Sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Shawn, Guzel harus segera membereskan semua barang-barang berharga milik nya, karena mau tidak mau, suka tidak suka Guzel akan tetap tinggal bersama Shawn.
" Kenapa nasib ku harus seperti ini " lirih Guzel, membuat Juliet dan Christien diam terpaku.
" percaya lah, ibumu tidak mungkin menyulitkan hidup mu, dia pasti tau yang terbaik untuk dirimu " ujar Juliet.
" aku sangat merindukan masa-masa bersama Daddy " Guzel memegang bingkai foto sang ayah yang berukuran kecil, air matanya menetes tanpa permisi.
" tenang lah semua akan baik-baik saja " Christien mengusap pundak Guzel dengan lembut.
Guzel menyeret dua koper miliknya yang berukuran besar keluar dari rumah, yah..... rumah sederhana yang memiliki begitu banyak kenangan indah, saat Guzel bersama kedua orang tuanya. Dan kini dengan langkah kaki yang sangat berat, Guzel akan meninggalkan rumah itu.
Shawn bersandar dengan santai di depan pintu mobil, dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya, mengenakan stelan toxedo hitam pekat yang membalut tubuh tegapnya, tingkat ketampanan wajah Shawn benar-benar membuat kaum wanita selalu memujanya
" astaga, ini kah lelaki kejam yang dimaksud oleh Guzel? " bisik Christien
" apa Guzel sudah buta, lelaki setampan ini dia sebut monster " balas Juliet tak kalah berbisik
" Aku sudah siap Tuan " lirih Guzel dengan menunduk
" kita berangkat sekarang "
Dengan berani, Guzel menahan pergelangan tangan Shawn, saat lelaki itu hendak masuk ke dalam mobil. Shawn menatapnya dengan tajam membuat Guzel segera melepaskan tangan Shawn lalu menunduk.
" apa yang kau inginkan? " seakan Shawn tahu bahwa gadis itu menginginkan sesuatu.
" boleh kah, kedua sahabatku ikut bersama kita? aku mohon, mereka adalah sahabat ku " tatapan Guzel sangat memohon
" Hanya meraka!! tidak ada yang lain!! "
Guzel tersenyum dengan senang, begitupun dengan kedua sahabatnya " terimakasih Tuan "
" kalian berdua ikut Austin dan Marvel, mereka pengawal yang akan menjaga Guzel selama 24 jam " ujar Shawn pada Juliet dan Christien " Dan kau ikut bersama ku " tunjuk Shawn pada Guzel
" Terimakasih Paman " ujar Juliet dan Christien serentak membuat bola mata Shawn membulat, begitupun dengan Guzel sedangkan Austin dan Marvel menahan tawa mereka agar tidak meledak.
Dengan cepat Guzel menghampiri kedua teman sialannya itu
" apa kalian berdua ingin membuat Shawn membunuh ku!!!! jangan panggil dia paman!!!! panggil dia Tuan!!! " bisik Guzel dengan kesal pada kedua temannya.
" Paman? apa aku sudah setua itu " batin Shawn, namun Shawn tak menghiraukan ketiga gadis itu dirinya langsung masuk kedalam mobil.
" kalian berdua harus ingat jangan berbuat macam-macam!! " ancam Guzel sebelum dirinya masuk kedalam mobil karena Shawn sudah memanggil nya
Sepanjang perjalanan menuju kediaman Shawn, tak ada satu pun yang mengeluarkan suara. Guzel sibuk dengan ponselnya saling berkirim pesan dengan kedua temannya sedangkan Shawn sibuk dengan i-pad yang ada di tangan nya.
Message Group GJC
" pengawal mu sungguh tampan Guzel " ~ Jul
" benar sekali, aku bahkan sampai tidak berkedip melihat laki-laki yang bernama Marvel ini "~Cr
" ya ya ya lakukanlah sesuka hati kalian tapi ingat jangan sampai membuat Shawn mengeluarkan taringnya "~Gz
" Bagaimana dengan paman tampan mu itu Guzel, apa kau menyukai nya? "~Cr
" ya benar, dia sangat tampan Guzel, dan seperti nya dia juga sangat kaya raya "~Jul
" jangan bicara yang tidak-tidak, umurnya jauh lebih tua dariku, dan dia adalah sahabat Mommy, bagaimana mungkin aku menyukai nya dasar bodoh "~Gz
" cinta tidak memandang usia Guzel, entah mengapa aku begitu yakin bahwa kau dan dia akan saling mencintai suatu hari nanti dan tidak ingin saling meninggalkan "~Cr
" terserah apa katamu, yang jelas aku tidak mungkin menyukai laki-laki kejam dan seram ini, dia lebih cocok menjadi pamanku apa lagi dia juga seumuran dengan Mommy "~Gz
" mungkin umurnya memang jauh lebih tua darimu, tapi wajahnya mengalahkan para pemuda diluaran sana yang mengejar-ngejarmu Guzel!! "~Jul
GUZEL OFF
" dasar bodoh, tidak mungkin aku menyukai Shawn " batin Guzel.
Guzel melirik Shawn dengan ekor matanya, nampak Shawn memejamkan matanya. Seketika Guzel mematung, memperhatikan lelaki yang duduk di sebelahnya. Memang tidak dapat di pungkiri memandang nya dari arah mana saja Shawn memang begitu sangat tampan, bahkan dalam keadaan tidur sekalipun.
Yah tidur!!
Karena kedua mata indah lelaki itu kini sedang terpejam.
Guzel merasa jantungnya berdetak lebih cepat, tubuhnya seakan enggan bergerak, bahkan matanya terus saja ingin memandang wajah tampan itu.
" Ehem "
Guzel menjadi salah tingkah, dan langsung membuang pandangannya keluar jendela, saat menyadari Shawn membuka matanya.
" apa kita sudah sampai " suara dingin dan sedikit serak itu semakin membuat jantung Guzel berdetak tak karuan
" sebentar lagi tuan " ujar sang supir.
" hmmm " Shaun berpangku tangan, dirinya sama sekali tidak melirik ataupun menyapa Guzel.
Dua mobil mewah, memasuki halaman mansion yang begitu luas dengan pagar dan pintu gerbang yang menjulang tinggi. Guzel dan kedua temannya begitu terpanah dengan pemandangan yang mereka lihat sekarang.
Guzel mengikuti langkah Shawn dari belakang depan pintu utama beberapa para pelayan sudah berdiri menyambut kedatangan Tuan mereka.
" selamat datang Tuan "
Semua pelayan membungkuk kan tubuh mereka memberi hormat pada Shawn.
" Ya Tuhan, mansion ini seperti istana kerajaan " batin Guzel yang terus takjub pada setiap sudut halaman mansion.
Taman yang luas dengan dihiasi berbagai macam tanaman bunga, dan kolam renang yang besar begitu sangat memanjakan mata Guzel dan kedua temannya.
" Guzel "
Merasa namanya dipanggil, Guzel langsung mendekati Shawn. Diantara para pelayan Shawn ada yang memandang Guzel dengan ramah ada juga yang memandang Guzel dengan tatapan tidak suka.
" Guzel, mereka semua adalah pelayan di mansion ini, jika kau membutuhkan sesuatu, kau bisa meminta bantuan mereka " Guzel tersenyum manis pada mereka semua.
" Guzel, perkenalkan dia Arrabela kepala pelayan disini " Guzel tersenyum manis pada Arrabela namun gadis itu hanya menatap nya datar
" selamat datang Nyonya " ujar salah satu dari pelayan
" jangan panggil aku nyonya, aku bukan nyonya kalian, aku hanya menumpang di rumah ini jadi kalian cukup memanggil namaku saja... " Guzel merasa tidak nyaman di panggil nyonya oleh para pelayan Shawn.
" kami tidak mungkin hanya memanggil namamu, karena kau tamu Tuan kami, kami akan memanggilmu dengan sebutan nona "
" baiklah terserah kalian saja "
Shawn meminta Arrabela untuk mengantarkan Guzel kekamar yang sudah di siapkan khusus untuk nya, dan dengan sangat terpaksa wanita itu menuruti perintah Tuannya. Arrabela membawa Guzel kelantai dua menuju kamarnya.
" ini kamarmu Nona " ujar Arrabella dengan ketus
" terimakasih Arrabela " Guzel masih bisa bersikap ramah pada Arrabella padahal sudah jelas-jelas Arrabella menunjukkan sikap ketidaksukaan nya berbeda dengan kedua temannya yang menatap Arrabella dengan tatapan sinis.
Arrabela langsung meninggalkan Guzel dan kedua temannya tanpa mengeluarkan satu katapun
" ada apa dengan wanita itu, dia sepertinya tidak menyukai kehadiran mu disini Guzel " ucap Juliet
" benar sekali, dari awal kita datang dia sudah menunjukkan ketidak nyamanan nya " sambung Christien.
" sudah lah biarkan saja, ayo bantu aku merapikan semua barang-barang ku " ajak Guzel.
Guzel kembali dibuat terpanah dengan desain dan interior kamar nya yang terlihat sangat menawan dengan nuansa Eropa klasik, dengan perabotan yang juga sangat mewah luas kamar ini bisa tiga kali lipat dari luas kamar lamanya, ranjang yang berukuran besar, dan balkon yang langsung menghadap ketaman depan.
" kau begitu beruntung Guzel bisa berada di istana ini " ujar Juliet yang masih terpanah dengan barang-barang mewah yang terpajang di kamar Guzel
" seperti nya feeling ku mengatakan bahwa kau tidak lama lagi akan menjadi Istri Tuan Shawn, Guzel " sambung Christien
" berhenti la berkhayal, dan segera bantu aku membereskan semua barang-barang ku!!!!! " ucap Guzel dengan kesal.
Makan malam sudah tertata dengan rapi di atas meja makan yang panjang, Guzel menuruni anak tangga dengan perlahan melihat beberapa para pelayan yang sedang merapikan meja makan untuk finishing.
" ayo kita makan, setelah itu kita bicara " Guzel terkejut dan hampir saja terjengkang dari tangga saat mendengar suara dingin itu tepat di telinga nya.
" kau selalu membuat ku terkejut Tuan, untung saja aku tidak memiliki riwayat penyakit jantung karena jika tidak, maka aku akan mati sia-sia karena ulahmu!!! " gerutu Guzel
Shawn tak menghiraukan kekesalan Guzel, dirinya justru mendahului Guzel menuju meja makan dan duduk di kursi nya.
" apa kau akan terus-menerus berdiri disana Guzel " ucap Shawn yang melihat Guzel masih berdiam diri di anak tangga.
" dasar laki-laki menyebalkan!!! " gerutu Guzel
" aku bisa mendengar apa yang kau katakan Guzel!!! cepat kemari dan makan lah, jika tidak kau tidak akan mendapatkan jatah makan malam!!!! " ancam Shawn tanpa perasaan dan itu semakin membuat Guzel kesal bukan main padanya.
Guzel dan Shawn pun menikmati makan malam mereka dengan hening, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang saling bersautan. Tanpa sepengetahuan Shawn gadis itu beberapa kali mencuri pandang kearah nya yang menikmati makanan dengan santai dan tenang.
" setelah ini temui aku di ruang kerjaku " Shawn yang sudah lebih dulu menyelesaikan makan malamnya langsung beranjak keruang kerjanya.
Guzel hanya mendengus kesal, mendengar ucapan Shawn, nafsu makannya tiba-tiba saja menghilang lelaki itu selalu bertindak semaunya
" apa dia sama sekali tidak bisa sedikit saja bersikap manis dan ramah padaku, wajahnya saja yang tampan tapi sangat kaku dan datar!! dasar lelaki menyebalkan!! " gerutu Guzel kemudian menenggak habis air putih nya hingga tandas