Chereads / OSIS & IPS 5 / Chapter 4 - part 4.

Chapter 4 - part 4.

11 IPS 5

Keadaan kelas sangat sangat gaduh sampai terdengar keluar. Guru wali kelas 11 IPS 5 menghela nafasnya lelah melihat kegaduhan kelasnya dan juga sangat berantakan.

Kursi ada dimana mana bahkan ada yg jungkir balik, dan mejanya pun berada di sampingnya membuat guru wali kelas itu terkurung.

"ANAK ANAK MOHON DIAM!!!" Teriak Rion—Wali kelas 11 IPS 5

Para murid langsung diam dan kompak menoleh ke arah Rion. Pak Rion masih terbilang cukup muda sebagai guru karna umurnya masih 25 tahun dan guru termuda di sekolah Nusantara ini

"2 menit ya pak diemnya!" Ucap Kenan—Ketua kelas 11 IPS 5 dengan kakinya di atas meja dan duduk di paling belakang

"Iya Pak saya setuju! Kalau lebih dari 2 menit, kita langsung rusuh lagi" Sambung Zanna sambil memegang make up nya, dan di setujui yg lain

"Hmmm 5 menit aja ya? Kalau 2 menit kecepetan" Balas Rion dengan senyum tipisnya

"2 MENIT PAK!! 5 MENIT KELAMAAN" Ucap para murid berbarengan dengan cengiran mereka. Rion menghela nafasnya pelan, sudah terbiasa

"Oke oke 2 menit" Balas Rion pasrah sedangkan para murid bersorak ria

"Jadi, kenapa bapak suruh kita diem?" Tanya Angel—teman sebangku nya Zanna sambil melipatkan kedua tangannya di dada

Rion berfikir sejenak dengan menopang dagunya membuat siswi di kelas itu menatap Rion terkagum kagum betapa tampannya guru mereka meskipun hanya berfikir.

"Bapak gak nyadar apa!" Seru Lily—sahabat Zanna sambil mengangkat tangannya. Rion menoleh ke arah Lily bingung

"Gak nyadar apa maksud kamu?" Tanya Rion bingung

"Bapak itu bagaikan sapi yg terbang! Seperti bapak yg selalu terbang di hati saya dan membuat hati saya jedag jedug" Jawab Lily mendramatis sambil menatap memuja Rion. Sementara Rion menyerngit dahinya bingung tak mengerti

"Apa hubungannya sama sapi nyet?!" Ucap Agatha—sahabat Zanna dengan ngegas dan menjitak kepala teman sebangku nya ini

"Lah iya ya, gue gak kepikiran sampe sana" Balas Lily dengan cengiran tololnya sambil mengelus kepalanya. Mereka semua tertawa karna mereka tau kalau Lily itu perkataan nya suka gak nyambung

"Yee dasar otak micin" Cibir Zanna menoleh ke belakang menatap Lily. Sementara Lily berdecak pelan

Rion menggelengkan kepalanya dengan senyum gelinya melihat para muridnya yg begitu hiperaktif. Kenan melirik jam tangannya sebentar lalu menatap gurunya

"Bapak! 1 menit lagi diemnya nih" Ucap Kenan agak keras. Rion menatap jamnya lalu berdiri dari duduknya

"Kalian mau ada pembelajaran tambahan gak?" Tanya Rion dengan senyuman nya. Mereka semua terdiam lalu...

"ENGGAK PAK!!!" Teriak mereka keras dengan nada ngegas membuat Rion tersentak kaget

"Enggak mau Ahh pak! Mending saya ke salon aja"

"Iya Pak! Saya juga gak mau, belajar tambahan itu buat kepala saya meledak"

"Mending gue nonton iya-iya di rumah"

"Hadeuh kalau gue denger kata BELAJAR udah bikin gue tersiksa"

"Bapak! Saya teh mau ke rumah sakit, kucing jantan saya ngelahirin"

Dan masih banyak lagi alasan alasan mereka yg tidak mau mengikuti belajar tambahan. Rion memijit keningnya merasa pusing sambil menghela nafasnya lelah

"Ayolah bapak mohon, ini jalan yg terbaik untuk kalian! Bapak pengen nilai kalian pada bagus, dan kalian gak bakal di ejek lagi sama murid lain. Buktiin ke mereka semua, kalau kalian itu murid yg cerdas dan juga berguna untuk orang lain" Ucap Rion sambil menghela nafasnya lelah sementara murid lain terdiam

Kring... Kring...

Rion menatap para muridnya yg terdiam membisu. Rion tersenyum kecut, lalu membereskan alat alat tulisnya yg berada di mejanya

"Kalau kalian gak mau, bapak gak maksa kok! Oh iya, kalian boleh pulang ya. Hati hati di jalan" Ujar Rion dengan senyuman nya

Sementara murid lain masih terdiam, Rion pun menggeserkan meja yg menghalangi jalannya lalu berjalan menuju keluar pintu dengan pikiran yg campur aduk

"Pak!" Panggil Kenan sambil mengangkat tangannya. Rion menoleh ke arah Kenan

"Ya ada apa?" Tanya Rion di ambang pintu

"Emang siapa yg mau ngajar kita? Kan guru lain pada gak mau selain bapa" Ucap Kenan. Rion terdiam sejenak

Yup memang benar! Guru lain tidak ada yg mau mengajar 11 IPS 5 karna tak tahan dengan kelakuan mereka. Hanya Pak Rion yg bertahan di kelas itu, meskipun dirinya beberapa kali di kerjai.

11 IPS 5 memang seperti tidak di anggap oleh seluruh sekolah Nusantara

"Hmm nanti bapak minta tolong murid 12 MIPA 1 untuk ngajar kalian, soalnya murid di sana pada pinter pinter. emang nya kenapa?" Tanya Rion bingung, Kenan diam sejenak.

"Kita bakal ikut belajar tambahan!" Jawab Kenan tegas membuat Rion agak terkejut

"Iya Pak! Meskipun saya gak niat sih, tapi karna bapak yg ngomong, 'ini jalan yg terbaik' kita bakal nurutin perkataan bapak" Sambung Zanna dengan senyum tipisnya

"Karna kita percaya sama bapak" Ucap Angel dengan pensil di kupingnya

"Saya ngikut aja, siapa tau kan kakak kelas kita cogan" Ucap Agatha dengan cengiran nya sementara Lily memutar bola matanya malas

"Cogan mulu di pikiran lo" Cibir Lily menoyor kepala Agatha

"Suka suka gue dong!" Balas Agatha sewot sambil mengelus keningnya

"Beneran kalian mau?" Tanya Rion memastikan dan mereka semua mengangguk kompak membuat senyuman Rion terbit

"Kalian memang anak anak yg baik! Yaudah, kalian jangan pulang dulu ya" Ujar Rion agak semangat. Murid murid yg sedang membereskan alat tulis untuk pulang, menatap bingung Rion.

"Loh kenapa pak?" Tanya Alex—teman sebangku Kenan sambil menggendong ranselnya

"Kan sekarang kalian belajar tambahannya" Jawab Rion. Para murid menjatuhkan rahang mereka mendengar perkataan Rion

"SEKARANG?!!!" Ucap mereka semua terkejut

🎃🎃🎃

12 MIPA 1

"ANJIRR KAFKA!! BALIKIN HP GUE SETAN!" Teriak Anka menggelegar di kelas yg sudah kosong karna sudah pulang kecuali Kafka dkk.

"Wlee kejar dulu kalau bisa" Balas Kafka sambil memeletkan lidahnya mengejek. Anka menggeram kesal lalu mengejar Kafka yg lari darinya

Mereka berdua mengelilingi meja meja lain, sesekali Kafka menggeser meja untuk menghalangi jalannya Anka. Anka berdecak kesal lalu menaiki meja meja lain untuk mengejar Kafka

"HEH LO CURANG ANKA!!" Ucap Kafka tak Terima karna Anka mengejarnya dengan menaiki meja.

"Bodoamat! Balikin HP gue Kafka Birrly ADHITAMA!!!" Ucap Anka ngegas sambil melewati Kevin yg lagi duduk di meja yg sedang bermain game. Kevin terlonjak kaget karna Anka melewati nya

"Astaghfirullah! Awas lo jatuh Ka" Ucap Kevin sambil mengelus dadanya karna terkejut

"Kalau jatuh, ya ke bawah lah" Ujar Violeta santai sambil bermain ponselnya. Kafka dkk memang agak telat pulang karna ingin kumpul sebentar

Anka berhenti sejenak lalu menghampiri mejanya Sean. Sean terkejut lalu melepaskan earphone nya dan mendongak menatap Anka yg berdiri di mejanya

"Lo ngapain berdiri di meja?" Tanya Sean bingung. Anka mengatur nafasnya terlebih dahulu sementara Sean tidak tau apa yg terjadi karna dirinya sedang mendengarkan lagu

"Gue pinjem tas lo dulu ya Ai" Ucap Anka langsung mengambil ransel Sean yg berada di kursi tanpa menunggu jawaban Sean

Anka langsung pergi sambil menenteng ransel Sean. Sean menatap Anka yg berjalan di atas meja sambil membawa ranselnya

Kafka sedang mengatur nafasnya karna berlarian kesana kemari dan tidak menyadari kalau di belakang nya ada Anka yg berdiri di atas meja sambil ancang ancang ingin melempar tas Sean ke Kafka

"Kena lo sekarang!" Gumam Anka dan...

BRUK...

Kafka langsung tersungkur sambil tengkurap karna Anka melempar tas Sean dari belakang. Anka langsung turun dari meja dan menduduki Kafka di atas

"ANJIRR!! BERAT ANKA!!" Teriak Kafka menggelegar karna badannya di duduki oleh Anka

"Balikin HP gue dulu setan!" Balas Anka ngegas

"Lo turun dulu bego! Gue sesek nafas!!" Balas Kafka ngegas juga sambil melirik Anka sinis

"Balikin HP gue dulu!" Ucap Anka kekeuh gak mau turun dari atas punggung Kafka

"Lo turun dulu! Baru gue kasih" Balas Kafka tak mau kalah

"Balikin dulu!"

"Turun dulu!"

"Balikin dulu HP gue KAFKA!!!"

"Lo turun dulu ANKA!!"

"Lo gak usah balikin perkataan gue deh!" Ucap Anka sinis

"Gue emang balikin perkataan lo!" Balas Kafka ketus

Mereka berdua tetap berdebat dan tidak ada yg mau mengalah, sementara Violeta dan Kevin merekam Anka dan Kafka yg menurut mereka lucu.

"Gue posting ke IG ahh" Gumam Violeta sambil merekam dengan tawaan kecilnya

"Gue mau kirim ke grup kelas" Ucap Kevin dengan senyum gelinya. Sean menghela nafasnya pelan, lalu menghampiri Anka dan Kafka yg masih berdebat

"Anka sama Kafka udah dong ributnya, Vio sama Kevin vidio lo berdua tau" Ujar Sean dengan senyuman nya. Kafka dan Anka kompak menoleh ke arah Violeta dan Kevin

"LO BERDUA VIDIO KITA HAH?!!" Ucap Kafka dan Anka berbarengan dengan ngegas. Violeta dan Kevin mengangkat jarinya berbentuk peach dengan cengiran mereka

"Permisi" Ucap seseorang dengan sopan di ambang pintu. Mereka berlima kompak menoleh ke arah pintu

"Hmm ada yg bisa kita bantu pak?" Tanya Anka menghampiri Pak Rion. Sean pun membantu Kafka berdiri

"Kalian belum pada pulang?" Tanya balik Rion dengan senyuman nya. Mereka berlima kompak menggelengkan kepalanya

"Belum pak, pak Rion kenapa kesini?" Tanya Kafka bingung

"Hmm bapak ingin minta tolong ke kalian" Jawab Rion dengan senyum tipisnya. Mereka berlima saling pandang

"Minta tolong apa pak?" Tanya Kevin

"Kalian dari OSIS bukan?" Tanya balik Rion sambil melirik kain yg melilit di tangan mereka berlima bertuliskan OSIS dan juga posisinya

"Iya Pak" Jawab mereka berlima berbarengan

"Bapak minta tolong ke kalian untuk ngajar tambahan kelas 11 IPS 5 mau?" Tanya Rion dengan senyum manisnya. Mereka berlima membelalak matanya

"APA?!!" Ucap mereka terkejut