Chereads / Cintai Aku Walau Sejenak / Chapter 31 - Sakit saat melihatnya ciuman

Chapter 31 - Sakit saat melihatnya ciuman

"Apa katamu? Kya wanita yang menggoda? Jangan berkata seperti itu kepada istriku. Dia bukan wanita seperti itu, tapi tunggu dulu, kenapa aku sampai harus mengkhawatirkannya? Ben, kamu harus segera membuatku tetap kembali seperti semula." Gary terlihat tak menentu dengan hati dan mulutnya yang tak beraturan.

Lagi-lagi Ben hanya bisa tertawa lepas, namun kali ini tawanya semakin keras sampai membuat Kya dan Lucas mendengarnya.

Membuat Kya dan Lucas terkejut hingga mereka berdua menghentikan ciumannya itu. Membuat Kya baru tersadar bahwa pria yang sedang menciumnya bukanlah Gary, tetapi Lucas.

Rasanya ia sungguh berdosa sebagai seorang istri, hatinya merasa menyesal, dan batinnya berkata. "Ya ampun, kenapa aku sampai harus menerima ciuman dari Lucas? Meskipun memang aku sedang membayangkan sosok Gary saat itu, tapi tetap saja ciuman itu bukan dari Gary melainkan orang lain. Bagaimana ini?"

Berbeda dengan Lucas yang justru mencoba melirik ke sana kemari untuk bisa mengetahui arah tawa lepas itu. Ia pun melihat kepalanya Ben yang sedang puas tertawa lepas.

"Oh ternyata sejak tadi Gary bersama dengan orang kepercayaannya itu ada di sini. Itu artinya dia telah melihatku mencium Kya. Tapi sudahlah, toh pria itu tidak pernah bersyukur setelah mendapatkan istri sebaik Kya," batinnya. Lucas pun berpura-pura untuk tidak peduli. Ia pun kembali fokus dengan Kya.

"Um, Kya. Maafkan aku karena sudah mencium mu. Sungguh aku tidak bermaksud demikian, tapi bisakah kamu maafkan aku?"

"Lucas, sekarang aku harus pulang."

"Pulang? Mendadak sekali. Kya, bagaimana jika aku yang mengantarkan mu saja?" Lucas merasa bingung dengan sikap Kya yang tiba-tiba menjadi aneh.

"Tidak apa, Lucas. Aku bisa pulang sendiri, dan tidak perlu mengantarkan aku." Kya pun segera berjalan lebih cepat.

Membuat Lucas heran dengan perubahan sikap Kya yang begitu cepat. Ia pun merasa sesuatu hingga membuatnya bergumam. "Apa mungkin Kya marah karena aku merebut ciumannya secara paksa? Sudahlah lain waktu aku akan meminta maaf dengan Kya. Tapi sebaiknya sekarang aku harus menemui Gary. Sepertinya ada hal menarik."

Seperti ucapannya itu, Lucas benar-benar berjalan mendekat kearah Gary, dan membuat Gary terlihat tidak senang dengan kedatangannya kali ini.

"Hai, brother. Ternyata kamu ada di sini juga. Aku pikir kamu tidak ada di sini. Memangnya kamu sedang apa di dalam semak-semak seperti ini?" tanya Lucas yang seperti tidak memiliki kesalahan apapun juga.

"Mau apa kamu ke sini?" tanyanya. Gary terlihat tidak senang dan berusaha menahan amarahnya itu.

"Loh, memangnya tidak boleh ya jika aku datang menemui temanku sendiri? Tapi tunggu, Gary. Kamu terlihat sangat emosional sekali, ada apa sebenarnya? Apa yang sedang terjadi denganmu?" Lucas dengan sengaja bersikap seolah-olah tidak tahu apapun.

Mendengar hal itu sontak membuat Gary kesal. Ia sadar dengan apa yang sudah ia dengarkan ini. Akan tetapi, demi bisa membuat dirinya tetap terlihat cool di depan teman dan orang kepercayaannya kini. Gary berusaha tak sedang menyimpan amarah, meski ia merasa lelah untuk menahannya.

"Tentu saja boleh, Lucas. Kita memang teman bahkan teman baik, iya kan? Jadi, untuk apa aku harus melarang kamu? Lagipula seharusnya aku yang bertanya denganmu, Lucas. Sedang apa kamu di sini? Sendirian saja?"

"Ya sekarang aku sendirian, tapi tidak saat tadi karena tentu saja kamu tahu bahwa aku tidak akan pergi seorang diri melainkan dengan seorang wanita yang akan menjadi kekasihku untuk ke tiga puluh satu," sahut Lucas. "Jadi, kamu harus tahu bahwa kali ini yang ke tiga puluh satu? Ingat, ke tiga puluh satu wanita yang akan menjadi kekasihku, dan aku rasa kali ini aku akan berhenti bermain dengan banyak wanita-wanita karena aku sangat yakin awalan ke-satu ini harus selalu diawali dengan yang manis, dan umurku juga sudah layaknya untuk menikah. Jadi, aku juga ingin menikah dan menikmati hidup sampai tua dengan wanita yang aku dekati untuk ke tiga puluh satu," lanjutnya.

Tak bisa berkata-kata lagi ketika Lucas membuka rahasianya sendiri tentang hubungannya yang selalu saja tak jelas dengan banyak wanita-wanita. Namun, Gary masih tak paham dengan arti wanita yang akan menjadi ke—terakhir kalinya untuk Lucas main-main.

"Apa maksudnya ini? Apa jangan-jangan yang Lucas ucapkan kalau wanita yang ia maksud ke—tiga puluh satu adalah Kya? Masa iya sih Kya mau dengan pria hidung belang dan asyik bermain ranjang seperti Lucas? Jika itu benar berarti Kya juga bisa saja menjadi seperti wanita-wanita itu atau bahkan memang mereka sudah pernah berbuat jauh, maka dari itu mereka sampai rela berciuman seperti tadi. Aku harus bisa pastikan ini," batinnya. Gary mulai merasa cemas dan sedikit bimbang.

"Lucas, kita sudah berteman lama kan? Jadi, aku ingin tanyakan sesuatu denganmu tentang wanita yang sedang kamu ucapkan ke—tiga puluh satu. Memangnya siapa wanita yang sangat spesial ini? Sampai-sampai kamu rela menjadikan wanita ini untuk yang terakhir kalinya? Aku merasa penasaran," tanya Gary.

Tak langsung menjawab, namun Lucas dengan sengaja menepuk pundaknya Gary sembari ia bertanya. "Ya ampun, Gary. Sejak kapan kamu menjadi sangat ingin tahu seperti sekarang ini? Bukankah kamu tidak pernah ingin tahu dengan wanita-wanita yang sudah bersama denganku? Ya meskipun mereka semua adalah jalangg, tapi tetap saja mereka ini tidak begitu penting. Hanya saja untuk yang satu ini aku tidak bisa memberitahukan kamu, Gary. Dia sangatlah istimewa sekali. Jadi aku rasa, kamu hanya perlu tahu saat kami menyebarkan undangan."

"Rasakan kamu, Gary. Memangnya enak saat kamu berusaha menebak siapa wanita yang sedang aku bicarakan ini. Padahal sebenarnya hubunganku dengan Kya tak lebih dengan sekedar teman, tapi aku rasa kamu sudah melihat saat kami berciuman. Itulah akibatnya ketika kamu berusaha menyakiti hati wanita baik-baik seperti Kya. Meskipun aku pria yang suka dengan banyak wanita, namun aku menghormati wanita yang baik-baik saja," batinnya Lucas saat ia mencoba untuk menahan senyumnya. Ditambah raut wajahnya Gary terlihat tak bersemangat sedikitpun.

"Oh ya? Jadi kamu sampai rela menyembunyikan wanita itu karena memang dia begitu spesial, begitu? Baiklah, Lucas. Aku menghargai keputusan kamu, dan aku akan menunggu undangannya tersebar. Tetapi masalahnya sekarang aku masih memiliki banyak pekerjaan, dan aku harus pergi," sahut Gary dengan keputusan yang santai.

"Ya baiklah, Gary. Jika memang kamu ingin pergi. Padahal aku berpikir kita minum-minum lah sebentar. Tetapi aku sangat mengerti dengan orang yang super sibuk seperti dirimu ini. Ya sudah sekarang aku juga akan kembali ke cafe," ujar Lucas dengan perlahan.

"Ya, lain kali kita bertemu."

Saat melihat Gary pergi dari hadapannya kini, Lucas tersenyum tipis seperti sedang memikirkan sesuatu rencana. Ia pun bergumam. "Sebagai temanmu, aku merasa sedikit kecewa karena kamu tidak mengundangku ke acara pernikahan kalian, tapi yang lebih tidak aku pikirkan hubunganmu dengan Sera masih berlangsung saat kalian menikah."