Rasa gengsi Kya membuat dirinya kesulitan sendiri. Hingga tenggorokannya terasa sangat kering. Dengan raut wajah terpaksa, membuat Kya mengangguk kecil, dan mengiyakan ajakan Lucas yang sedang menawarkannya minum.
"Baiklah kau begitu ayo sekarang kita ke restoran ku. Kamu pasti sangat haus sekali," ajak Lucas sembari menahan senyumnya. Pria itu ingin sekali tertawa lepas ketika melihat Kya yang sudah tidak sanggup menahan diri sampai membuat suaranya Kya serak. "Bandel sih, dibilangin juga dari tadi," gumamnya.
Terdengar jelas ketika Lucas mengejek dirinya, hingga membuat Kya bertanya dengan nada suara yang lantang. "Apa katamu barusan?"
"Ya ampun, benar-benar wanita selalu layak untuk dibanting," gumam Lucas sampai membuat dia menggelengkan kepalanya.
Raut wajahnya Kya kembali cemberut ketika selalu mendengarkan ledekan yang seperti sengaja diperdengarkan padanya. Namun, demi mengembalikan suaranya yang manis, membuat Kya memilih untuk terus berjalan mengikuti langkahnya Lucas.
Satu tegukan pertama pun habis tanpa ada sisa, sampai-sampai membuat Lucas tercengang ketika melihat wanita di depannya yang tidak jaim sedikitpun.
"Biasanya wanita akan selalu berpura-pura bersikap manis jika di depan mereka ada seorang pria, tapi wanita di depanku ini, dia terlihat berbeda," batinnya Lucas.
"Huhu ah!" Membuat Kya lega setelah menghabiskan satu gelas minuman. Ia pun menatap kearah Lucas yang terus-menerus memandangi wajahnya. "Hey! Apa aku terlihat begitu cantik? Sampai kamu terus menatap ku sejak tadi? Jika memang iya, katakan saja, aku ikhlas."
Lucas terkekeh geli, dan berkata. "Ya kamu sangatlah aneh! Tidak cantik sama sekali." Antara isi hati dan ucapannya sungguh berbeda. "Kamu menarik sekali, Kya. Jarang-jarang aku melihat wanita yang tidak jaim sedikitpun di depan seorang pria. Bahkan kebanyakan mereka selalu berusaha bersikap tampil menarik, tapi kamu apa adanya."
"Ya aku tahu kalau aku memang cantik. Jadi, jangan katakan aku aneh. Oh ya satu lagi, hari ini aku membawa uang. Jadi, aku akan membawanya nanti saat kita bertemu lagi," ujar Kya.
Menyempit menatap kearah wanita itu, Lucas berkata. "Oh ... Jadi, kamu ingin lari dari tanggung jawab, begitu? Walaupun aku menawarkan kamu minuman, bukan berarti kamu tidak bayar. Tapi, baiklah untuk hari ini aku akan bersikap baik karena tadi aku tidak sengaja melihat wanita yang sedang bersedih hati. Tapi, besok-besok aku mau kamu yang mentraktirku, mengerti?"
"Bagaimana bisa begitu?" Kya tercengang. "Aku tidak setuju karena minuman ini kamu yang tawarkan, bukan permintaanku," lanjutnya kembali.
"Aku tahu, Kya, tapi kamu sudah menghabiskan banyak minuman yang setar dengan dua porsi gelas," sindir Lucas dengan sengaja agar dapat kembali bertemu dengan Kya.
"Huuf! Baiklah aku akan mentraktir kamu nanti. Jadi, tenanglah. Tapi, ngomong-ngomong aku harus pergi sekarang." Kya terlihat buru-buru, namun Lucas dengan cepat mencekal lengannya sampai membuat dia tidak dapat bergerak bebas.
"Tunggu dulu, Kya." Lucas menahannya.
"Apalagi, Lucas? Aku sedang sibuk." Membuat Kya sedikit kesal dengan pria itu yang seperti sengaja ia semakin merusak kebahagiaannya di tengah-tengah kesedihan yang terus melanda.
"Aku ingin tahu tentang kesedihan mu itu. Bukankah kamu berteriak dengan menyebut nama Gary? Jadi, aku ingin tahu sesuatu, bolehkah?" tanya Lucas yang masih ingin tahu segalanya tanpa membuat dia melepaskan tangannya Kya.
Semakin membuat Kya geram ketika terus dipaksakan untuk menceritakan hal yang tidak ia inginkan sekarang. Dengan menghembuskan perlahan nafasnya, Kya berkata. "Apa peduli mu sampai kamu harus tahu segalanya? Ingatlah bahwa ini baru pertemuan kedua bagi kita."
"Ya aku tahu, tapi bukannya jika ada pertemuan kedua maka akan ada pertemuan selanjutnya dan seterusnya? Tentu saja aku bisa membantu dirimu karena memang aku berteman cukup baik dengan Gary," sahut Lucas demi memberikan penawaran.
Kedengarannya menarik sampai membuat Kya terdiam, dan tangannya tidak memaksa untuk lepas. Lalu tiba-tiba ia terduduk sembari memikirkan sesuatu dalam batinnya. "Apa mungkin ini cara yang tepat supaya aku dapat mengetahui hubungan diantara Gary dan Sera sudah sejauh apa? Kelihatannya Lucas terlihat kenal segala hal."
"Hey! Kenapa kamu diam saja?" Lucas melambaikan tangannya di hadapan Kya, sampai membuat wanita itu sedikit terkejut.
"Ah, ya baiklah aku setuju," sahut Kya dengan tiba-tiba.
"Setuju? Tunggu, memangnya kamu setuju apa?" Dengan sengaja Lucas ingin membuat Kya kesal.
Kekesalannya itu membuat Kya membuat bosan hingga ia kembali bangkit dari duduknya, tapi saat itu Lucas tersenyum kecil di saat menyadari bahwa hatinya Kya sedang sensitif sampai-sampai dia sedang membuat lelucon tidak digubris dengan baik oleh wanita itu.
"Baiklah, sekarang aku akan serius. Jadi, katakan apa yang sebenarnya ingin kamu perdengarkan padaku tentang kesedihan mu di tepi pantai tadi? Sepertinya kamu sedang banyak sekali masalah dengan Gary," tanya Lucas.
"Ah sudahlah! Lebih baik kamu tidak perlu tahu apapun juga," ketus Kya.
Dengan cepat membuat Lucas menepuk jidatnya sendiri ketika melihat sikap Kya yang berubah-ubah. Namun, itu membuatnya mengenaskan.
"Ya ampun, kamu ini lucu sekali. Jika dilihat-lihat kamu ini seperti bunglon yang bisa berubah warna tanpa terduga, dan begitulah dirimu. Sekali berucap seperti ini, dan nantinya begini. Ayolah, Kya, mungkin aku bisa membantumu," bantah Lucas.
Lirikan mata Kya begitu tajam melihat kearah pria itu, tapi setelahnya ia tiba-tiba tersenyum kecil ketika melihat Lucas yang bisa mengambil keceriaannya kembali. Sikap Lucas yang acuh justru membuat Kya sedikit nyaman bila menjadikan pria itu sebagai temannya.
"Mungkin ini jalanku agar dapat membuat Gary bisa mencintaiku," batinnya Kya.
"Um, baiklah aku akan tanyakan sesuatu hal yang sangat penting. Bisakah kamu memberitahukan aku apa hubungan Gary dengan Sera masih berlanjut? Dan sejauh apa mereka bersama? Bisakah kamu menjawabnya dengan jujur?" tanya Kya dengan keseriusannya.
Terdiam sejenak, dan membuat Lucas sedikit heran dengan siapanya Gary bagi Kya. Namun, ia sudah berjanji kepada wanita itu untuk tidak mengecewakannya setelah mendengar masalah yang terjadi.
"Sejauh yang aku tahu mereka adalah sepasang kekasih, tapi selebihnya mungkin hanya mereka yang tahu apa yang sudah mereka perbuat. Juga hubungan mereka jika tidak salah sudah terjalin lumayan lama, dan kabarnya Gary akan menikahi Sera. Ngomong-ngomong ada hubungan apa antara kamu dengannya?" tanya Lucas.
Jawaban dari pertanyaannya membuat Kya semakin terdiam, dan merasa minder. Ia semakin tidak mengerti kenapa sampai saat itu Gary berbohong. Diamnya Kya, membuat batinnya berkata. "Kenapa Gary seperti itu? Dan apa salahku sampai dia harus berbohong seperti ini? Bahkan aku telah menjadi istrinya, tapi dia juga tidak mau jujur."
"Hey! Jangan suka sekali melamun, memangnya apa yang kamu pikirkan, Kya? Ayo jawab pertanyaan ku tadi." Lucas dengan sengaja menepuk pipi kirinya Kya.