Arsia sama sekali tidak menggunakan sisi wanitanya ketika matanya menyorot memohon kepada Salim. Hatinya terlalu cemas sehingga dia melakukannya begitu saja tanpa maksud apapun selain sang pangeran yang mengubah rencananya -- bukan untuk merajuk seperti yang dilakukan oleh gadis manja apalagi menggoda sang pangeran. Arsia tidak menduga kalau dia justru akan dibuat terpegun seperti saat ini sebab respon yang diberikan oleh Salim.
'Kau tidak pernah akan siap menghadapi sesuatu yang tidak kau inginkan, Arsia.'
Sungguh, bila pria itu merespon dengan kontra Arsia bisa mengerti. Tapi sebaliknya Salim malah bersikap begitu mengayomi. Ucapan sang pangeran mampu menenangkan dirinya meskipun tidak menghapuskan kekhawatirannya. Ditambah dengan seulas senyum pria itu yang terasa begitu lembut. Bila Arsia dapat menyentuh awan, mungkin awan itu akan terasa seperti senyum yang menghias wajah rupawan sang pangeran saat ini.