"Ternyata kamu juga mengakuinya ya? Aku tidak menyangka bahwa pria sepertimu ini adalah seorang buaya. Lucas, kau terlihat bukan seperti buaya. Apa mungkin aku telah menduganya?" tanya Kya dengan perlahan. Ia pun tersenyum ketika mendengar hal itu.
"Tentu salah, Kya. Aku ini pria hidung belang. Oh bukan, maksudku pria buaya, ya begitulah. Sayangnya aku tidak akan menyakiti wanita-wanita baik, dan sejujurnya aku belum menemukan gadis yang tepat untuk menjadi kekasihku. Jadi sampai detik ini aku masih sibuk berkeliaran demi bisa mencari gadis yang cocok, meskipun terkadang aku ikut terjatuh ke dalam lubang yang sama seperti di rumah bordil. Mungkin kau bisa mengatakan aku baik, tapi sejujurnya aku merasa sangat hina, Kya," jawab Lucas dengan apa adanya. Raut wajahnya terlihat datar.
Membuat Kya menyukai dengan pria yang memiliki sikap terbuka seperti Lucas. Meskipun memang keterbukaan Lucas seperti ini akan membuat dirinya semakin sulit mendapatkan wanita baik, namun Kya lebih senang dengan pria yang memiliki hati hello Kitty ketimbang yang bisa berpura-pura baik, namun menyimpan banyak rahasia seperti seorang Gary. Itulah yang sedang Kya pikirkan.
"Justru kejujuran mu ini yang sangat penting, Lucas. Daripada kamu memperlihatkan dirimu yang lain lebih baik kamu terlihat apa adanya, walaupun memang apa yang sudah kamu perbuat salah, tapi kesalahanmu akan lebih ternilai dengan kejujuran ini, daripada pria-pria yang bisa bersikap manis sesaat, namun menyimpan wanita lain. Kadang aku merasa kalau aku telah salah menemukan seorang pria yang aku jadikan teman hidupku." Kya terlihat tak bertenaga saat berucap semua itu.
Ia terlihat lesu, namun Lucas tahu bahwa ucapan Kya sedang berusaha menyindir tentang Gary.
"Tunggu dulu, Kya. Jadi, kamu sedang memujiku? Wah ... Aku tidak menyangka kalau kamu akan memujiku. Jujur saja dalam seribu, kamu lah orang yang sudah memujiku. Biasanya wanita-wanita itu mencoba untuk meledekku jika aku telah gagal membuat mereka nyaman. Tapi, jika aku bisa memilih, aku ingin menjadi pria yang bukan hanya saja jujur melainkan dengan sekaligus perbuatan ku yang benar. Kya, apa kamu bisa mengajariku untuk tidak bermain dengan banyak wanita?" Lucas tiba-tiba saja memiliki pikiran yang lain.
"Aku? Mengajarimu? Lucas, apa yang harus aku ajarkan denganmu?" Kya merasa bingung dengan apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Dirinya begitu tidak menduga bahwa Lucas akan meminta hal aneh.
"Ada apa, Kya? Kamu merasa takut untuk mengajariku? Aku ingin menjadi pria yang tidak selalu dikerumuni oleh banyak wanita, tapi masalahnya aku tidak tahu caranya itu." Lucas terlihat kesal.
Membuat Kya paham hingga dirinya tersenyum kecil saat mendengar hal itu. Tentu saja ia tahu akan maksud dari Lucas.
"Aku tahu caranya, Lucas."
"Oh ya? Katakan padaku secepatnya, Kya. Aku merasa bosan untuk selalu bermain dengan wanita-wanita haus sentuhan itu."
"Dari hatimu sendiri. Lucas, kamu akan tidak bisa merubah sifat mu ini jika kamu belum mencintai seseorang. Cintailah seorang wanita dengan tulus, maka kamu akan bisa menjauh dari setiap godaan wanita itu. Setidaknya kamu memiliki satu orang yang akan selalu membahagiakan dirimu. Namun berbeda denganku, Lucas. Aku justru menginginkan hal gila seperti dirimu ini," ujar Kya.
"Tidak, Kya. Kamu jangan menginginkan seperti diriku karena sepertiku ini hanya akan membuatmu merasa tidak nyaman. Kau akan dikelilingi oleh pria hidung belang yang setelah mereka puas, maka mereka akan meninggalkan dirimu. Jadi, jangan lakukan itu. Tapi, aku merasa sulit untuk bisa mendapatkan cinta tulus seperti yang kamu ucapkan ini." Lucas pun paham, namun ia merasa kebingungan.
Dengan perlahan Kya mengusap bahunya Lucas sembari berkata. "Aku tahu jika dirimu pasti bisa mendapatkannya, Lucas. Karena sebab cinta sejati itu tidak akan bisa kita cari, namun ia hanya berada di hati, dan tentu saja hati kita lah yang akan bisa mengetahuinya bahwa kita memiliki cinta sejati saat hatimu berdetak kencang."
Lucas pun tahu, namun ia hanya bisa tersenyum saat mendengarnya. Dirinya pun dengan perlahan bangkit dan begitupun dengan Lucas. Mereka berdua tak sengaja bertabrakan wajah saat berusaha bangkit bersamaan dalam waktu yang dekat.
Membuat Lucas menatap wajahnya Kya dengan sangat dekat, dan ia pun bisa melihat ada keindahan yang membuat wanita itu begitu terlihat cantik. Entah mengapa Lucas bisa sampai berpikir demikian, dan secara bersamaan hatinya pun berdetak begitu cepat. Rasanya detak jantungnya seperti tak terhentikan, dan dengan tiba-tiba saja Lucas pun dengan sengaja menarik tubuhnya Kya untuk semakin dekat dengannya sembari sebuah kecupan manis mendarat di bibirnya Kya.
Sontak membuat Kya terkejut ketika merasakan bibirnya ikut bertemu. Membuat matanya melotot dengan mesra, dan tepat saat itu Gary bersama dengan orang kepercayaannya pun tak sengaja melihat adegan tersebut. Hatinya membuat Gary kembali berbalik arah karena ia merasa penasaran. Namun sungguh tak pernah Gary bayangkan bahwa saat itu ia melihat istrinya sedang berciuman dengan temannya sendiri.
Ingin hati ingin segera menghampiri sang istri, namun Ben dengan bergegas menahan tuannya itu.
"Tunggu dulu, Tuan Muda. Apa Tuan akan datang untuk memisahkan mereka? Jadi benar dong kalau Tuan ini sedang dilanda kecemburuan?" Ben pun tersenyum saat ia sedang bertanya.
"Apa katamu, cemburu? Hey, siapa yang sedang cemburu dengan mereka berdua? Tidak ada yang cemburu di sini. Tapi, aku hanya tidak habis pikir dengan sifat Kya yang di depanku terlihat seperti memuja dirimu, padahal sebenarnya dia tidak lebih seperti wanita di rumah bordil." Gary berusaha untuk mengelak meskipun sebenarnya hatinya memang merasa panas dengan apa yang sekarang ia lihat.
"Apa mungkin benar aku sedang cemburu? Tapi, aku tidak mencintai Kya, dan cintaku hanya untuk kekasihku Sera," batin Gary dalam kebingungan hatinya.
Meskipun Gary berusaha mengelak, namun Ben tak bisa percaya dengan mudah begitu saja. Ia tahu dengan apa yang sedang tuannya itu pikirkan.
"Jadi benar Tuan Muda tidak cemburu ya? Berarti kalau temannya Tuan sedang bermesraan dengan Kya, itu artinya saya juga boleh dong mendekati Kya, Tuan. Kan Kya belum memiliki seseorang yang bisa menjaganya, Tuan Muda. Jadi, saya juga masih ada kesempatan untuk menjaganya kan? Meski harus bersaing dengan pria itu," ujar Ben sembari ia menahan senyumnya. "Apa sekarang Tuan Gary juga masih berusaha mengelak?" batinnya.
"Apa yang kamu pikirkan sekarang, Ben? Kau ingin membuatku marah? Hey, meskipun Kya tidak aku cintai, namun bukan berarti aku akan membiarkan kamu mendekatinya juga. Lagipula masih banyak wanita lain di luar sana yang bisa kamu dekati, tidak harus dengan Kya." Lagi-lagi Gary tak bisa menahan kecemburuannya itu, ia merasa gengsi untuk mengakui segalanya.
Ben tidak menyahut, namun menutup wajahnya agar bisa tertawa. "Ya ampun, Tuan. Masih saja berusaha mengelak. Anda benar-benar lucu, tapi sayangnya Kya memang wanita yang menggoda."