakan bahwa aku jangan bertindak semauku karena aku hanya tamu di sini? dan mengatakan bahwa seorang pelayan tidak berhak duduk di kursi di samping Tuan nya? " Guzel tersenyum sinis ke arah Arrabela.

Shawn menatap dingin kearah Arrabela hingga membuat wanita itu tertunduk ketakutan. Tanpa aba-aba Shawn menarik tangan Guzel tepat di hadapan semua orang dan tanpa mengeluarkan kata-kata Shawn membawa Guzel berlalu pergi, masih sempat-sempatnya Guzel mengacungkan ibu jarinya pada Maria dan yang lainnya sembari tersenyum manis lalu beralih memandang Arrabela dengan tatapan sinis.

" katakan padaku apa yang terjadi? "

Shawn membawa Guzel keruang kerjanya, lelaki itu berdiri dengan santai sambil menyilang kan kedua tangan nya di depan da** bidangnya

" kepala pelayan mu itu sangat menyebalkan!!!! dia melarang ku untuk mengajak Maretha makan bersama di ruang makan!!!!! dan dia bertindak seakan dia adalah nyonya di mansion ini!!! " gerutu Guzel

" aku sadar bahwa aku hanya tamu yang menumpang di mansion ini, tapi sayang saja jika makanan sebanyak itu tidak di habiskan jadi aku mengajak Maretha untuk makan bersama ku, tapi Arrabela si nenek sihir itu tiba-tiba datang dan langsung bertindak kasar pada Maretha!!!!! " wajah Guzel justru terlihat sangat lucu saat sedang kesal.

" di mansion yang besar ini, aku sangat merasa kesepian, Arrabela selalu saja melarang ku untuk bergaul bersama mereka sedang kan aku sangat merasa nyaman bersama mereka.... bahkan aku merasa kalau aku memiliki keluarga " Guzel menatap Shawn dengan sedikit memohon, bulu mata lentik nya berkedip indah

" lagian menurutku yang lebih pantas menjadi kepala pelayan di mansion ini adalah Maria bukan nenek sihir itu " dengus Guzel dengan keras sedang Shawn masih diam menyimak keluh kesah gadis nakal ini.

" lakukan sesuka mu asal kau bahagia, tapi kau juga harus ingat peraturan yang sudah aku buat untuk mu!!!! ini hanya masalah kecil "