MOS pertama sudah selesai, sekarang Kafka dkk sedang berada di ruang osis. Anka mengipaskan mukanya yg agak memerah dengan bukunya sambil duduk di kursi khusus ketus Osis
Ada juga kursi khusus Wakil, bendahara dan Sekertaris sementara anggotanya berada di hadapan mereka dengan kursi yg lumayan banyak. Bisa di sebut, ruangan osis ini seperti ruangan rapat
Ruang osis ini cukup besar, tidak ada yg boleh masuk selain anggota OSIS kecuali itu ada keperluan. Yg paling menyenangkan di ruang osis ini ialah, Wifi nya! Wifi di sini bagus dan sangat lancar, banyak murid lain yg ingin Wifi an di ruang osis
Tapi itu di larang...
Hanya anggota OSIS yg memakainya...
"Capek gue!" Keluh Anka lelah dengan kedua kakinya di atas meja sambil mengipas mukanya.
"Lo kaya pertama kali aja ngurus MOS, dasar lebay" Cibir Kafka sambil menggulungkan celana seragamnya ke atas. Anka mendelik matanya kesal ke Kafka di samping nya yg lagi memerhatikan kakinya
"Lo liat apa Ka? Lagi ngebersihin daki?" Tanya Kevin asal sambil duduk di kursinya. Violeta menjitak kepala Kevin kesal
"Omongan lo itu ya, pengen banget gue jait tuh mulut" Ucap Violeta sambil duduk di mejanya, sementara Kevin berdecak pelan sambil mengelus Kepala nya
"Tinggal di jait" Balas Kevin santai
"Ohhh jadi lo beneran pengen gue jait?" Tanya Violeta mengangguk angguk, lalu mengambil sesuatu di laci mejanya dan mata Kevin membelalak
"LO NGAPAIN BAWA JAITAN KE SEKOLAH SIH?!!" Ucap Kevin terkejut melihat betapa niatnya Violeta membawa jaitan.
"Untuk jaga jaga sih, takutnya kalau ada orang yg ngomong nya asal jeplak, nanti gue jait" Ucap Violeta dengan senyum menyeramkan nya. Kevin meneguk salvinya susah payah
"E-hh t-tadi gue bercanda elah! Ya kan Ka?" Tanya Kevin menatap Kafka sepertinya minta bantuan. Kafka menoleh ke arah Kevin lalu...
"Enggak tuh" Jawab Kafka santai dengan senyum miring nya. Kevin menoleh ke arah Violeta putus putus, Kevin langsung sweat drop melihat Violeta yg menatap dirinya sperti singa yg kelaparan
"Kevin!" Panggil Violeta menyeramkan membuat bulu kuduk Kevin berdiri. Lalu....
"Akting gue bagus kan?" Tanya Violeta dengan tatapan berbinar ke Kevin. Kevin melongo tak percaya
"Jadi dari tadi lo Akting?!" Tanya Kevin tak percaya sementara Violeta mengangguk santai
"Emang, soalnya gue akhir akhir ini nonton film, dan aktingnya tuh baguss banget! Jadi gue cobain akting, siapa tau gue jadi artis gitu" Jawab Violeta lalu menyimpan jaitannya di laci
"Astaghfirullah, kenapa gue punya temen kek gini sih" Gumam Kevin sambil memejamkan matanya lelah sementara Violeta bingung, karna Violeta mengira kalau Kevin tau kalau Violeta lagi Akting.
Anka terkekeh, lalu menoleh ke arah Kafka yg memerhatikan betis kakinya. Mata Anka membelalak karna di kaki Kafka ada luka titik dua
"Lo di gigit uler ka?!" Tanya Anka terkejut. Kafka memutar bola matanya malas
"Kalau gue di gigit uler, gue udah mati sekarang kalau gak langsung di bawa ke rumah sakit! Aneh aneh aja lo" Balas Kafka kesal dan mengangkat satu kakinya yg ada luka itu ke meja
"Jadi lo di gigit siapa? Di gigit gajah?" Tanya Anka tak masuk akal. Kafka menoyor kepala Anka kesal
"Gajah dari mana sih?! Heran ya gue sama otak lo itu" Jawab Kafka sambil menggelengkan kepalanya melihat betapa tololnya sepupunya. Anka mendengus kasar sambil mengelus keningnya
"Gue di gigit sama manusia jelmaan tuyul!" Ucap Kafka asal lalu menutup kakinya kembali sementara Anka berfikir sejenak
"Adek lo? Yg mana? Galen atau Kenzie?" Tanya Anka bingung
"Gak mungkin Kenzie lah! Nih ya gue kasih tau, Kenzie kalau lagi kesel sama gue, pasti ngelempar benda yg ada di dekatnya! Mangkok aja dia lempar ke gue, nah sedangkan Galen kalau lagi pengen sesuatu ke gue atau lagi kesel ke gue, pasti bakal ngegigit gue pake gigi taringnya" Jelas Kafka sambil menghela nafasnya kasar karna menghapi kedua adiknya yg begitu merepotkan
"Jadi ini ulah Galen?" Tanya Anka, Kafka hanya mengangguk.
"Adek lo punya taring Ka?" Tanya Kevin
"Heem, banyak yg bilang Galen mirip vampir karna punya dua gigi taring" Jawab Kafka sementara Kevin ber oh ria
"Si Ai mana? Perasaan dari tadi belum dateng dateng, emang kantin penuh banget gitu" Ucap Violeta bingung sambil melirik jam tangannya
Sekarang emang udah waktu nya istirahat, anggota OSIS yg lain pada ke kantin sama halnya dengan Sean. Kafka dkk juga menitipkan makanannya ke Sean dan Sean pun senang hati menerimanya
"Coba gue ke sana, keknya Ai susah bawa makanannya deh" Ucap Anka lalu memakai earphone nya dan melangkah pergi
"Gue juga ikut!" Ucap Kafka lalu menyusul Anka keluar
"Ai itu baik banget, gue jarang ketemu cowok selembut Ai. Gue takutnya, Ai bakal di manfaatin orang lain karna kebaikannya" Ucap Violeta duduk di meja sambil menopang tubuhnya
"Gue setuju" Balas Kevin lalu keadaan hening sejenak, Kevin dan Violeta saling pandang
"Tumben kita sepemikiran" Ucap Kevin dan Violeta bersamaan
Anka dan Kafka berjalan santai menuju kantin yg penuh dengan manusia. Anka celingak celinguk mencari Sean dengan earphone di kuping nya, dan mata Anka menemukan sosok Sean yg berbicara dengan seseorang itu, tapi Anka melihat Sean seperti merasa kesal
"Ka yuk kesana!" Ajak Anka tanpa menunggu jawaban Kafka, langsung menarik kerah belakang Kafka
"Bangsat! Gak usah narik narik juga kali, emang gue kucing apa!" Ucap Kafka kesal sambil berjalan mundur karna Anka menariknya lagi belakang
"No protes protes" Balas Anka bodoamat sementara Kafka berdecak kesal
"Kan gue udah bilang, kalau gue gak mau! Kenapa lo masih maksa sih?!" Ujar Sean kesal sambil menghela nafasnya kasar. Siswi A itu berdecih, lalu menaikan kedua kakinya di meja dengan santai
"Lo udah nyenggol meja gue, jadi sebagai gantinya, lo harus bayar makanan gue" Balas siswi itu santai dan di angguki setuju teman temannya
"Bener banget! Ini meja gak boleh di senggol, meskipun itu cuman dikitttt banget ke senggol" Sambung teman siswi itu
Sean menarik nafasnya dalam dalam lalu hembuskan perlahan. Sean paling gak suka dengan keributan hanya masalah sepele
"Oke gue bakal—" Ucap Sean terpotong karna ada seseorang yg merangkulnya
"Ai kenapa lo lama amat sih nganterin makanannya? Gue udah laper dari tadi" Ucap Anka tiba tiba datang dengan Kafka di sampingnya
"Ahh maaf, tadi gue mau nganterin, tapi ada masalah kecil" Balas Sean sambil memegang nampan berisi pesanan para sahabatnya
"Cuman masalah senggol meja?" Sindir Anka sambil menatap sinis para siswi itu. Ketiga siswi itu yg merasa tersindir langsung menatap tajam Anka
"I-itu gue yg salah kok! Bukan mereka bertiga, jadi biar gue yg selesain masalah ini sendiri" Ucap Sean agak khawatir karna dirinya tidak mau kedua sahabatnya ini terlibat
"Gue ngeliat semuanya Ai, jadi lo jangan bohong" Ucap Anka memutar bola matanya malas lalu menoleh ke arah Kafka yg diam
"Dasar cabe cabean, norak, kek tante tante, jalang, muka kaya setan karna terlalu tebel make up, badan tepos, dan bibir lo pada kaya habis makan cabe sekilo" Ucap Kafka santai sekaligus tajam, Anka menahan tawanya dengan perkataan Kafka yg begitu menyelekit dan itu semua benar
Meskipun Kafka sifatnya mirip sama Jesica, tapi mulut pedasnya itu menurun dari Regal dan kata katanya pasti menyakiti hati orang lain.
"APA LO BILANG?!!" Teriak ketiga siswi itu emosi, lalu Siswi A itu menghampiri Kafka dengan pandangan tajam
"Coba lo ulangin perkataan lo itu!" Ucap siswi itu tajam tapi Kafka diam dengan tatapan malasnya
"Gue itu ngomong sekali dalam seumur hidup, jadi gue gak bakal ngomong dua kali" Balas Kafka santai membuat siswi itu marah
"Lo!!" Ucap siswi itu dan ingin membogem muka Kafka tapi....
Tiba tiba...
"Eitss!! Ngapain lo mau mukul pacar gue hah?!" Ucap Violeta ngegas sambil mencengkram pukulan siswi A itu.
"Dih, sejak kapan gue pacar lo, amit amit gue punya pacar model kek lo" Ucap Kafka bergidik ngeri membayangkan kalau dirinya berpacaran dengan Violeta, paling dirinya sering di gaplok palanya
"Diem dulu napa!" Bisik Violeta tajam membuat Kafka langsung terdiam.
"Lepasin tangan lo anj*ng!!!" Ucap siswi itu emosi. Violeta langsung menatap siswi itu tajam seperti silet
"Jaga omongan lo jalang!" Balas Violeta tajam. Mereka menjadi pusat perhatian murid lain yg sedang berada di kantin karna melihat keributan di meja itu
"Lo yg jalang sialan!!" Balas Siswi itu. Violeta memelintirkan pergelangan tangan siswi itu
"Akhhh!!!" Ringis Siswi itu kesakitan. Teman temannya langsung menghampiri Siswi itu
"Lepasin tangan lo bangsat!!" Ucap temannya mencoba melepaskan tangan Violeta yg masih memelintir kan tangan siswi itu
Anka menghela nafasnya pelan lalu menghampiri Violeta yg terbakar emosi.
"Vio, gue udah beli album oppa oppa buat lo" Ucap Anka di tengah tengah Violeta dan siswi itu. Tatapan Violeta langsung berbinar lalu menoleh ke Anka
"YG BENER KA?!!" Teriak Violeta semangat
"Heem, tuh ambil di tas gue" Balas Anka dengan senyum tipisnya
"Uwahh makasih ketos!! Lo emang yg terbaik, yukk Vin anter gue ke kelas" Ucap Violeta senang, lalu Violeta melepaskan genggaman nya tapi sebelum itu, Violeta memelintirkan tangan siswi A itu terlebih dahulu dengan senyum miringnya
"AYOO VIN!" Ajak Violeta langsung menarik lengan Kevin membawanya pergi, padahal tadi Kevin sedang bermain game di ponselnya
Siswi itu mengelus tangannya yg terasa nyeri, sementara teman temannya menatap khawatir siswi itu.
"Hmm ma—" Ucap Sean terpotong karna mulutnya di tutup Anka
"Ai gak usah minta maaf! Lo gak salah oke?" Ucap Anka sementara Sean mengangguk kaku
"Oh iya, lo bertiga harus jaga sikap di sekolah. Takutnya lo pada di keluarin dari sekolah gara gara sifat kalian yg berantakan. Gue sebagai ketos di sini, bakal ngelapor kejadian yg tadi, tapi gue yg bakal tanggung jawab! Jadi lo bertiga gak usah khawatir, Kafka juga nanti ikut gue" Jelas Anka dengan senyum tipisnya
"Loh?! Kok gue juga?!" Protes Kafka tak Terima
"Lo kan wakil gue, jadi kalau gue di hukum, lo juga harus di hukum" Balas Anka santai sementara Kafka berdecak kesal
"Gue pamit dulu" Ucap Anka kepada ketiga siswi itu. Lalu Sean, Anka dan Kafka melangkah pergi
"Na, lo gak akan balas dendam kan?" Tanya teman siswi itu. Siswi itu tersenyum miring
"Ketos itu cuman sok baik aja, gue gak bakal balas dendam ke cewek tadi, tapi gue bakal bikin ketos itu suka sama gue, terus pada saat ketos itu mulai suka sama gue, gue bakal ninggalin dia" Jawab Siswi itu dengan bangga
"Yee dasar playgirl!" Ucap teman temannya kompak. Siswi itu mengibaskan rambutnya
"Itu bukan gue namanya, gue kan Zanna Adelia Pratista yg ngelakuin sesuatu sesuka hati" Ucap Zanna dengan senyum sulit di artikan.