"Ka–kamu!! Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Alexa kaget sambil menunjuk Daniel.
"Kenapa kamu sangat kaget?! Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, 'kan?!" ujar Daniel
sambil menyesap tehnya. "Hey, itik buruk rupa! Apa di pagi hari, penampilanmu selalu seperti itu?" Daniel menunjuk rambut Alexa yang terlihat berantakan.
Alexa mendengkus. "Arrrgh! ini pasti ulah si bos mafia tua itu, 'kan? Kenapa dia bisa mengizinkan manusia sengak, sombong dan jelek macam kamu tinggal di sini!" omelnya kesal.
"Terus, soal rambutku! Memangnya kenapa kalau rambut aku berantakan?! Rambut juga rambutku sendiri, suka-suka aku lah mau diapain juga!" imbuhnya sambil menjulurkan lidah kepada Daniel.
Alexa sudah terlanjur kesal, ia langsung kembali lagi ke dalam kamarnya. Gadis itu menutup pintu dengan keras, sehingga temboknya sampai bergetar
"Dasar, gadis aneh," ucapnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Daniel tersenyum, pria berusia 24 tahun itu pikir bahwa Alexa adalah seorang gadis yang sangat aneh. Seumur hidupnya, ia belum pernah melihat seorang gadis yang begitu berani seperti Alexa.
Kamar Daniel dan Alexa bersebelahan, jadi balkon keduanya juga bersebelahan dan hanya dipisahkan oleh dinding pendek yang tidak terlalu tebal. Jadi, Indra berharap Alexa dan Daniel bisa saling mengobrol dan lebijh dekat.
"Aaah ... sial banget sih! Sudah diperlakukan seperti tahanan! Malah sekarang satu atap dan tinggalnya bersebelahan lagi! Aaaah, sial!" omelnya kesal sambil meremas rambutnya.
Alexa kemudian melihat penampilannya di depan cermin, maatany melebar dan mulutnya terbuka lebar, Alexa terlihat sangat terkejut. "Aaaaa–Astagaa! Ini mah bukan itik buruk rupa lagi! Aaah–Memalukan sekali! Kenapa harus pria itu?!" gadis itu menutup mukanya dengan kedua tangannya.
Cklek ....
Alexa dengan cepat merapihkan rambutnya saat mendengar seseorang membuka pintu kamarnya. Dan benar saja, ternyata itu adalah bik Wati yang datang. Biasanya bik Wati datang mengantarkan makanan, tapi kali ini dia datang dengan tangan kosong.
"Permisi, Non. A–anu .... Non Alexa disuruh tuan besar turun ke bawah."
"Turun kebawah? Ngapain?" tanya Alexa dengan tatapan menyelidik.
"Si mbok tidak tahu, Non. Bibik cuma disuruh tuan menyampaikan pesan itu saja," jawabnya.
Alexa berdecak. "Gak mau! Bilang saja sama si bos mafia tua itu kalau Alexa sedang malas dan tidak mau bertemu siapa-siapa!" Alexa mengambek, gadis itu beranjak dari duduknya lalu berbaring di atas ranjangnya sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Ta–tapi, Non. Nanti kalau bibik dimarahi sama tuan, bagaimana?" tanya bik Wati kebingungan.
"Bodo amat! Pokoknya Alexa sedang malas bertemu siapa-siapa!" ucapnya cuek.
"Non ... Non Alexa!" panggil bik Wati.
Hening, Alexa tidak menyahut panggilan bik Wati. Gadis itu malah menggulung tubuhnya dengan selimut dan tidur.
Bik Wati merasa putus asa menghadapi majikan kecilnya tersebut , bik Wati berjalan keluar dari kamar Alexa dan mengunci kembali pintu kamar Alexa. Wanita paruh baya tersebut berjalan menuju ruang tamu di lantai bawah untuk melapor kepada Indra.
Di ruang tamu, Daniel dan Indra Prayoga terlihat sedang asyik mengobrol masalah bisnis. Keduanya tengah serius membahas tentang rencana pembangunan hotel di pulau Bali.
"Tuan Indra, maaf mengganggu sebentar," kata bik Wati.
Mendengar panggilan bik Wati, Indra dan Daniel berhenti mengobrol sejenak. "Mana Alexa, Bik?" tanya Indra saat melihat bik Wati datang sendirian.
"A–anu, Tuan. Non Alexa tidak mau turun ke bawah, Non Alexa bilang tidak mau bertemu siapa-siapa dan malah tidur," lapor bik Wati.
Indra menghela napas panjang. "Ya sudahlah, bik Wati kembali bekerja saja."
"Baik, Tuan," kata bik Wati.
Indra mengalihkan pandangannya ke dokumen yang berada di atas meja. Indra mengambil dokumen tersebut dan membacanya berulang kali.
"Leon, kemarilah," panggil Indra.
Leon berjalan mendekat ke arah Indra. "Iya, Tuan."
"Tolong carikan sekolah yang terbaik untuk Alexa, jangan lupa juga untuk mengatur beberapa pengawal untuknya. Saya mau laporannya hari ini juga dan hari senin besok Alexa sudah harus mulai bersekolah," perintah Indra.
"Baik, Tuan."
Indra kembali menatap dokumen yang berisikan data tentang Alexa. Di kertas itu tertulis nama Alexa Prayoga, IQ 175. Dan semua daftar penghargaan yang sudah di raih Alexa, di dalam hati Indra ia merasa sangat bangga akan pencapaian putrinya.
Beberapa saat kemudian ....
"Baiklah kalau begitu, kita berangkat ke kantor sekarang! Di kantor nanti, saya akan mengenalkan kamu dihadapan dewan direksi. Apa kamu sudah siap?" tanya Indra.
Daniel mengangguk. "Iya, Daniel siap," jawab Daniel mantap.
Indra kembali menyesap kopinya sampai habis dan hanya menyisakan ampasnya saja, setelah itu Indra dan Daniel berangkat ke kantor bersama-sama.
Rencana Daniel rupanya berjalan mulus, pria tampan berperawakan tinggi tegap itu berhasil mendapatkan kepercayaan penuh dari Indra. Itu artinya misi Daniel untuk menghancurkan Indra sudah benar-benar dimulai.
"Rian, cari informasi lengkap tentang rencana pembangunan hotel di pulau Bali, mulai dari sumber dana, investor, semuanya. Jangan ada satupun informasi yang terlewati," perintah Daniel.
"Baik, Tuan," jawab Rian.
"Tapi ingat! Kamu harus tetap berhati-hati. Jangan sampai membuat kesalahan sekecil apapun itu! kalau tidak, rencana kita akan hancur berantakan," kata Daniel mengingatkan.
***
Malam harinya ....
Tok tok ....
"Nona Alexa, bolehkah saya masuk ke dalam?" tanya Leon sopan.
"Masuk aja! 'Kan kalian yang pegang kuncinya!" sahut Alexa dari dalam kamar.
Leon segera membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Alexa. Sebenarnya, Leon merasa tidak enak karena masuk ke kamar seorang gadis. Namun, itu adalah perintah dari Indra. Dan Leon tidak berani untuk menolak.
"Maafkan saya karena telah berani masuk ke kamar Non Alexa, saya hanya menuruti perintah dari tuan Indra yang menyuruh saya untuk memanggil non Alexa untuk turun ke bawah dan makan malam bersama," ucap Leon.
"Kalau saya tidak mau?! Kamu mau apa?" tanya Alexa dengan nada menantang.
"Dengan sangat terpaksa, saya akan menyeret nona turun kebawah," jawab Leon dengan nada mengancam dan dari belakang Leon terlihat 3 bodyguard bertubuh kekar terlihat sudah bersiap untuk melakukan tugasnya.
Alexa memutar bola matanya, gadis itu
terlihat sangat kesal. "Apa kalian sudah gila! Kenapa kalian suka sekali mengancam orang, hah!" bentak Alexa emosi.
"Maafkan kami Nona," ucap Leon.
Dengan terpaksa, Alexa menyerah dan memutuskan untuk turun ke lantai bawah dan makan bersama dengan sang papa.
Meja makan yang terletak di ruang tengah itu terlihat sangat besar. Mejanya panjang dan terbuat dari marmer mahal buatan Italy dan meja itu sanggup menampung 12 orang sekaligus dan sangat cocok dipergunakan untuk acara jamuan keluarga besar.
Alexa melihat Daniel dan Indra sedang duduk berhadapan. Kedua lelaki itu terlihat tengah menikmati hidangan yang tersedia di atas meja sambil mengobrol.
"Alexa, duduklah di situ! Di depan Daniel!" ucap Indra menunjuk kursi kosong yang berada di hadapan Daniel.
"Tidak mau! Alexa duduk di sini saja," kata Alexa sambil duduk di kursi tengah.
Muka Indra terlihat sedikit kesal karena kelakuan Alexa. Tapi pria itu mencoba tetap bersabar saat menghadapi sikap Alexa yang tidak mau diatur. "Oke, terserah kamu saja," ujar Indra.
Setelah Alexa duduk, para pelayan langsung menghidangkan makanan untuk Alexa. Namun, Alexa hanya menatap makanan itu dengan malas dan hanya mengacak-acaknya saja.
"Oh iya Daniel, Om mau mengenalkan kamu dengan putri om. Namanya Alexa Prayoga, pasti kalian sudah bertemu atau mungkin kalian sudah saling kenal, 'kan?"
"Sudah kok, Om. Daniel tadi sudah bertemu dengan Alexa di balkon tadi pagi,' jawab Daniel sopan.
"Baguslah kalau begitu, jadi om tidak perlu mengenalkan kalian lagi." kata Indra lega.
Indra mengalihkan pandangannya ke arah Alexa.
Gadis itu terlihat sedang tidak berselera makan dan karena ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiran Alexa, perasaan Alexa sedang tidak enak.
"Apa makanannya tidak enak? Apa perlu, papa menyuruh pelayan untuk memasak makanan kesukaan kamu?" tanya Indra penuh perhatian.
"Tidak usah!!" jawab Alexa cuek sambil menyendokkkan nasi ke dalam mulutnya.
Indra menghela napas panjang.
"Alexa, Papa sudah mencarikan sekolah terbaik untuk kamu. Hari senin besok, kamu sudah bisa mulai bersekolah dan semua keperluan untuk sekolah kamu sudah disiapkan Leon," jelas Indra. " Dan Satu hal lagi, papa sudah menyiapkan pengawal untuk menjaga keselamatan kamu saat berada di luar rumah," imbuhnya.
Klotak ....
Sendok Alexa jatuh diatas piring, Alexa langsung menatap tajam ke arah Indra. "Apa? Pengawal?" Alexa tidak salah dengar?"
"Tidak! Kamu tidak salah dengar! Papa sudah menyiapkan pengawal untuk menjaga dan mengawasimu," ucap Indra.
Alexa mendengus kesal, gadia itu kemudian meletakkan sendok dan garpunya di atas piring. Ia sudah tidak berselera untuk melanjutkan makan.
"Saya bisa menjaga diri saya sendiri! Jadi anda tidak perlu repot-repot menyuruh pengawal untuk menjaga saya!" Alexa merasa sangat kesal, ia tidak terima dengan keputusan Indra.
Alexa marah, ia tidak mau kalau harus diatur oleh Indra, karena Alexa sudah terbiasa hidup bebas. Alexa beranjak dari duduknya, ia berjalan menuju ke kamarnya. Namun, belum sempat ia menaiki tangga.
Prang ....
Alexa tidak sengaja menabrak salah satu pelayan yang sedang membawa nampan yang penuh dengan makanan, namun, kini makanannya berserakkan diatas lantai dan membuat semua orang menoleh ke arah Alexa.
Perasaan Alexa terasa sangat tidak enak, tiba-tiba saja ia memikirkan sang nenek.
"Oma." gumam Alexa.
Di rumah Erna ....
Pyaar .....
Gelas Erna terjatuh ke lantai dan pecah saat Erna tidak aengaja menyenggolnya karena mencari obatnya. Erna terlihat kesakitan, wajahnya sangat pucat dan tubuhnya gemetar. Mata Erna gelap dan tidak bisa melihat apa-apa. Dan ....
Gedebug ...
Erna terjatuh di lantai dan pingsan.
"Nyonyaa! Nyonya kenapa? Tolong ... Tolong!" teriak bik Minah panik.
To be continued.