Chereads / My Mysterious Bodyguard / Chapter 7 - Kecelakaan beruntun

Chapter 7 - Kecelakaan beruntun

Waktu telah menunjukkan pukul 18.00, Andrea segera mempersiapkan dirinya untuk menghadiri pesta kelulusan. Sudah satu jam Eve mencoba membantu merias paras cantik gadis itu. Pasalnya Rea sangat jarang menggunakan make up. Sehingga Eve takut hasilnya tidak akan maksimal bila gadis itu yang mengerjakan sendiri. Dengan sabar ia meladeni permintaan adiknya yang ingin tampil natural dan elegan.

"Sudah selesai! Sekarang kau bisa membuka kedua matamu!" ujar Eve terlihat puas dengan mahakarya-nya.

Kedua kelopak mata gadis itu terbuka perlahan. Ia merasa terkejut melihat perubahan drastis pada paras cantiknya. Salah satu tangan menjulur ke depan menyentuh permukaan cermin. Rea mencoba memastikan bahwa itu adalah pantulan dirinya.

"Apakah gadis dalam kaca adalah aku?" tanya Rea masih tidak percaya.

"Ya, mengapa kau ragu? Tidak tahukah dirimu bahwa kau tumbuh menjadi gadis yang cantik!" jawab Eve sambil tersenyum manis.

"Ah! Aku tidak sedang bermimpi!" ringis Rea ketika mencubit dirinya sendiri.

"Cepat pakai gaunmu! Kau akan terlambat jika menunda waktu lebih lama!" saran Eve memilih menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Rea.

Dengan penuh antusias gadis itu beranjak berdiri dari kursinya. Kemudian ia berlari kecil menuju ke kamar mandi. Salah satu tangan membawa gaun pesta yang akan Rea pakai malam ini. Seulas senyum menghiasi parasnya yang cantik.

15 menit kemudian, Rea melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi. Gadis itu bergegas menghampiri kakak iparnya yang sedang duduk di atas sofa bed sambil memainkan ponsel. Sekali lagi Rea meminta bantuan Eve. Untuk menaikkan resleting gaun yang ia kenakan.

Eve segera meletakkan ponsel miliknya di atas sofa kosong yang berada disampingnya. Kemudian wanita itu beranjak berdiri dari atas sofa. Tangan kanannya menjulur ke depan meraih resleting gaun Rea. Ia menariknya ke atas perlahan sampai permukaan punggung gadis itu tertutup sempurna.

"Sudah selesai, sekarang kau bisa memakai high heelsmu!" ujar Eve sambil melihat kearah jam yang terpasang pada dinding kamar.

"Ah! Baik!" sahut Rea cepat, ketika pandangan matanya mengikuti kemana arah Eve memandang.

Tidak ingin terlambat datang ke pesta, Rea segera memakai high heels miliknya. Kemudian ia berjalan menghampiri meja rias yang terletak tidak jauh darinya. Untuk memastikan kembali penampilannya. Setelah merasa yakin, tangannya menjulur ke depan meraih tas tangan.

Kemudian kedua wanita cantik tersebut bergegas keluar ruangan. Rea dan Eve berjalan menyusuri lorong, lalu menuruni anak tangga yang berbentuk setengah lingkaran. Sesampainya di anak tangga terakhir mereka menemukan Leo dan Kim telah menunggu.

"Ah! cantik sekali!" puji Kim dengan wajah polos.

"Terima kasih." sahut Rea merasa senang.

"Apa gaunmu kekurangan bahan?" celetuk Leo asal.

"Kak Leo!" protes Rea memasang wajah cemberutcemberut, ia tidak suka mendengar perkataan kakaknya.

"Aku berbicara sesuai kenyataan! Kau seperti sedang memakai gaun milik Kim!" cibir Leo sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Bugh!

"Argh! Aww... sakit, Hun!" teriak Leo terlihat kesakitan.

Dengan kesal Eve langsung melayangkan tendangan kearah salah satu kaki suaminya. Tendangan wanita itu tepat mengenai tulang kering Leo. Sehingga membuat pria tersebut berteriak keras karena rasa sakit yang luar biasa. Ia segera memutar tubuhnya, lalu berjalan tertatih- tatih menuju kearah sofa.

"Rasakan! Siapa suruh punya mulut suka usil!" tegur Eve tanpa rasa bersalah.

Namun, pada akhirnya ia tidak tega melihat suaminya terus meringis di atas sofa. Eve berjalan menghampiri Leo untuk memeriksa lukanya. Rupanya tendangan itu berhasil membuat tulang kering pria itu memiliki lebam berwarna hijau kebiruan. Sehingga Eve segera memerintahkan salah satu pelayan supaya mengambilkan air hangat dan sebotol minyak gosok.

Disisi lain, Rea dan Kim saling memandang dengan bingung. Pasalnya pasangan tersebut memiliki cerita romansa yang aneh. Namun, di dalam hati kecilnya, Rea selalu mengagumi kakak- kakaknya. Ketiga kakaknya memiliki kelebihan dan keunikan tersendiri baginya.

"Aku harus segera pergi! Uncle Theo sudah menunggu di parkiran!" pamit Rea cepat.

Ia melayangkan kecupan singkat pada pipi Kim, lalu berjalan menghampiri pasangan suami istri di sofa. Sudah menjadi kebiasaan gadis muda itu selalu mencium pipi keluarganya sebelum pergi kemanapun. Rea bergegas melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Sesampainya di teras rumah, pandangan kedua matanya menatap lurus kearah kendaraan yang telah menyala di halaman.

Rea langsung berlari kecil menghampiri mobil tersebut. Tanpa ragu ia segera menaiki kendaraan yang akan dikemudikan oleh uncle Theo. Sapaan hangat terlontar dari mulut pengawal pribadinya, sebelum mobil melaju meninggalkan kediaman keluarga Hansel. Seulas senyum manis menghiasi paras cantik Rea sebagai jawaban dari sapaan tersebut.

Kendaraan melaju di jalan raya dengan kecepatan sedang. Sebuah lagu bergenre pop mengalun memenuhi setiap sudut ruang mobil. Uncle Theo sengaja menyalakan musik supaya nona mudanya tidak merasa bosan. Disisi lain, Rea tengah menikmati pemandangan dari balik kaca.

Suasana malam hari tampak hidup, banyak kendaraan berlalu lalang memadati jalan raya. Lampu warna- warni menghiasi pepohonan di sepanjang jalan. Memanjakan mata siapa saja yang melihatnya. Toko kelontong di dekat trotoar dipenuhi pelanggan.

Entah ingin membeli minuman dan makanan atau hanya sekedar menghabiskan malam di sana. Ketika mobil yang ditumpangi Rea mendekati perempatan lampu merah. Sebuah kendaraan berjenis minibus datang dari arah lain melaju dengan kecepatan tinggi. Karena saking kencangnya, mobil tersebut menabrak pagar pembatas lalu masuk ke jalur yang berlawanan arah.

Supir terlihat tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya. Sehingga menabrak mobil - mobil yang melaju kearahnya. Kecelakaan beruntun tidak bisa dihindari. Kendaraan yang ditumpangi oleh Rea mengalami rusak parah bagian depan dan belakang. Membuat Uncle Theo harus menghembuskan nafas terakhirnya di tempat kejadian perkara.

Pria berumur tiga puluhan itu berusaha keras menghindari mobil yang melaju kearahnya, tetapi di bagian sisi kanan terdapat kendaraan lain. Membuat ia tidak bisa melarikan diri dari bencana yang datang. Dalam hati ia berharap nona mudanya dapat selamat. Sebelum meninggal beliau sempat melihat keadaan nona mudanya dari balik kaca spion.

Di bangku belakang Rea dalam keadaan tidak sadarkan diri, karena kepalanya terbentur keras. Darah segar mengalir deras membasahi paras cantiknya. Namun, bukan hanya kendaraan Rea saja yang mengalami kecelakaan tersebut. Masih ada tiga mobil lagi yang ikut terlibat dalam kecelakaan. Akan tetapi, kerusakan mereka tidak separah kendaraan milik gadis itu.

Beberapa pengendara mobil lain yang selamat mencoba menghubungi ambulance dan pihak berwenang. Supaya kasus ini segera diurus serta pihak keluarga dapat dihubungi secepatnya. Mereka segera menyelamatkan Rea dan uncle Theo, dengan mengeluarkan keduanya dari kendaraan. Melihat arus listrik pada mobil dalam kondisi tidak stabil, hingga dapat menimbulkan percikan api.