Chereads / OSIS & IPS 5 / Chapter 2 - part 2.

Chapter 2 - part 2.

Anka tiba tiba berhenti karna sekarang lampu merah membuat Anka kesal. Anka pun menatap jam tangannya yg sudah menunjukan jam 07.10 dan 5 menit lagi gerbang di tutup

"Sial! Sekarang gue harus pidato lagi, emang ribet jadi ketos" Umpat Anka sambil menggerutu kesal dan menatap rambu lalu lintas yg masih merah

"Cepet elah lampu hijau, bosen gue liat lampu merah mulu! Lo gak ngerti apa, gue itu sekarang telat! Pasti Vio bakal ngomel gue kek emak emak" Cerocos Anka ke rambu lalu lintas karna kesal

Pengendara lain yg dekat dengan dirinya bingung melihat Anka yg mengomel ke rambu lalu lintas dan ada yg mengira kalau Anka itu gila.

"Woyy Ka!!" Ucap seseorang dengan keras membuat Anka mengalihkan tatapannya ke samping dirinya

"Kafka?! Sejak kapan lo di sini?" Tanya Anka agak terkejut sambil membuka kaca helm fullface nya

"30 detik yg lalu! Lo ngapain ngomel ke rambu lalu lintas? Lo emang gila ya! Pantes aja orang orang ngira lo udah gila" Ucap Kafka sambil menggeleng kan kepalanya. Anka memerhatikan sekitar dan ada beberapa orang memerhatikan nya dengan tatapan bingung, heran, dan juga bergidik ngeri.

Anka tersenyum malu lalu menutup kaca helmnya lagi sementara Kafka tertawa melihat sepupunya itu yg menahan malu

"Makan tuh malu" Ucap Kafka santai dengan kekehan nya. Anka mendelik matanya tajam ke Kafka

"Diem deh lo!" Balas Anka ketus sementara Kafka terkekeh. Anka berdecak kesal karna berisik mendengar suara batin orang orang yg sedang menggerutu sebab lampu masih merah

"Ck berisik amat!" Gumam Anka kesal lalu mengambil ponselnya sebentar lalu menghidupkan lagu sampai full melalui earphone nya.

"Anka!" Panggil Kafka sambil mengegas motornya tapi Anka tidak menggubris karna telinga nya lagi pakai earphone

"Anka!!" Panggil Kafka lagi dengan keras dan Anka masih tidak bergeming sambil menatap rambu lalu lintas yg masih berwarna merah

"ANKA CASHEL ADHITAMA!!!" Teriak Kafka keras membuat pengendara lain menatap Kafka. Anka langsung menoleh ke arah Kafka bingung

"NAPA SIH LO?!" Balas Anka tak kalah keras sekaligus kesal

"LO YG NAPA!! GUE MANGGIL LO GAK NYAUT NYAUT!" Teriak Kafka. Padahal mereka berdua itu berdampingan, Kafka sebelah kanan sementara Anka sebelah kiri

"GUE GAK KEDENGERAN BEGO!! GUE LAGI DENGERIN LAGU!" Balas Anka kesal setengah mati. Mereka berdua jadi pusat perhatian pengendara lain dan mereka berdua tidak menyadari nya

"Yaa kecilin lah setan!! Gue ngomong sama lo aja susah!!" Balas Kafka sambil memutar bola matanya malas. Anka berdecak kesal lalu mengecilkan folumenya

"Kenapa-" Ucap Anka terpotong

"Mereka berdua ngapain ya?"

"Aneh, kenapa mereka teriak teriak?"

"Mereka gila kali"

"Aneh aneh aja anak muda jaman sekarang"

"Keknya lagi adu teriakan membahana"

"Mereka pasti reinkarnasi Tarzan"

Anka langsung memerhatikan sekitarnya karna mendengar suara batin orang orang itu yg seperti membicarakan dirinya dan juga Kafka.

Dan benar saja, para pengendara lain memerhatikan dirinya membuat Anka malu setengah mati.

"Astaga! Hari ini emang kesialan gue" Gumam Anka lalu menghadap depan tidak mau menatap pengendara lain

"Anka!" Panggil Kafka

"Apa?!" Tanya Anka ngegas

"Biasa aja kali! Gue aja gak malu di liatin orang orang, napa lo malu coba? Lo pake baju juga" Balas Kafka santai membuat Anka tambah kesal

"Lo kan urat malunya udah putus, makanya lo gak ngerasa malu" Cibir Anka sementara Kafka memutar bola matanya malas

"Napa lo manggil gue?" Tanya Anka lalu menatap rambu lalu lintas yg sudah berwarna kuning

"Balapan kuy! Siapa yg kalah, harus nraktir yg menang sepuasnya. Deal?" Tanya Kafka dengan senyum miring nya. Anka berfikir sejenak lalu mengangguk

"Okey, Deal!" Jawab Anka. Mereka berdua pun mengegas motornya sambil menatap rambu lalu lintas yg bentar lagi berwarna hijau

Brum... Brum...

Satu

Dua

Dan....

Ti-

Mereka langsung mengebutkan motornya dengan cepat, membuat pengendara lain terkejut karna Anka dan Kafka langsung mengebut.

Anka dan Kafka menyelinap di antara mobil dan motor dengan kecepatan penuh, tidak memedulikan umpatan orang lain. Anka pun sudah mengeraskan volume lagunya biar dirinya tidak mendengar umpatan orang

Anka melirik jam tangannya, 2 menit lagi gerbang di tutup. Anka makin mempercepat lajunya agar dirinya tak terlambat, Kafka pun mempercepat laju motornya tidak mau kalah dengan Anka

1 menit 40 detik kemudian...

Anka dan Kafka sudah sampai di sekolah, untung saja gerbang belum di tutup. Mereka berdua memarkirkan motor mereka dengan cepat

"Anjir 20 detik lagi!! Cepet Kafka!" Ucap Anka terburu buru sambil melepaskan helmnya dan mengambil ranselnya sama halnya dengan Kafka

Anka langsung lari meninggalkan Kafka yg sedang menyimpan kunci motornya di saku.

"SIAPA YG CEPAT SAMPE LAPANGAN, DIA YG MENANG!!" Teriak Anka sudah agak jauh. Mata Kafka membelalak kaget

"Sial!" Umpat Kafka. Kafka pun langsung lari dengan cepat ingin menyusul Anka, Parkiran sekolah berada di belakang sekolah, dan itu agak jauh dari lapangan.

"Sial! 10 detik lagi" Gumam Anka sambil melirik jam tangannya. Anka pun makin mempercepat larinya karna waktunya sudah makin menipis

Anka bernafas lega, karna di hadapan nya sudah ada murid murid baru dan juga para sahabat nya yg sedang menunggu dirinya.

"Gue menang Kafka!" Gumam Anka dengan senyum bangganya, tapi....

Tiba tiba...

"ASTAGHFIRULLAH!!" Ucap Anka kaget setengah mati karna ada seseorang menarik dirinya dari belakang membuat dirinya langsung terduduk

"KAFKA SIALAN!!!" Teriak Anka keras membuat para murid dan yg lain mengalihkan tatapannya ke Anka.

Yup, Kafka pelakunya. Kafka yg menarik ransel Anka, agar Anka kalah darinya dan Menarktri nya juga. Kafka yg sudah berada di samping para sahabat nya dengan nafas memburu dan baju acak acakan sampai semua kancingnya terbuka memperlihatkan kaos hitam polosnya, tersenyum puas kalau dirinya menang

"WOY KA! GUE MENANG!!" Teriak Kafka sambil melambaikan tangannya ke Anka. Anka berdecak kesal

"Bangsat banget tuh anak!" Umpat Anka dengan nafas memburu lalu melirik jam tangannya

"Oke, gue tepat waktu" Gumam Anka bernafas lega lalu melirik murid kelas 10 itu yg sedang menatap dirinya memuja terutama kaum hawa

"Butuh bantuan?" Tanya seseorang sambil menyodorkan tangannya ke Anka. Anka pun mendongak menatap orang itu lalu tersenyum tipis dan menerima uluran tangannya

"Thanks Ai" Ucap Anka, Sean Airell Wilson ialah anggota OSIS biasa dan sahabat Anka

"No problem" Balas Sean dengan senyuman nya. Mereka berdua pun berjalan menuju para sahabat nya yg sedang berada di pinggir lapangan

Anka menatap Violeta yg sedang mengomeli Kafka membuat Anka terkekeh. Violeta Christy Aprilia ialah sekertaris OSIS dan sahabat Anka juga

"Lo ini ya telat mulu! Kali kali kek lo dateng lebih awal, masa lo kalah dari anggota OSIS lain yg pada rajin dateng pagi pagi! Sedangkan lo Waketos suka dateng siang siang, heran gue kenapa lo kepilih waketos coba?!" Omel Violeta ke Kafka

Kafka memutar bola matanya malas mendengar omelan Violeta yg menurut nya di ulang ulang.

"Gue juga heran sama lo, kenapa lo di pilih jadi sekertaris? Padahal kan lo itu galak, kasar, suka ngomel, suka ngegas dan juga suka gaplok pala orang" Balas Kafka santai membuat Violeta melotot horor ke Kafka

"APA LO BILANG?!" Teriak Violeta emosi dan ingin memukul kepala Kafka, tapi langsung di hadang Sean

"Eh eh eh jangan Vio! Gak boleh mukul pala orang, dari pada ribut gak jelas, mending kita mulai aja oke?" Ucap Sean dengan senyuman nya. Violeta mendengus kasar lalu menurunkan tangannya

Kafka yg di belakang Sean, tersenyum mengejek ke Violeta membuat Violeta menatap tajam Kafka. Lalu Violeta menatap Anka yg memalingkan wajahnya tidak mau menatap Violet

"Lo juga! Ketos macam apa yg telat-" Ucap Violeta terpotong

"Ayo mulai Vio, kasihan mereka nungguin kita mulai" Potong Sean agar Violeta tidak mengomel karna pembukaan MOS bakal di mulai. Violeta berdecak kesal tidak membantah perkataan Sean

Anka dan Kafka yg di belakang Sean kompak memeletkan lidahnya dengan jari berbentuk peach ke Violeta. Violeta melotot horor ke Anka dan Kafka

"Ada apa nih? Kenapa MOS nya belum di mulai?" Tanya Kevin tiba tiba datang sambil menguap seperti sehabis tidur, karna tadi Kevin tidur sebentar di ruang osis. Febriano Kevin Fernanda, bendahara di OSIS.

"AKHH GUE KESEL!!" Teriak Violeta sambil memukul brutal Kevin yg tak bersalah

"ANJIRR! NAPA LO MUKUL GUE SIH! SAKIT BEGO" Teriak Kevin mencoba menghindar dari amukan Violeta

"LO NGATAIN GUE BEGO HAH?!!" Balas Violeta ngegas dan makin membrutal memukul Kevin

"WOYY VIO! SADAR SADAR, GUE BUKAN SAMSAK TINJU ELAH!!" Ucap Kevin langsung kabur dari amukan Violeta. Violeta pun mengejar Kevin karna kekesalannya belum tuntas, padahal Kevin tidak salah apa apa

"Astaghfirullah, gue salah apa ya? Padahal gue baru dateng" Gumam Kevin mendramastis lalu menoleh ke belakang dan matanya membelalak karna Violeta larinya begitu cepat

"LO NAPA LARINYA CEPET SIH?!!" Ujar Kevin terkejut dan makin mempercepat larinya mengelilingi lapangan. Sementara murid kelas 10 itu ada yg tertawa, merekam dan ada juga menyemangati Kevin untuk lari

"Dasar adek kelas laknat!" Umpat Kevin kesal

"Gue pisahin mereka dulu ya" Ucap Sean ingin menghampiri Kevin dan Violeta yg masih kejar kejaran, tapi kedua lengannya langsung di tarik Anka dan Kafka

"Gak usah di pisahin! Gue lagi rame nonton ini" Ucap Kafka santai sambil merangkul Sean yg pendek darinya

"Yup gue setuju! Ini tuh tontonan kesiksaan Kevin yg tidak bersalah dan Violeta yg menjadikan Kevin samsak tinju" Ujar Anka. Kafka dan Anka pun tertawa karna mereka senang melihat Kevin yg di salahkan sementara Sean sweat drop mendengar perkataan Anka

"Kalian berdua emang bener bener teman yg sangat baik" Batin Sean dengan kekehannya