Chereads / OSIS & IPS 5 / Chapter 5 - part 5.

Chapter 5 - part 5.

Kafka dkk berjalan di Koridor kelas 11 yg sudah mulai sepi, karna para murid sudah pada pulang. Sean menggosok lengannya yg terasa dingin sambil memerhatikan sekitar

"Di sini dingin" Ucap Sean. Kafka sontak berhenti berjalan dan menatap lurus ke depan

"Kafka, lo kenapa berhen—" Ucap Anka terpotong saat menoleh ke belakang menatap Kafka yg tiba tiba terdiam

"Apa jangan jangan" Gumam Anka lalu menatap arah pandangan Kafka ke depan dengan tatapan kosong

"Sial!" Umpat Anka lalu berlari menghampiri Kafka yg masih membatu. Kevin, Violeta dan Sean kompak menoleh ke belakang karna Anka berlari ke arah Kafka

"Kafka sadar!! Lo jangan bengong!" Sentak Anka sambil menggoyangkan badan Kafka agar sadar sementara Kafka tidak bergeming dan masih dengan tatapan kosong

"Gue gak bisa gerakin badan gue Anka!" Batin Kafka mulai panik. Anka yg mendengar suara Kafka, nambah khawatir karna Kafka sama sekali tidak bisa bergerak

"Anka! Kafka liat kaya gitu lagi?!" Tanya Violeta khawatir dan menatap Kafka yg membatu. Para sahabat nya sudah tau, kalau Anka dan Kafka mempunyai kemampuan lebih

Hanya para sahabat nya dan keluarga nya saja yg sudah tau. Sementara murid murid lain, mereka berdua rahasiakan

"Kafka udah jarang ngeliat yg kaya gitu, tapi kenapa sekarang terjadi lagi!" Ujar Anka sambil menepuk pipi Kafka agar sadar

"Kita harus gimana?" Tanya Kevin memerhatikan sekitar untuk meminta bantuan. Tapi tidak ada siapa siapa, lorong ini sudah sepi dan juga mereka berlima di dekat gudang

"Dia makin deket! Gue harus gimana?!" Batin Kafka. Anka menoleh ke belakang, meskipun dirinya tidak bisa melihat makhluk itu. Tapi Anka tau, pasti makhluk itu di belakangnya

"Suhu di sini, makin dingin. Gue rasa makhluk itu makin deket" Ucap Sean pelan sambil menggosok tangannya, padahal cuaca sekarang lagi panas tapi di lorong itu terasa dingin

"Bangsat!" Umpat Anka. Anka langsung menutup mata Kafka agar tidak melihat makhluk itu dengan tangannya

"Lorong ini aneh" Batin Anka memerhatikan sekitar. Tiba tiba Anka membeku karna dirinya merasa makhluk itu tepat di belakangnya dan sangat dekat

Anka memejamkan matanya erat sementara Violeta dan Sean menatap khawatir Kafka dan Anka. Kevin? Dirinya membaca surat yasin di handphone nya:)

Tapi.....

Wushhh....

Angin berhembus di sekitar mereka, sampai rok Violeta hampir terbuka. Untung saja Violeta langsung menutupnya dan dirinya pun sangat terkejut

Angin berhembus hanya beberapa detik, Kafka pun langsung terduduk lemas dengan keringat di dahinya dan juga nafasnya tak beraturan.

"Lo gak papa Ka?!" Tanya Anka khawatir dan berjongkok menatap Kafka yg sedang mengatur nafasnya

"Hah.. Hah... Gue s-selamat" Ucap Kafka memejamkan matanya sambil mengatur nafasnya yg memburu.

Anka menatap sendu sepupunya itu, karna sudah lama Kafka tidak melihat makhluk gaib lagi, tapi sekarang Kafka melihat nya kembali

"Lo pulang aja Ka, muka lo udah pucet gitu" Ujar Sean khawatir menatap sahabatnya itu. Kafka menggelengkan kepalanya

"Hah... Gue gak papa, tenang aja" Balas Kafka menarik nafasnya dalam dalam lalu hembuskan perlahan

"Lo ini bikin gue jantungan bego!" Maki Anka menjitak kepala Kafka kesal, tapi tatapannya penuh kekhawatiran. Sementara Kafka terkekeh lalu menoyor kepala Anka

"Yaa ke rumah sakit lah, kalau lo punya penyakit jantung" Balas Kafka santai. Anka mendelik matanya kesal ke Kafka

"Bacaan gue berhasil bukan? Untung ada gue di sini" Ucap Kevin bangga dengan ponsel di genggaman nya

"Emang lo baca apa?" Tanya Anka bingung karna dirinya tidak mendengar suara Kevin yg sedang membaca surat yasin sebab terlalu mengkhawatirkan sepupunya ini

"Nih anak baca surat Yasin dari tadi" Ucap Violeta sambil melipat kan kedua tangannya di dada

"Yoi! Setan kan takut bacaan alquran" Ucap Kevin dengan tatapan berbinar nya.

"Gue rasa bukan karna itu" Gumam Kafka lalu memicingkan matanya melihat sosok yg membelakangi dirinya dan agak jauh disana.

Sosok itu menoleh ke arah Kafka sedikit, lalu tersenyum tipis dan menghilang dengan hembusan angin. Kafka terdiam dan bingung, takutnya ia salah melihat

"Dia.... Siapa ya" Batin Kafka. Anka menoleh ke belakang tapi tidak ada siapa siapa di sana

"Lo sekarang pulang aja, dari pada lo ngeliat yg kaya gitu lagi" Ucap Anka. Kafka menghela nafasnya pelan lalu berdiri

"Ini bukan pertama kalinya gue ngeliat yg kaya gitu kan? So gue udah biasa Anka! Lo jangan khawatir" Balas Kafka sambil melipat kan kedua tangannya di dada. Anka berdecak kesal

"Lo—" Ucap Anka terpotong karna Kafka tiba tiba menarik kerah belakang nya, padahal dirinya sedang berjongkok

"ANJIRR!! KALAU LO MAU NARIK GUE, JANGAN PAS GUE JONGKOK SETAN!" Teriak Anka kesal setengah mati karna dirinya di seret membuat bajunya agak kotor

"Yaa lo ngapain jongkok? Ini tuh lorong, bukan tempat WC" Balas Kafka santai sambil menyeret Anka yg menurut dirinya berat

"Lo berat amat sih! Lo makan daging gajah apa?" Protes Kafka kesal dan masih menyeret Anka

Anka berdecak kesal, lalu berdiri takutnya bajunya jadi kotor sambil berjalan mundur. Kafka langsung melepaskan cengkraman nya dan langsung kabur, karna firasatnya bilang pasti Anka bakal ngamuk

Anka menoleh ke belakang, tapi tidak ada Kafka karna sudah kabur duluan

"KAFKA BANGSAT!!!!!!!!!!!!!" Teriak Anka keras di lorong sepi ini dan terdengar sampai lorong bawah.

Kevin, Violeta dan Sean sweatdrop melihat Kafka dan Anka berdebat kembali. Dengan Anka menenteng sepatunya yg ingin ia lempar ke Kafka

Sementara Kafka tertawa dan memeletkan lidahnya mengejek ke Anka. Sean melebarkan matanya, karna di hadapan Kafka ada tembok

"KAFKA DI DEPAN LO ADA TEM—" Teriak Sean terpotong dan...

BRUK....

Krik.. Krik..

Keadaan hening sebentar, dengan tangan Anka yg di udara sambil memegang sepatunya yg tadinya ingin ia lempar.

"—bok" Sambung Sean pelan

"Pffftt Hahahahah" Tawaan Anka langsung pecah sambil memegang perutnya

Sementara Violeta dan Kevin juga tertawa melihat sahabat mereka yg terbentur tembok. Sean menahan tawaannya agar tidak tertawa dalam nasib Kafka.

Kafka mengelus keningnya yg memerah dan berdecak kesal karna yg lain malah tertawa bukannya membantunya

"Nasib banget gue" Gumam Kafka sambil menghela nafasnya kasar

🎃🎃🎃

"Heh Kenan!" Panggil Zanna menghampiri Kenan lalu duduk di mejanya. Kenan yg sedang bermain ponsel, mendongak menatap Zanna

"Naon?" Tanya Kenan lalu menyimpan ponselnya di meja

"Gimana kalau kita kerjain kakak kelas yg bakal ngajar kita!" Ucap Zanna dengan tatapan berbinar. Kenan berfikir sejenak lalu mengangguk santai

"Boleh aja, emang rencana lo apa?" Tanya Kenan sambil melipatkan kedua tangannya di dada dengan satu kaki di atas meja

Zanna membisikan rencananya, selang beberapa detik, senyum miring muncul di bibir Kenan saat mendengar rencana cerdik dari Zanna

"Lo kalau masalah ngerjain orang, emang nomor satu!" Puji Kenan sambil menggelengkan kepalanya takjub. Zanna mengibaskan rambutnya bangga

"Gue gitu loh! Jadi kita bakal ngelakuin rencana gue kan?" Tanya Zanna dengan senyum miring nya

"Pasti dong Nona Zanna" Jawab Kenan. Zanna dan Kenan bertos ria dengan senyuman sulit di artikan

"WOYY GUE PUNYA RENCANA!!" Teriak Zanna ke teman temannya. Mereka semua berkumpul untuk mengetahui rencana yg di buat oleh Zanna

"Ide lo bagus juga Na! Lo emang temen terbaik gue" Puji Agatha sambil mengipas dirinya dengan buku, Zanna tersenyum bangga sambil mengangkat dagunya sombong

"Gue mah ngikut aja, keknya bakal seru nih" Ucap Alex mengangguk anggukan kepalanya

"Jadi kalian setuju?" Tanya Kenan

"SETUJU!!!" Ujar mereka kompak dan semangat

Angel menggelengkan kepalanya melihat teman temannya yg bakal melakukan hal gila lagi.

"Yahh kejadian ini bakal terulang lagi" Gumam Angel dengan senyum tipisnya

Mereka semua pun mempersiapkan untuk menyambut kakak kelas mereka dengan sambutan yg sangat sangat meriah. Lily menatap keluar untuk berjaga jaga, takutnya kaka kelas mereka sudah datang

"Ehh cepet! Mereka udah mau pada dateng!" Ucap Lily langsung menutup pintu dan berlari ke arah mejanya sama halnya dengan yg lain

"Gila! Ini air apa sih? Bau amat!" Ucap Alex sambil menutup hidungnya dan memegang ember yg berisi air kotor di tangannya

"Ohh itu air empelan sama air comberan" Jawab Agatha santai

"Lo dapet air comberan dari mana?" Tanya Roy—teman Alex yg sama memegang sebuah ember berdua dengan Alex karna air itu lumayan banyak

"Gue bawa dari rumah" Jawab Agatha dengan cengiran nya. Roy sama Alex memutar bola matanya malas dengan kompak karna betapa niatnya Agatha membawa air comberan dengan botol

"Ssttt mereka udah di depan pintu" Ucap Kenan pelan. Mereka semua diam, hanya ada suara sepatu yg melangkah dari luar

Tok... Tok...

Mereka semua diam, Alex dan Roy mempersiapkan ember yg berisi air itu di depan sementara yg lain hanya menonton

"Kena lo semua sekarang!" Batin Zanna dengan senyum miringnya

Pintu pun mulai perlahan terbuka, Alex dan Roy sudah siap untuk menyiram kakak kelas mereka dan....

Byurr....