Wanita itu benar-benar tidak bisa ditemui. Okay, lebih tepatnya wanita itu yang tidak mau bertemu dengannya. Padahal Yasa sudah meminta Allesio untuk melakukan cara licik, entah cara licik seperti apa yang ada dipikiran Yasa sekarang, tapi Allesio yang sangat menjaga privasi orang lain malah memutuskan untuk pergi dari sana. Wanita itu tidak mau menemuinya, 'kan? Lebih baik ia pergi saja dari sini.
Menjebaknya? Ah, pikirkan nanti saja.
"Anda saja kau mau mendengarkan saranku, mungkin kau tidak akan mengalami kegagalan lagi hanya untuk mengunjungi wanita itu," Yasa terlihat sangat kesal dengan pilihan yang Allesio lakukan. Yasa dan Allesio pun harus berjalan kembali ke mobil mereka dengan wajah kekecewaan.
Ini sudah kedua atau ketiga kalinya dari semua usaha mereka yang mereka lakukan, tapi gagal dan gagal.
Lagian Allesio juga tidak terlalu suka dengan kekerasan. Wanita itu adalah wanita baik-baik dan cara baik-baik lah yang harus Allesio lakukan untuk memikat hati wanita itu. Memikat hati? Kedengarannya lucu juga.
"Kau pikir saja, bagaimana mungkin aku harus menghabiskan waktuku hanya untuk menunggu wanita itu datang dan bertemu denganku?!" Allesio mulai geram terutama kepada Yasa yang sepertinya akhir-akhir ini suka mengaturnya.
Sebenarnya, Yasa sudah mengatur Allesio sejak ia dinobatkan menjadi semi CEO di perusahaan milik keluarga besarnya ini. Yasa mungkin memang lebih tua dari Allesio, mungkin beda umur mereka hanya dua atau tiga tahun. Allesio tidak terlalu mengingatnya dan Allesio mungkin juga melupakan fakta kalau Yasa memang selalu mengatur semua hal mengenai dirinya.
Yasa malah membulatkan matanya karena melihat respon dari bos sekaligus teman baiknya itu. Allesio terlalu banyak bicara, berbeda dari biasanya. Yasa malah terkekeh senang
"Tuan Raesha ingin kau mendekati wanita itu sebelum acara perusahaan dan kita malah selalu menghabiskan waktu untuk mengunjungi wanita yang tidak mau dikunjungi. Kau harus melakukan cara licik! Ahh, tidak, maksudku sedikit licik," Allesio langsung masuk ke dalam mobil tanpa mau mendengarkan semua perkataan tidak jelas dari Yasa.
Allesio menghela napasnya. Apapun asal jangan suatu hal yang berhubungan dengan wanita. Dia benar-benar tidak bisa melakukan apapun yang berhubungan dengan wanita.
Allesio sejak kecil selalu belajar dan les. Dia mencoba mengejar ketertinggalannya dan membuatnya menjadi lelaki tanpa kekurangan di mata orang lain. Tapi, masalah wanita, Allesio benar-benar akan menyerah. MANA PERNAH IA BERDEKATAN DENGAN WANITA!!
"Tidak usah terlihat stres seperti itu. Kalau kau mau mendengarkan saran dariku, kau akan bisa lebih cepat bertemu dengan wanita itu," saran Yasa lagi dan bukannya mendengarkan apa yang Yasa katakan, Allesio malah menutup kedua kupingnya. Ah, sudahlah!
***
"Dia sudah pergi," lapor wanita cantik dengan kaca mata itu kepada bosnya. Wajah lelahnya terlihat nyata hanya karena menahan dua orang laki-laki dari Raesha itu agar tidak menemui bosnya ini. Oh iya, bosnya yang juga merupakan seorang wanita cantik itu malah sedang asik membuat pola di sebuah kertas dengan senyum yang tergambar di bibir indahnya.
Perjodohan.
Tidak, ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Perjodohan paksa seperti yang ada di novel-novel atau film-film. Okay, awalnya memang tidak memaksa, tapi akhirnya ia merasa sangat keberatan.
Aleera dengan ikhlas memberikan dirinya kepada anak pertama kandung dari seorang penerus Raesha Production karena orang itu juga sudah berjanji untuk memberikannya kebebasan. Iya, sebuah kebebasan mutlak.
Ryu. Aleera masih ingat. Ryu adalah anak laki-laki yang baik dan selalu tersenyum kepadanya setiap hari. Ryu juga sering membantu Aleera, Aleera juga tidah tahu apakah ia mencintai Ryu atau tidak. Tapi, saat Aleera melihat Ryu, ia tahu dunia akan baik-baik saja. Aleera tahu kalau Ryu akan selalu menjaganya.
Mereka adalah teman kecil, selalu bertemu karena kedua orang tua mereka adalah teman baik dan memiliki perusahaan terbaik di negara ini. Aleera sering dijaga oleh Ryu saat orang tua Aleera malah pergi untuk bekerja atau lain sebagainya. Mereka saling menjaga walaupun umur mereka berjarak lumayan jauh. Ryu rela mengorbankan dirinya untuk menikahi Aleera agar Aleera bisa bebas dari semua hal yang berkaitan dengan harta dan kedudukan perusahaan milik keluarganya.
Ryu melancarkan perjodohan untuk mereka berdua agar membebaskan Aleera.
Aleera seharusnya kuliah dan mengambil jurusan bisnis, Aleera seharusnya disiapkan untuk menjadi penerus dari perusahaan milik keluarganya. Tidak ada yang bisa melanjutkan tahta milik papanya. Papanya hanya memiliki seorang adik perempuan yang tidak bisa apa-apa dan Aleera adalah anak tunggal dari keluarganya.
Adik perempuan papanya itu pintar dan hebat. Tapi, papa malah mengatakan kalau dia tidak bisa melakukan apa-apa. Aleera tidak bisa berbuat apa-apa. Itu bukan urusannya.
"Aku akan menikahimu, aku akan mengemban kesulitanmu. Aku akan melakukannya," Ryu pada saat usia 15 tahun bisa mengatakan hal itu kepada Aleera kecil. Jangan lupakan senyuman Ryu yang bisa membuat hati Aleera tiba-tiba merasa sangat tenang, Aleera bisa berhenti menangis. Aleera kecil pun menyetujuinya, asal orang itu adalah Ryu, maka tidak ada masalah apapun. Ryu pasti akan memperlakukannya dengan baik dan akan selalu menjaganya. Aleera yakin itu.
Karena rencana itu, Aleera pun diizinkan untuk sekolah khusus desainer dari sekolah menengah pertama hingga kuliah. Tapi, rencana itu malah harus gagal karena kematian Ryu yang Aleera anggap aneh dan tidak wajar.
Aleera masih lumayan kecil pada saat itu, ia tidak terlalu mengingatnya, satu hal yang ia ingat adalah papa yang masih memberikannya kebebasan.
"Papa sayang Aleera," Hanya itu yang papa Aleera katakan kepadanya dan Aleera menyetujuinya. Papa tidak menekan Aleera lagi dan mau memberikan kebebasan kepadanya. Aleera sangat senang sekali.
Tapi, beberapa minggu yang lalu, papa malah mendeklarasikan sebuah perintah, bayaran atas kebebasan. Ia harus menikah dengan anak angkat dari tuan Raesha. Anak yang menjadi pengganti Ryu selama ini.
Sungguh, sebenarnya Aleera tidak mengetahui apapun. Aleera terlalu asik dengan kelas desain yang ia geluti dan hal yang ia sukai tentunya. Tapi, saat ia tahu kebenarannya, ia tahu kalau anak angkat keluarga Raesha itu pasti orang yang jahat.
Entahlah, pas saja. Kenapa laki-laki itu ada di saat Ryu meninggal dan diangkat oleh keluarga Raesha yang terkenal kaya raya. Aneh, 'kan?
Semua orang pun mengatainya, tidak ada yang setuju dengan apa yang dilakukan oleh keluarga Raesha atas anak angkatnya itu. Aleera yang masih sibuk dengan sekolahnya tidak terlalu memperdulikan gosip dan obrolan mengenai hal itu, karena ia pikir, ia tidak akan terlibat dengan hal-hal seperti itu. Ternyata, Aleera salah besar. Ia malah harus menikah dengan laki-laki itu.
Kalau tidak salah, namanya Alex. Ohh, Ali. Bukan, sungguh, Aleera lupa!
"Aku membencinya," Tiba-tiba mood Aleera memburuk hanya karena membahas masalah laki-laki yang tidak ia kenal itu.
***
Bersambung