Chereads / Tuan Shawn / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

Guzel dan kedua temannya baru saja keluar dari Club, ketiga gadis itu berjalan menuju parkiran dengan berdendang seperti orang mabuk mereka juga tidak perduli setiap mata menatap aneh kearah mereka.

Sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilap tiba-tiba saja berhenti di depan ketiga gadis itu,

Arrrrrrggggghhhhhhh!!!!!!!!

Guzel dan kedua temannya berteriak karena terkejut

" oh Tuhan!!!!! hey apa kau baru saja bisa mengendarai mobil Tuan!!!!!!! sampai kau tidak melihat kami!!!!! " tuding Juliet dengan emosi

" dan apa kau pikir ini jalan milik ayah mu!! " upat Christien setengah berteriak, sedangkan Guzel hanya diam memperhatikan mobil hitam itu.

Pintu mobil terbuka dua orang lelaki yang memakai pakaian serba hitam keluar dari mobil, Guzel dan kedua temannya ternganga melihat kedua lelaki yang memiliki tubuh besar dan berwajah tampan berjalan menghampiri mereka

" aku seperti melihat pangeran, Guzel " gumam Christien dengan mata berbinar

" apakah mereka malaikat dari surga yang didatangkan oleh tuhan untuk kita " sahut Juliet

Guzel memutar bola matanya jengah melihat kedua sahabatnya padahal tadi mereka berdualah yang berteriak marah dan memaki sekarang setelah melihat pengemudinya turun, membuat mereka seperti gadis bodoh

" selamat malam Nona, apakah kau yang bernama Guzel " ucap salah satu lelaki itu menatap Guzel dengan penuh selidik.

" dari mana orang ini tau namamu Guzel " bisik Juliet

" entah lah, aku saja tidak mengenal mereka " jawab Guzel yang tak kalah berbisik

" iya, aku yang bernama Guzel, kalian siapa dan ada apa mencari ku? " tanya Guzel dengan ketus walau sejujurnya dia sudah gemetar karena takut.

" Nona harus ikut kami "

" apa? aku tidak mengenal kalian jadi untuk apa aku harus ikut kalian " kini Guzel tidak bisa menutupi rasa takutnya lagi dia mundur beberapa langkah kebelakang

" mohon maaf Nona, kami tidak berkewajiban menjawab pertanyaanmu, tapi yang jelas kami harus segera membawa anda "

" Tidak!!!! aku tidak mau ikut kalian, jadi lebih baik kalian pergi " ujar Guzel dengan tegas dengan mata berkilat karena ketakutan

Kedua lelaki itu saling pandang, saat mendengar perintah dari bos mereka melalui sambungan ear monitor yang terpasang di telinga mereka untuk tetap membawa Guzel meskipun dengan secara paksa.

" maafkan kami Nona, kami harus segera membawamu "

Salah satu dari lelaki itu langsung menggendong Guzel seperti memikul sekarung beras, lelaki itu tak menghiraukan teriakan Guzel yang terus memberontak, sedangkan Juliet dan Christien tak dapat membantu Guzel karena mendapat tatapan tajam kedua lelaki itu, mereka gemetar ketakutan. Mobil mewah itupun melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan parkiran club menyisakan Juliet dan Christien yang masih diam terpaku

" apa mereka suruhan dari keluarga Daddy Guzel yang kejam itu " tebak Christien.

" entahlah... tapi semoga Guzel baik-baik saja " ujar Juliet dengan penuh harap

Selama perjalanan, Guzel hanya diam tidak berani berkutik, dirinya hanya bisa berdoa agar bisa cepat keluar dari mobil yang entah akan membawanya kemana.

" kami sudah membawa nya Tuan, dan sekarang kami dalam perjalanan kesana "

Lelaki yang membawa Guzel secara paksa tadi sedang berbicara dengan seseorang melalui sambungan ponsel.

" Tuan? siapa yang mereka panggil Tuan? apa itu kakek, atau paman? tapi tidak mungkin... kakek sangat membenciku, jadi tidak mungkin dia mencari ku " batin Guzel yang mulai menerka-nerka

Setelah lelaki yang duduk di samping pengemudi itu mengakhiri panggilan telepon nya, dengan sedikit takut-takut Guzel mencoba mengeluarkan suara untuk bertanya.

" maaf, sebenarnya apa yang kalian inginkan... tidak ada gunanya jika kalian ingin menculiku karena mereka tidak akan mau menebusku.... jadi percuma saja!!! " ujar Guzel dengan memelas agar bisa membuat kedua lelaki itu ibah pada dirinya namun sebaliknya kedua lelaki itu hanya diam tak menanggapi ucapan Guzel.

" atau jangan-jangan, kalian ingin membunuh ku lalu menjual organ tubuh ku " Tebak Guzel dengan bergedik ngeri, namun sekali lagi kedua lelaki itu tidak menanggapi nya membuat Guzel sedikit frustasi

" hei paman, apa kalian tuli " Guzel mulai merasa jengkel pada kedua lelaki ini.

Guzel menghela nafas lelah, lalu mulai mencari kesibukan dengan memainkan ponselnya namun sayangnya ponsel Guzel tidak memiliki banyak daya baterai, hingga Guzel lebih memilih menonaktifkan ponselnya.

" kenapa malang sekali nasibku " gerutu Guzel yang terlihat sangat menyedihkan

" hei paman, apa di mobil mewah seperti ini tidak ada musik... aku sungguh merasa bosan bisakah kalian sedikit memberikan ku hiburan? " gerutu Guzel

" apa anda bisa diam!!! dan satu lagi jangan panggil kami paman!!!!! karena kami bukan pamanmu!! "

Suara berat itu membuat Guzel menelan air liur nya dengan susah payah untuk membasahi tenggorokan nya yang terasa kering.

Guzel mengerenyitkan kening nya, saat mobil berhenti tepat di parkiran rumah sakit seketika wajah nya pucat pasi.

" untuk apa kita kesini? apa kalian benar-benar ingin menjual organ tubuh ku? aku mohon jangan lakukan itu, tolong kasihani aku, aku masih muda dan masih banyak impian yang belum aku capai.... tolong jangan lukai aku " Guzel mulai merengek seperti anak kecil memohon pada kedua lelaki itu dengan ketakutan.

" kami tidak akan menyakitimu Nona, silahkan kau turun, seseorang sudah menunggumu di dalam "

Dengan terpaksa dan takut-takut, Guzel mengiringi langkah kaki kedua orang itu menuju tempat dimana seseorang sudah menunggunya.

" sungguh aku sangat membenci bau-bau obat-obatan di rumah sakit " gerutu Guzel disepanjang koridor rumah sakit, menutupi hidung nya dengan saputangan nya

Langkah kaki kedua lelaki itu berhenti tepat di depan pintu bangsal No 16, Guzel bergedik saat kedua lelaki itu menatap nya dengan tajam

" silahkan masuk Nona "

Dengan sedikit ragu-ragu, Guzel membuka pintu, matanya membulat saat melihat seorang wanita yang terbaring lemah di atas ranjang dengan jarum infus yang tertancap di punggung tangan nya, dan alat bantu pernapasan yang tertancap di hidungnya.

" Mommy.... " pekiknya

Guzel langsung berlari dan memeluk Ibunya yang terbaring, gadis itu tidak memperhatikan bahwa ada seorang lelaki yang duduk dengan santai di sofa menatap nya dengan begitu intens.

" kenapa Mommy tidak menghubungi ku, kenapa Mommy harus menyuruh dua monster di depan untuk menculiku lalu membawaku kesini secara paksa, itu membuat Juliet dan Christien ketakutan, jika Mommy menghubungi ku, aku pasti akan langsung datang tapi tidak dengan cara seperti ini " ujar Guzel tanpa jeda air matanya sudah membasahi pipi mulus nya.

Angel tersenyum, mendengar keluhan anak perempuan nya. Angel tahu siapa yang di maksud oleh Guzel dua monster di depan, meraka tak lain adalah dua pengawal yang disuruh oleh Shawn untuk menjemputnya secara paksa.

" Shawn inilah putriku, Guzel... kamu bisa menilai nya sendiri, dia sudah dewasa tapi masih bersikap seperti anak kecil " ujar Angel sembari mengelus kepala Guzel dengan penuh kasih sayang

Guzel seketika mematung, dia pikir ibunya seorang diri berada di ruangan ini namun ternyata ada orang lain, Guzel mengusap air matanya lalu membalikkan tubuhnya menghadap kebelakang.

Seorang lelaki yang sangat tampan tengah duduk santai di sofa, tatapan matanya sangat tajam dan begitu mengintimidasi auranya sangat mempesona, siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta, setidaknya itulah yang ada di pikiran Guzel saat ini.

" Guzel, kenalkan dia Shawn sahabat Mommy dan mendiang Daddy mu " ucap Angel

Guzel merasa lidahnya keluh, mengulurkan tangannya untuk berjabat pun tidak mampu dia lakukan, Guzel masih terpanah akan ketampanan lelaki yang sudah berada di hadapan nya, entah kapan lelaki itu melangkah kan kakinya karena saat ini mereka sedang berhadapan.

Angel tersenyum, melihat Putrinya yang memandang Shawn dengan begitu dalam tanpa berkedip, dan Angel juga tahu bahwa saat ini Guzel pasti sedang merasakan debaran hebat di jantung nya.

" Guzel, untuk saat ini tinggal dirumahnya Tuan Shawn ya " ujar Angel yang membuat Guzel mengkerut kan dahinya.

" ha? kenapa harus tinggal di rumah orang lain Mom, aku tidak mau... aku akan tetap tinggal di rumah kita " tolak Guzel yang tidak ingin dibantah

" Guzel, Mommy tidak mungkin membiarkanmu tinggal seorang diri nak.... Mommy takut terjadi sesuatu yang buruk nantinya jika kamu tinggal sendirian disana " ucap Angel setelah Perkenalan singkat antara Guzel dan Shawn.

" Mommy juga pasti pulang kalau sudah sehat " Guzel menggenggam erat tangan ibunya

Angel menatap putri nya dengan mata berkaca-kaca, Angel tahu bahwa waktu nya mungkin sudah tidak akan lama lagi, jujur dirinya juga takut meninggalkan Guzel seorang diri di dunia, dia tidak ingin Guzel hidup menderita sepertinya dulu, Angel beralih memandang Shawn yang kini berdiri didepan jendela pandangan nya menerawang jauh kedepan, entah apa yang saat ini lelaki itu pikirkan.

" Tuan Shawn orang baik, dia tidak akan mungkin menyakitimu sayang "

Shawn sedikit melirik kearah Angel, lalu beralih pada Guzel yang saat ini duduk di sebelah bankar Angel.

" Mommy sangat percaya padanya, dia akan selalu menjagamu dengan baik dan membuatmu bahagia, sayang " Angel menatap lekat kedua bola mata coklat itu dengan penuh harap

Baru saja Guzel hendak menjawab, dengan cepat Shawn memotong ucapannya

" Guzel, biarkan ibu mu istirahat sekarang, kau bisa menunggu diluar aku ingin bicara penting dengan nya " ujar Shawn dengan dingin dan tak ingin di bantah

Guzel hanya menunduk, lalu beranjak dari kursinya kemudian mengambil tas nya dan berjalan keluar.

" kau lihat Shawn baru saja kalian bertemu, Guzel sudah menuruti perkataan mu, biasanya jika dia tidak suka, maka dia akan terus memberontak. Hanya George yang bisa menaklukkan kerasnya Guzel " ucap Angel

" jangan menjanjikan apapun pada putri mu, jika kau sendiri tidak bisa menepati nya... Guzel hanya akan bahagia bersama ibunya " ucap Shawn datar

" sebaiknya kau istirahat Angel ini sudah malam, kau sudah terlalu banyak bicara, untuk malam ini biarkan Guzel kembali kerumah kalian, kau jangan khawatir karena aku akan menyuruh orang-orang ku mengawasi Guzel " ucapnya lagi, sebelum dia keluar, Shawn kembali menatap Angel yang masih dengan raut wajah penuh harap

" Angel, aku tidak bisa memberikan janji dan harapan apapun padamu " Shawn melangkah kan kakinya keluar dan membiarkan Angel untuk beristirahat.

Setelah menghilang nya lelaki itu dari balik pintu, airmata Angel kembali menetes " aku percaya kau akan membuat putriku bahagia Shawn jika aku tidak bisa memiliki mu, maka izinkanlah aku memberikan putriku padamu... aku yakin suatu hari nanti kau akan begitu sangat mencintai putriku dan tidak akan pernah melepaskan nya begitupun sebaliknya, hanya menunggu waktu "