Dengan langkah kaki gontai, Guzel menyusuri koridor rumah sakit. Begitu banyak pertanyaan yang muncul di otak nya, belum lagi dengan permintaan sang ibu yang menyuruh nya untuk tinggal di rumah lelaki yang sama sekali tak dia kenal, berkali-kali dia menghela nafas panjang.
BUGH
" Hei!!! apa kau tidak memiliki mata Huh!!!!!! jalan dirumah sakit ini sangat lah lebar kenapa kau harus menabrak ku!!!! " geram Guzel
Seorang lelaki muda yang memakai sneli itu hanya diam terpaku mendengar setiap makian yang di lontarkan oleh Guzel.
" kenapa aku harus bertemu dengan lelaki menyebalkan seperti kalian!!!! "
Guzel berjalan dengan cepat menghentakkan kakinya, dia tidak memperdulikan banyak pasang mata yang kini menatap nya dengan tatapan aneh
" menyebalkan!!! beruntung dia tampan, kalau tidak, akan aku cakar-cakar wajah nya " sepanjang jalan Guzel terus menggerutu.
lelaki itu hanya tersenyum dan menggeleng kepala pada hal gadis itu lah yang menabraknya lebih dulu tadi, dia terus menatap gadis itu hingga menghilang di balik tembok. Baru saja hendak melangkah kan kaki, lelaki itu melihat saputangan yang terjatuh di lantai lalu memungut nya.
" apa ini milik gadis aneh tadi " batin nya.
Guzel mendudukkan dirinya di atas bangku kayu yang ada di taman depan rumah sakit, dia memilih menangis dan menumpahkan semua kesedihan nya di sana meratapi kisah pilu hidupnya, berawal dari kepergian sang ayah saat dirinya berumur 10 tahun, hinaan yang selalu dia dapat dari keluarga sang ayah, dan kini ibunya yang tengah di rawat karena penyakit kanker yang terus menggerogoti tubuhnya. Sebuah tangan kokoh, mengulurkan saputangan pada Guzel
" apa ini milikmu? " Guzel mendongakkan kepalanya
" dari mana kau mendapatkan saputangan milik ku, apa kamu memiliki ilmu magic??? " tuduh Guzel dengan tatapan sengit sembari mengusap air matanya kemudian menyambar saputangan dengan kasar yang memang benar miliknya.
Lelaki itu hanya terkekeh mendengar tuduhan untuk dirinya.
" aku tidak memiliki ilmu seperti yang kau tuduhkan itu, Nona "
Guzel menatap lelaki yang saat ini ada dihadapannya, jujur dia sedikit terpanah dengan ketampanan lelaki itu, namun dengan cepat dia tepis.
" lalu dari mana kau mendapatkan nya? "
" mungkin itu terjatuh di lantai, saat kita tidak sengaja bertabrakan tadi "
Guzel terdiam
" Matthew " lelaki bernama Matthew yang berprofesi sebagai dokter itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan
Belum sempat Guzel menerima uluran tangan dokter tampan itu, tiba-tiba tangan kokoh yang dingin langsung menyambarnya.
" AYO PERGI "
Guzel tersentak saat tangan nya di tarik paksa oleh seorang lelaki, suara bariton itu membuat Guzel bergedik takut, belum lagi raut wajah datar dan dingin yang ditunjukkan oleh lelaki yang saat ini menggenggam pergelangan tangan nya, dan anehnya Guzel sama sekali tidak memberontak.
" Shawn!!! " batin Guzel
" Maaf Tuan, bisa kah kau tidak bersikap kasar pada seorang gadis " seru Matthew yang tidak terima
" bukan urusan mu " mata Shawn berkilat tajam
Lelaki itu melangkah dengan cepat meninggalkan taman rumah sakit tak menghiraukan tatapan tidak terima Mathew atas ucapan nya, tak lupa juga dirinya membawa Guzel.
" hei Tuan, bisakah kau melepaskan tangan ku, aku bukan anak kecil!!! aku bisa berjalan sendiri tidak perlu kau menyeretku seperti ini " gerutu Guzel
Langkah kaki lelaki itu terhenti, lalu berbalik menghadap Guzel yang berdiri di belakangnya, dirinya pun melepaskan genggaman tangan nya pada pergelangan tangan Guzel. Lelaki itu berdiri dengan santai, dengan kedua tangan nya di masukkan kedalam saku celananya.
" malam ini kau masih bisa tidur di rumah peninggalan ayah mu, tapi besok segera kemasi semua barang-barang mu, karena setelah itu kau akan tinggal di mansion ku " Guzel menelan salivanya mendengar kalimat tegas dan tak ingin dibantah itu
" kau tidak perlu repot-repot Tuan, aku bisa menjaga diri ku sendiri, anggap saja perkataan Mommy hanya sebuah lelucon tidak perlu kau dengar kan " Guzel tersenyum manis pada lelaki dingin itu.
Shawn memandang tajam kearah Guzel, membuat gadis itu menunduk ketakutan.
" Aku tidak perduli, sebaiknya kau pulang sekarang dan besok kau tetap harus keluar dari rumah itu " Shawn meninggalkan Guzel yang masih berdiam diri di sana.
" kenapa aku harus bertemu dengan lelaki yang begitu menyeramkan seperti Shawn!!!!!! Dia bahkan bukan siapa-siapa, tapi kenapa dia harus mengatur hidup ku!!!!! " ingin sekali rasanya Guzel menjerit dan memaki-maki lelaki dingin seperti Shawn.
" sepertinya Tuhan memang tidak adil padaku!!!! kenapa aku selalu dihadapkan dengan situasi sulit seperti ini!!! "
Saat Guzel berbalik badan hendak menuju parkiran, lagi-lagi dirinya harus di kejutkan dengan kedatangan dua pengawal Shawn yang tadi menjemputnya dengan paksa.
" Apa lagi!!!!! kalian berdua mengagetkan ku!!!!! apa kalian ingin membuat ku jantungan!!!! huu???" bentak Guzel dengan nada kesal
" kami di tugaskan oleh Tuan Shawn untuk menjagamu Nona!!!! dan kami juga yang akan mengantarkan mu pulang " ucap salah satu lelaki yang berpakaian serba hitam itu.
Nafas Guzel sudah menggebu-gebu " SHAWN AKU MEMBENCIMU!!!!!!!!! DASAR LELAKI KEJAM " Guzel tak dapat lagi menahan diri untuk tidak berteriak.
" cepat antar aku pulang sekarang, aku ingin segera tidur!!!! dan berharap kalau ini hanya sebuah mimpi!!!! " Guzel berjalan sambil menghentakkan kakinya mendahului kedua pengawal itu.
Dari balik dinding, Shawn menatap tajam kepergian Guzel dan kedua pengawal nya.
" aku akan segera menemui kalian " Shawn mengakhiri sambungan teleponnya nya dengan seseorang di seberang sana.
Mobil mewah milik Shawn kembali membelah jalan kota Sidney, menuju suatu tempat yang menjadi surga dunia karena sejak tadi kedua sahabat nya terus menerornya.
" Selamat datang Tuan Shawn "
Seorang pelayan menyambut kedatangan Shawn, semua mata pengunjung Club tertuju pada Shawn, lelaki yang penuh dengan pesona tapi tidak mudah tersentuh. Banyak pasang mata wanita penghibur yang menatap Shawn dengan penuh minat, bahkan ada yang dengan terang-terangan melempar senyum gairah pada lelaki tampan bak dewa Yunani itu.
Di usia nya yang menginjak 38 tahun Shawn adalah salah satu lelaki dewasa yang masih single dan sangat mapan, perusahaan nya yang dia dirikan sudah berada dimana-mana belum lagi bisnis gelap yang dia lakoni, Shawn sudah dijuluki sebagai raja bisnis di dunia gelap, dia juga tidak segan mengotori tangan nya dengan darah jika ada yang mengusik dia dan keluarganya hal itu juga yang membuat Shawn banyak musuh. Musuh yang sangat menginginkan kehancuran dan juga kematiannya, akan tetapi tidak mudah bagi lawan mengalahkan dan juga menghancurkan lelaki itu,
" akhirnya setelah belasan tahun kau kembali juga Shawn " suara serak itu mengalihkan perhatian Shawn.
" Xavier "
Lelaki bernama Xavier itu langsung tersenyum, kemudian merentangkan kedua tangannya untuk memeluk sahabatnya, Night Club elite ini adalah milik Xavier dimana Shawn juga ikut andil dalam pembangunan beserta properti nya.
" bagaimana kabarmu? "
Shawn dan Xavier sudah duduk di salah satu sofa di sudut ruangan, dan lebih sedikit jauh dari nyaringnya suara musik yang bisa memekakkan telinga
" seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja " Shawn meneguk minumannya setelah pelayan mengantarkan minuman yang sudah dipesan oleh Xavier.
Shawn masih diam, kemudian dia kembali teringat dengan tingkah Guzel yang sangat berbanding terbalik dengan Angel sang ibu. Seperti nya Shawn akan sedikit keras menjaga gadis kecil itu, dan ini adalah tantangan terbesar Shawn dibandingkan berhadapan dengan banyak nya kertas yang menumpuk di atas meja kerjanya dan peluru yang bisa kapan saja melukai dirinya.
" Dimana Samuel? " tanya Shawn yang belum melihat batang hidung bad boy satu itu
" aku disini " Samuel menghampiri mereka dengan merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Shawn.
" sungguh kejutan yang luar biasa ketika mendengar mu akan datang ke Sidney, karena biasanya kau lah yang selalu meminta kami datang menemui mu di New York " Samuel duduk di salah satu sofa yang masih kosong di seberang Shawn.
" Mike yang meminta gunung es ini datang " sahut Xavier dengan senyum jahilnya
" kau sungguh tidak adil Shawn!!!! begitu mudahnya kau memenuhi permintaan dokter yang super sibuk itu " sahut Samuel dengan jengkel
Shawn menghisap rokok yang di jepit di sela-sela jari lentik nya lalu menghembuskan asapnya dengan lembut sebelum menjawab kalimat Samuel.
" Angel sekarang dirawat di rumah sakit milik keluarga Mike, beberapa waktu lalu Mike menghubungiku dan meminta ku untuk datang menemui Angel karena keadaannya memburuk " Xavier dan Samuel saling pandang mencoba untuk mencerna kalimat Shawn.
" Angelica? " Shawn hanya mengangguk menjawab pertanyaan Samuel dengan raut wajah terkejut
Xavier juga tak kalah terkejut mendengar nama itu apa lagi tentang keadaan nya sekarang wanita itu bak di telan bumi setelah kepergian George.
" kau tentu tahu bahwa keluarga George sangat membenci Angel bahkan hingga George tiada pun mereka tetap menganggap Angel adalah pembawa sial bagi keluarga mereka "
Shawn hanya diam menyimak cerita dari Xavier, karena memang Xavier yang lebih dekat dengan George.
" aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana kejamnya keluarga Ibram memperlakukan Angel dan putri nya " Xavier mengusap wajahnya, bayang-bayang kesengsaraan Angel kini kembali menari-nari di otaknya.
" keluarga George benar-benar sakit jiwa, apa lagi Nyonya Ibram " Samuel berdecak kesal
Jeritan, tangisan serta kesakitan Angel kembali berdengung di telinga Xavier.
" tapi Angel masih beruntung, karena dia memiliki seorang putri yang pintar, anak nya juga berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya ke universitas terbaik di Sidney dengan nilai di atas rata-rata, apa kau sudah bertemu dengan putrinya, Shawn? " tanya Xavier, Shawn kembali menghisap rokoknya tapi kali ini lebih dalam sebelum menghembuskan asapnya
" yah, kami sudah bertemu " pandangan Shawn lurus kedepan menonton mereka yang sedang menari-nari di dance floor mengikuti hentakan musik.