Chereads / Cintai Aku Walau Sejenak / Chapter 7 - Sayang, jangan marah

Chapter 7 - Sayang, jangan marah

Mendengar perkataan agar dirinya segera turun, Gary pun turun dari mobil itu. Om Gio pun hanya menjawab dengan anggukan kepala, meskipun sudah mencoba berusaha menahan, tapi lebih baik dibiarkan. Walaupun demikian, Om Gio juga meminta agar Gary mengikuti mobil tersebut diam-diam. Agar Gary bisa mengetahui di mana rumahnya Kya.

Membuat raut wajahnya Sera kesal lantaran kesenangannya bersama dengan Gary harus batal hanya karena persoalan Kya. Di dalam mobil, wajah Sera yang terus saja cemberut membuat Gary merasa tidak nyaman, hingga ia memutuskan untuk bertanya, tapi tetap fokus dengan menatap kearah mobilnya Kya di depan.

"Sayang, kamu kok ngambek gitu? Ayo dong senyum."

"Enggak mau, abisnya kamu sih pakai iyakan aja buat ikuti Kya. Lagian kenapa sih kamu tiba-tiba jadi berubah pikiran? Awalnya kamu senang kalau Kya pergi, tapi ujung-ujungnya kamu mencoba dia. Bahkan sebelum aku bertanya, kamu cuma diam aja." Sera menatap dengan tatapan tajam sembari menginginkan agar Gary lebih peka.

"Maaf, sayang. Aku lupa, kamu juga enggak nanya dari tadi. Aku itu sengaja buat nahan Kya biar jangan pergi supaya kalau dia pergi yang ada aku kena masalah sama Daddy. Daripada aku nanti di turunkan jabatan atau langsung dipecat. Tentunya aku enggak mau, sayang. Tapi, tadi ada Daddy maka dari itu aku langsung diam," sahut Gary.

"Kesel tahu sama Daddy kamu itu, ngapain sih harus banget buat peduli sama orang yang bukan dari keluarga inti, pacar kamu juga bukan. Sampai Daddy kamu lebih terlihat sayang sama wanita itu ketimbang sama anaknya sendiri, heran aku," ketus Sera dengan muka tebalnya.

"Iya aku tahu kalau sekarang Daddy terlihat sayang sama Kya, tapi semua itu karena ada alasan tersendiri. Sudahlah, sayang. Yang terpenting sekarang kita masih tetap bisa berhubungan, dan aku minta izin buat nikah sama Kya. Tapi, tenang saja aku juga tidak akan meninggalkan kamu." Gary menjawab sembari berkata dengan pelan.

Sontak membuat Sera terdiam sembari menatap begitu lama kearah Gary, pasalnya dia benar-benar tidak ingin sampai hal itu terjadi. Terlihat jelas kebingungan di wajahnya Sera saat mendengar permintaan izin dari kekasihnya.

"Sebentar, apa maksudnya? Kamu ingin menikahi Kya? Lantas, apa maksudmu tadi sampai bilang sama Om Gio kalau aku lagi hamil? Padahal kita belum lakuin apapun, Gary? Lalu sekarang kamu sampai mau menikahi Kya? Ayolah pernikahan bukan sekadar hidup dalam satu atap, tapi banyak hal yang akan dilakukan. Jadi, aku tidak setuju karena aku tidak ikhlas kalau kalian tinggal satu rumah. Terutama perbuatan dalam pernikahan itu sendiri yang jelas-jelas membuatku cemburu." Sera begitu kesal hingga dengan cepat menentang permintaan dari kekasihnya.

Melihat Sera semakin marah, alhasil membuat Gary dengan sangat terpaksa mencari tempat parkir dan menghentikan mobilnya. Walaupun ia tahu, ia sudah pasti akan kehilangan jejaknya mobil Kya, tapi Gary tidak peduli sebelum permasalahan dengan Sera bisa cepat selesai.

Dengan sentuhan yang lembut, Gary menggenggam erat tangannya Sera sembari berkata. "Sayang, aku janji tidak akan menyentuh dia sama sekali. Walaupun nantinya kita sudah sah menjadi suami dan istri, tapi kamu jangan khawatir karena aku sedikitpun tidak akan tergoda, dan juga kami tidak akan tidur satu kamar. Sera, percayalah aku hanya mencintaimu. Jadi, buang semua rasa takutmu itu padaku. Jika saja aku tidak menikahi Kya, tentunya Daddy akan marah, dan menarik semua fasilitas yang sudah dia berikan. Kamu juga enggak mau kan kalau aku enggak punya apa-apa? Nanti yang ada kamu kepanasan kalau kita jalan."

"Ya aku enggak mau kalau harus jalan panas-panas, tapi kan sayang kamu masih bisa menolak permintaan Daddy kamu, ayolah aku mohon," sahut Sera yang semakin berusaha mendesak akan keinginannya.

Gary menjawab dengan gelengan kepala, meskipun ia tahu hal ini adalah keputusan paling buruk, tapi tetap saja ia harus melanjutkannya. Melihat Sera yang terus memohon, membuat Gary merasa begitu berat hati, dan membawa sang kekasih ke dalam pelukannya.

"Sayang, aku enggak menolak permintaan dari Daddy karena kamu tahu sendiri, aku bahkan tidak bisa bekerja selain di perusahaan kita. Aku malu kalau harus orang-orang tahu bahwa jabatan ku diturunkan. Maka dari itu, aku sengaja mengatakan kamu sedang hamil supaya kita bisa tetap melanjutkan hubungan ini. Lagipula Kya belum tentu mau untuk menerima perjodohan ini, dan itu akan diurus oleh Daddy. Tapi, yang pasti kamu tidak akan tinggalkan, meskipun Daddy pernah meminta agar kita berpisah," ujar Gary dengan perlahan sembari mengusap rambutnya Sera dalam pelukannya.

Membuat Sera tercengang mendengar hal itu, ia lalu bertanya. "Jadi, Daddy kamu juga pernah meminta kita untuk berpisah? Kenapa dia sangat jahat, sayang? Aku bahkan tidak habis pikir, padahal apa yang dicari dari wanita itu? Jelas-jelas aku lebih hebat, dan bisa menjadi wanita mandiri."

"Tentunya, sayang. Kamu memang lebih hebat dari segala hal. Oleh karena itulah aku begitu mencintai, jadi aku juga tidak dapat membuat pilihanku sendiri selain menerima, meskipun aku sudah mencoba membantah. Tapi, hasilnya sia-sia. Ya sudah sekarang kamu bisa percayakan kalau aku tidak akan pernah bisa untuk mencintai Kya," ucap Gary sembari memperlihatkan senyuman manis yang terlukis di kedua pipinya.

"Ya mau bagaimana lagi. Meskipun aku tidak ingin semua itu terjadi, tapi ya sudahlah aku juga tidak bisa menolak. Gary, sebaiknya kita hentikan saja mengikuti mobilnya Kya. Lagipula kita juga sudah kehilangan mobilnya. Nanti kamu bilang saja kalau kita gagal dan terjebak macet di lampu merah, biarkan Daddy kamu yang mengirimkan lokasinya pada kita. Ayo sekarang aku mau jalan, sayang." Sera terlihat merengek-rengek dengan menempelkan wajahnya begitu dekat kearah wajahnya Gary.

"Baiklah, sayang." Gary pun senang hati mengikuti semua keinginan dari sang kekasih. Walaupun ia merasa bingung harus mendengar amarah dari daddy-nya nanti. Tapi, sekarang yang terpenting adalah kebahagiaan dari sang kekasih. Dengan cepat Gary mencari putaran mobil agar bisa melanjutkan jalan-jalan.

Melihat Gary yang perhatian dan menuruti keinginannya untuk kali ini, tapi tetap saja itu tidak akan membuat Sera bahagia sebelum bisa menggagalkan rencana perjodohan yang akan kekasihnya lakukan bersama wanita lain.

Merasa senang karena tidak perlu lagi repot-repot untuk mengikuti mobilnya Kya, dan membuat Sera begitu bahagia akhirnya bisa kembali jalan-jalan tanpa ada pengacau yang datang. Keduanya masih berada di dalam mobil, dan sedang mencari tempat ternyaman untuk melepaskan kerinduan hingga senja tiba. Akan tetapi, baru setengah perjalanan tiba-tiba saja ponselnya Gary berdering.

Dengan cepat Gary meminta agar kekasihnya menjawab telepon, dan ternyata panggilan itu dari daddy-nya. Gary pun menjawab, hingga membuat raut wajahnya sedikit kesal lantaran ia sudah melakukan perjalanan jauh-jauh, dan justru dimintai untuk segera kembali.