Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

OSIS & IPS 5

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉjade_clowdy
--
chs / week
--
NOT RATINGS
5.9k
Views
Synopsis
Cerita ini tentang OSIS dan murid kelas 11 IPS 5 yg di kenal dengan kelas buangan tempat berkumpul nya murid murid bandel. OSIS yg harus mengajar kelas 11 IPS 5 sebagai pembelajaran tambahan, dan murid 11 IPS 5 yg selalu mengerjai kelima anggota OSIS itu. Tapi lama kelamaan mereka akur, meskipun ada perdebatan lainnya. Kejadian kejadian pun sering muncul di hadapan mereka, membuat mereka harus menghadapi bersama. "Gue heran deh sama sekolah ini, kok banyak makhluk nya sih?" Kafka Birrly Adhitama "Mana gue tau, emang gue bisa ngeliat setan? Keknya sekolah ini menyembunyikan sesuatu" Anka Cashel Adhitama "Mungkin, soalnya gue kalau ngelewat lorong IPS 5 atau gudang, gue ngerasa auranya dingin" Sean Airell Wilson "Kita cari tau yuk? Siapa tau ada petunjuk" Violeta Christy Aprilia "Tapi, kita cuman berlima! Gue takutnya ada kejadian yg buruk" Febriano Kevin Fernanda "Kita ajak IPS 5 gimana?"
VIEW MORE

Chapter 1 - part 1.

07.00

Seorang pemuda masih terbaring dengan selimut sampai ke kepalanya. Pemuda itu sama sekali tidak bergeming sedikit pun, bahkan matahari yg sudah masuk ke kamarnya tidak di hiraukan. Padahal sekarang ini dirinya menaiki kelas 12 dan membimbing para murid baru.

Drrtt... Drrtt...

Pemuda itu berdecak kesal karna ponselnya terus berdering. Tangannya pun keluar dari selimut dan meraba raba meja nakasnya untuk mengambil ponselnya

"Halo?" Ucap pemuda itu dengan suara serakny

"Halo Ka, lo dimana? MOS nya bentar lagi dimulai dan lo kan nanti pidato" Ucap Sean disana dengan lembut membuat Anka semakin ngantuk karna meskipun Sean itu laki laki, tapi sifatnya sangat lembut seperti mamahnya.

Di antara semua sahabat nya, Sean lah yg paling ramah dan lembut bahkan sama sekali tidak bertindak kasar apalagi berbicara kasar.

"Halo Ka? Lo masih di sana kan?" Tanya Sean memastikan sedangkan Anka menjawab dengan deheman

"Tadi lo bilang apa Ai?" Tanya Anka sambil menguap dengan mata terpejam. Ai itu panggilan untuk Sean, dan hanya para sahabat nya yg memanggilnya begitu.

"Tadi gue bilang-" Ucap Sean terpotong

"ANKA!! LO NAPA BELUM KE SEKOLAH HAH?! ANAK ANAK OSIS UDAH PADA NGUMPUL! BENTAR LAGI MOS DI MULAI BEGO! LO KETOS MACEM APA GAK DATENG TEPAT WAKTU! GUE CINCANG JUGA LO YA!" Teriak Violeta ngegas membuat Anka terlonjak kaget karna tiba tiba suara Violeta yg ngegas.

Violeta itu sifatnya berkebalikan dengan Sean, orangnya gampang marah, suka ngegas, galak dan juga kadang berbicara kasar saat dirinya sedang kesal.

"Astaga Vio! Lo bisa santai kagak sih ngomong nya?! Ini masih pagi juga" Balas Anka kesal sambil mengelus kupingnya yg berdengung dan membuka selimutnya

"LO BILANG MASIH PAGI?! LIAT JAM SETAN!!" Balas Violeta lebih ngegas membuat Anka menjauhkan ponselnya lalu berdecak kesal

"Yayaya terserah lo!" Balas Anka malas dan langsung mematikan ponselnya. Anka pun melanjutkan tidurnya tapi...

Tok... Tok... Tok...

"ABANG!! BANGUN!" Teriak anak kecil dengan cempreng sambil menggedor gedor pintu tak sabaran membuat Anka kesal

"ABANG UDAH MATI YA?! KOK GAK NGEJAWAB SIH!!" Teriak anak kecil itu lagi lebih keras, Anka berdecak kesal lalu duduk di ranjangnya dengan penampilan yg acak acakan

"ABANGKU YG JELEK KAYA KUDANIL! BANGUNNNN!!!" Teriak anak kecil itu heboh dan makin menggedor gedor pintu membuat Anka menutup kupingnya

"HEH GIBRAN! LO BISA SANTAI KAGAK SIH?! LO KAYA NAGIH UTANG KE GUE!" Balas Anka kesal setengah mati lalu berjalan ke arah pintu kamarnya

Cklek...

Pintu pun terbuka, Anka menunduk menatap kesal adik laknatnya ini yg menganggu tidur nyenyak nya ini.

"Lo-" Ucap Anka terpotong

"Tuh kan bener kalau Abang itu jelek kaya kudanil" Ujar Gibran santai. Naufal Gibran Adhitama ialah adik keduanya Anka dan masih kelas 4 SD.

Anka melotot horor ke Gibran dan matanya seperti ada berapi api saking kesalnya ke anak titisan mimi peri di hadapannya

"LO BILANG APA?!!" Teriak Anka sangat sangat kesal dan Gibran pun langsung kabur sebelum abangnya itu mengamuk

"AWAS LO GIBRAN!!" Teriak Anka menggelegar sambil menunjuk Gibran seperti peringatan sedangkan Gibran memeletkan lidahnya

Anka mengelus dadanya sabar sambil menarik nafasnya dalam dalam lalu hembuskan perlahan

"Sabar sabar, emang nasib gue punya adik jelmaan anak setan" Gumam Anka lalu menoleh ke arah jam kamarnya dan matanya membelalak terkejut.

"ANJIRR GUE TELAT!!" Teriak Anka kaget lalu menutup pintu kamarnya kasar dan suara gaduh di dalam kamar Anka.

"Kakak pasti bikin abang kesel ya kan" Tebak Aludra sambil mengerjapkan matanya polos. Aludra Raveena Adhitama ialah adik ketiga Anka sekaligus anak bungsu di keluarga Rigel dan Keisya. Aludra sekarang menaiki kelas 1 SD.

"Pasti dong! Itu udah hobi kakak" Balas Gibran santai lalu duduk di samping Aludra.

"Kasihan tau! Kakak jangan jailin abang terus" Ucap Aludra sambil mengembungkan pipinya lucu. Gibran mencubit pipi Aludra gemas.

"Biarin, rame tau kalau ngejailin abang. Aludra ikutan jailin abang yuk! Mau gak?" Ajak Gibran semangat sementara Aludra mengedipkan matanya 2 kali.

"Jangan nodai otak suci Aludra! Lo ini ngajarin yg gak bener" Ucap Anka tiba tiba datang sambil memukul kepala Gibran pelan.

"Gak usah mukul juga kali!" Balas Gibran kesal sambil mengelus kepalanya. Anka memeletkan lidahnya mengejek lalu memakan roti dengan terburu buru.

"Pwapwah manwa mah?" Tanya Anka tak jelas karna sambil memakan roti sampai mulutnya penuh.

"Telen dulu Anka, papah udah berangkat kerja pagi pagi katanya ada urusan. Oh iya, papah nitip pesan ke kamu" Jawab Keisya sambil menyuapkan sarapan ke Aludra.

"Apa?" Tanya Anka lalu meminum susu coklatnya.

"Katanya, 'Anka anak papah yg ganteng, jangan lupa bawa headset kamu! Kamu selalu lupa bawa, gak sopan tau baca pikiran orang. Jadi Papah mu yg ganteng dari lahir ini, ngingetin kamu aja oke!' nah katanya gitu. Mamah sampe di tulis terus di hapalin" Ucap Keisya panjang lebar dengan kekehannya sementara Anka memutar bola matanya malas.

"Papah niat banget" Balas Anka lalu berjalan ke arah Keisya dan salim terlebih dahulu

"Assalamu'alaikum mah! Anka udah telat" Pamit Anka buru buru lalu mencium pipi Aludra dan mencubit pipi Gibran.

"Waalaikum salam" Balas Keisya dengan senyuman nya.

"Lo jangan ngerusuh di sekolah ya Ran!" Ucap Anka lalu berlari keluar rumah. Gibran mencebikan bibirnya kesal lalu memakan sarapannya.

Anka menaiki motor ninjanya lalu menatap rumah di sampingnya yg agak berisik. Anka tertawa kecil mendengar teriakan Kafka di dalam rumah itu, Anka pun memakai helmnya dan melenggang pergi

๐ŸŽƒ๐ŸŽƒ๐ŸŽƒ

"HEH GALON! LEPASIN KAKI GUE, GUE UDAH TELAT!!" Teriak Kafka kesal setengah karna kakinya di pegang sama adek laknatnya itu.

"Nama aku bukan Galon bang! Nama aku Galen anaknya Alano Regal Adhitama dan Jesica Drenda Wiyata! Abang ini suka bener manggil aku Galon" Cerocos Galen sambil memeluk kaki Kafka. Jonathan Galen Adhitama, adik kedua Kafka yg masih kelas 5 SD.

"Bodoamat!! Lepasin kaki gue elah!" Ucap Kafka tambah kesal lalu menarik kakinya tapi tetap saja Galen tidak melepaskan nya.

"Sebelum abang anterin Galen sekolah!" Balas Galen makin mengeratkan pelukannya membuat Kafka susah melepaskan nya.

"Ogah! Gue udah telat Galon" Tolak Kafka mentah mentah membuat Galen kesal. Galen pun mengigit kaki Kafka kuat.

"AKKHH!!!" Teriak Kafka keras. Galen pun langsung kabur dengan tawaan puasnya meninggalkan Kafka yg memegang kakinya kesakitan

"GALENNNN!!!" Teriak Kafka panjang saking kesalnya. Jesica yg sedang memasak terkekeh melihat anak sulung nya itu yg selalu ternistakan oleh adiknya.

"Abang kenapa?" Tanya Kenzie datar. Davino Kenzie Adhitama, adik ketiga Kafka yg masih menduduki kelas 4 SD.

"Kakak lo pelakunya! Tuh anak bener bener pengen gue sleding" Ucap Kafka kesal sambil mengelus kakinya yg jadi korban.

"Oh" Balas Kenzie singkat dan melenggang pergi dengan santai membuat Kafka melongo tak percaya.

"KENZIE! GUE CINCANG JUGA LO YA!" Teriak Kafka berapi api sambil mengepalkan tangannya emosi. Kafka langsung menoleh ke belakang karna mendengar suara deruman motor ngebut yg melintas rumahnya.

"Anka" Gumam Kafka.

"MOM! KAFKA PERGI DULU YA!" Teriak Kafka ingin melangkah keluar dengan pakaian yg acak acakan sambil memegang kunci motor.

"HEH! KAFKA KAMU BELUM SARAPAN!" Teriak Jesica dari arah dapur. Saat Kafka membuka knop pintu, tiba tiba ranselnya di tarik.

"Uang jajan kamu ketinggalan" Ucap Regal sambil menyodorkan uang saku bernilai 200rb ke Kafka.

"Ehh iya!" Jawab Kafka lalu mengambil uang sakunya.

"MOM KAFKA PERGI DULU!! GALEN, KENZIE ABANGMU YG GANTENG INI PERGI DULU YA! ASSALAMU'ALAIKUM!" Teriak Kafka keras lalu salim ke Regal, sementara Jesica berada di dapur.

"Waalaikum salam" Jawab mereka semua kecuali Kenzie yg asik makan nasi gorengnya.

Kenzie balas salam Kafka kok, tapi Kenzie membalasnya dalam hati karna malas berbicara.

"KAFKA JANGAN LUPA SARAPAN DULU DI KANTIN!!" Teriak Jesica dari arah dapur, Kafka mengangkat jempolnya lalu keluar rumah.

Kafka menaiki motornya tak lupa memakai helmnya lalu mengegas motornya.

"Gue bakal nyusul lo Anka!" Ucap Kafka dengan senyum miring nya lalu melenggang pergi dengan kecepatan penuh. Regal menggelengkan kepalanya melihat anaknya yg begitu mirip dengan Jesica.

"Anak gue bar bar semua" Ucap Regal dengen kekehannya lalu terdiam sejenak.

"Yahh kecuali Kenzie" Sambung Regal lalu menoleh ke belakang menatap kedua anaknya yg ribut.

Regal tersenyum kecil melihat Kenzie yg memukul kepala Galen dengan tatapan datarnya karna Galen mengambil ayamnya diam diam sementara Galen meringis sakit sebab pukulan Kenzie tak main main.

"Kalian udah selesai belum? Biar Daddy yg anter" Ucap Regal menghampiri kedua anaknya.

"Beneran Dad?!" Tanya Galen dengan tatapan berbinar karna Regal jarang mengantar kedua anaknya sebab dirinya harus berangkat kerja pagi pagi, biasanya Kafka yg nganter atau Jesica, tapi Kafka selalu nolak seperti tadi karna dirinya juga selalu telat.

"Iya" Balas Regal dengan senyuman nya membuat Galen bersorak ria.

"Daddy emang yg terbaik!" Puji Galen sambil mengangkat jempolnya lalu menggendong ranselnya dan menghampiri Regal.

"Ayoo Dad!" Ucap Galen semangat.

"Kenzienya kan belum selesai, jadi tunggu dulu oke" Balas Regal sementara Galen mengangguk saja lalu menoleh ke arah Kenzie yg lagi makan ayam gorengnya.

"Kenzie ayo cepet! Nanti kita telat tauuu" Ucap Galen tak sabaran. Kenzie menoleh ke arah jam dinding lalu melanjutkan makan ayam gorengnya.

"Setengah jam lagi kan masuk sekolah? Kenzie mau makan dulu" Balas Kenzie datar dan masih makan ayam gorengnya.

Galen berdecak kesal, lalu menarik lengan Kenzie agar turun dari kursi. Kenzie kaget karna tiba tiba dirinya di tarik dan di bawa keluar oleh Galen sambil memegang ayam gorengnya.

"DADDY AYO!! GALEN UDAH BAWA KENZIE NIH!" Teriak Galen sambil menarik Kenzie keluar rumah dan melupakan ransel Kenzie yg masih tergeletak di sofa.

"Nanti Daddy nyusul" Balas Regal agak keras lalu mengambil ransel Kenzie.

"Aku berangkat dulu ya" Pamit Regal dengan senyum tipisnya. Jesica mengangguk lalu salim ke Regal.

"Ohh iya bentar!" Ucap Jesica lalu mengambil kotak makan di meja makan dan menyerahkan ke Regal.

"Nih, aku udah buat bekel untuk kamu. Nanti pas jam makan siang, kamu makan ya! Itu spesial lohh" Ucap Jesica dengan senyuman nya, Regal terkekeh lalu mengambil kotak makan itu.

"Makasih yah" Ucap Regal mengacak pelan rambut Jesica. Jesica mengangkat jempolnya sebagai balasan.

"Yaudah sana! Galen sama Kenzie udah nungguin" Ucap Jesica lalu membalikan badan Regal dan mendorong dengan pelan.

"Jaga baik baik di rumah!" Pesan Regal di ambang pintu. Jesica langsung hormat ke Regal dengan senyum lebarnya, sementara Regal menggelengkan kepalanya lalu melangkah keluar.

"DADDY! KENZIE PUKUL KEPALA GALEN PAKE AYAM!!!" Teriak Galen di samping mobil milik Regal. Regal menoleh ke arah Kenzie yg seperti tak merasa bersalah.

"Kenzie lebih dingin dari pada gue ya" Gumam Regal dengan senyum kikuk nya.