Chereads / Alexa's Dream And Love / Chapter 7 - Bab 7. Melarikan diri.

Chapter 7 - Bab 7. Melarikan diri.

Pintu bagian belakang mobil ambulance dibuka dan brankar yang membawa tubuh Erna sudah didorong masuk ke dalam ruang gawat darurat dan mendapat penanganan dari para dokter.

Sejak kepergian Alexa, penyakit Erna semakin memburuk hari demi hari. Semangat hidup Erna perlahan-lahan menghilang, wanita itu tidak melakukan mau melakukan kemoterapi seperti yang dokter perintahkan. Erna pasrah, yang ia lakukan hanyalah menunggu mati.

Di sisi lain ....

Alexa terlihat sedang mondar-mandir di dalam kamarnya, gadis itu terlihat sedang gelisah. Hatinya merasa tidak tenang, tidak biasanya ia merasa seperti itu.

Alexa berjalan menuju balkon, ia ingin menghirup udara segar dan bisa menenangkan diri.

"Oma ... kenapa perasaanku tidak enak? Apa sedang terjadi sesuatu pada oma? Apa yang harus aku lakukan?" gumam Alexa sambil menggenggam erat kalung pemberian Erna.

"Aku bisa gila kalau begini terus! Aku harus tahu menelepon Oma dan mencari tahu keadaan Oma!"

"Telepon! Aku butuh telepon! Tapi ... Hp-ku 'kan mati." Alexa terlihat sedang berpikir, ia lalu melirik kamar Daniel. "Benar! Aku 'kan bisa pinjam handphone si cowok menyebalkan itu, kenapa baru kepikiran sekarang?" ucapnya sambil menepuk dahi.

"Lampunya masih nyala, mungkin dia belum tidur." pikirnya.

Alexa berjalan menuju balkon Daniel, gadis itu melongokkan kepalanya untuk mencari keberadaan pria menyebalkan itu.

"Ah! Tidak kelihatan! Pergi kemana dia?"

Karena tidak bisa melihat keberadaan Daniel, Alexa nekat melompati dinding pemisah yang memisahkan balkon kamarnya dengan balkon kamar Daniel yang tingginya tidak sampai satu meter. Gadis itu mengintip kamar Daniel dari pintu kaca dan ia tidak sengaja menggeser pintu kaca itu hingga sedikit terbuka.

"Uh ... Pintunya tidak terkunci?! Baguslah," ucapnya lirih sambil mengendap-endap masuk ke kamar Daniel.

Mata Alexa menyapu seluruh ruangan, namun gadis itu tetap tidak menemukan sosok yang ia cari dan handphone Daniel juga tidak kelihatan.

"Hp Daniel tidak ada! Apa mungkin dia sedang keluar? Ah sudahlah, lebih baik kembali ke kamar saja. Dari pada nanti aku dituduh lagi," ucap Alexa.

Cklek .... Krieek ...

Pintu kamar mandi terbuka, Daniel lalu keluar dari kamar mandi. Pria itu rupanya sedang mandi tadi, tubuhnya terlihat basah dan ia hanya mengenakan selembar handuk yang digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawahnya saja dan bertelanjang dada.

Tubuh Daniel terlihat kekar dengan perut yang berbentuk kotak-kotak, jelas terlihat kalau pria itu rajin merawat tubuhnya.

Melihat Daniel yang bertelanjang dada, Alexa terlihat sangat terkejut. Melihat ekspresi muka Alexa yang hendak menjerit, Daniel reflek mendekati Alexa lalu menutup mulut Alexa rapat-rapat.

Pria itu mendorong tubuh Alexa ke dinding dan menghimpit tubuh gadis itu, Daniel melakukannya dengan tujuan mencegah gadis itu membuat keributan.

Suasana berubah hening, mata Alexa dan Daniel saling menatap. Dari dekat, Alexa bisa mencium aroma wangi sabun dari tubuh Daniel.

"Tutup mulutmu! Apa kamu mau membangunkan seisi rumah dengan teriakanmu?!" ucap Daniel kesal.

Alexa menggeleng cepat. Ia tidak bisa berbicara dan sulit bergerak karena tubuh Kekar Daniel menghimpit tubuhnya di tembok.

"Kamu ngapain malam-malam menyelinap ke kamarku?! Jangan-jangan .... Kamu sedang memata-matai aku?" tuduh Daniel asal.

Alexa menggeleng lagi, ia mencoba mengatakan sesuatu tapi tidak bisa. "Mmm ... mmmm." Alexa meronta, ia berusaha melepaskan tangan Daniel dari mulutnya agar ia bisa berbicara.

Daniel mendengkus kesal, pria itu lalu melepaskan bekapan tangannya. Alexa merasa lega, gadis itu kini bisa kembali bernapas.

Alexa salah tingkah ia langsung berbalik membelakangi Daniel dan menutup matanya. "A–kan aku jelaskan semuanya ... ta–tapi pakai dulu pakaianmu," pintanya.

Sadar kalau dirinya hanya berbalut selembar handuk, Daniel bergegas menuju ke lemari pakaiannya. Pria itu menyambar jubah mandinya dan langsung memakainya untuk menutupi tubuh kekarnya.

"Aku sudah memakai bajuku! Sekarang katakan kepadaku, kenapa kamu menyelinap ke kamarku malam-malam begini?" tanya Daniel menuntut jawaban dari Alexa.

Alexa berbalik dan matanya terlihat mengintip, ia ingin memastikan kalau Daniel sudah memakai bajunya. "Ma–maaf, aku tidak bermaksud jahat. A–aku hanya ingin meminta sedikit bantuan kepadamu," ucap Alexa.

"Bantuan apa yang kau inginkan dariku?" tanya Daniel sambil berjalan dan duduk di atas ranjangnya.

"A–aku mau meminjam handphone milikmu, sebentar saja. Aku hanya ingin menelepon oma dan memastikan kalau dia baik-baik saja," jelas Alexa.

"Aku tidak mau meminjamkan Hp-ku! Pergilah! Aku ingin istirahat!" usir Daniel.

"Tolonglah, sebentar saja! Aku janji tidak akan lama. Aku mohon! Aku janji setelah ini tidak akan pernah mengganggumu lagi! Aku mohon." Alexa mengiba penuh harap.

Melihat wajah Alexa yang memelas, Daniel akhirnya terpaksa membantu Alexa. "Oke, tapi cuma sebentar saja. Tapi ingat! Jangan katakan kepada siapapun, kalau aku sudah membantumu. Aku tidak mau terkena masalah!" Daniel memberi peringatan kepada Alexa.

Alexa tersenyum. "Janji ..." ucapnya bersemangat.

Daniel mengambil handphone miliknya yang ia letakkan di bawah bantal, lalu ia memberikannya kepada Alexa.

"Terima kasih," ucap Alexa senang.

Dengan cepat, Alexa menekan nomer handphone neneknya. Tersambung! Tapi tidak diangkat. Alexa mencoba menghubungi nomer Erna berulang kali tapi tetap saja tidak diangkat.

Berulang kali ia juga mencoba menghubungi telepon rumahnya, namun sama saja tidak ada yang mengangkat teleponnya.

Aneh! Erna ataupun orang dirumahnya selalu mengangkat telepon meski di pagi buta sekalipun. Tapi .... Kenapa sekarang tidak ada satupun dari mereka yang mengangkat telepon? Apa yang sebenarnya terjadi?.

Pikiran Alexa semakin kacau, ia semakin merasa tidak tenang. Gadis itu kemudian mengembalikan hp Daniel, wajahnya terlihat murung.

"Terima kasih dan maaf karena aku sudah mengganggumu," ucap Alexa sedih.

"Kalau kamu sudah tidak ada urusan lagi, pergilah! Aku mau tidur!" usir Daniel.

Alexa mengangguk, ia lalu keluar dari kamar Daniel dan kembali ke kamarnya. Alexa tidak bisa tidur, ia sangat menghawatirkan neneknya. berkali-kali ia mencoba memejamkan matanya, namun tetap saja matanya sulit untuk di pejamkan.

***

Keesokan paginya ....

Pagi-pagi sekali Alexa sudah berada di balkon. Alexa ingin menghirup udara segar di pagi hari supaya pikirannya bisa kembali segar.

"Aku harus mencari cara untuk bisa kabur dari sini! Aku bisa benar-benar gila kalau tetap berada di sini," ucap Alexa.

"Apa aku lompat saja dari sini?" ucap Alexa sambil menaikkan kakinya di atas teralis balkon. "Aaakh! Tidak! Tidak bisa! Ini terlalu tinggi," ocehnya sambil menurunkan kakinya lagi.

Alexa kemudian berjongkok, ia merasa ketakutan. "Aaakkh! Aku tidak bisaa! Ini terlalu tinggi! Kenapa aku bisa setakut ini pada ketinggian?! Bos mafia saja berani aku lawan, tapi kenapa aku bisa sangat takut pada ketinggian?! gerutunya lagi.

Daniel tersenyum geli melihat kelakuan aneh Alexa, rupanya sudah lama pria itu mengamati tingkah laku aneh Alexa dari balik pintu kaca balkonnya.

Daniel berjalan mendekat ke teralis balkonnya sambil melihat pemandangan dari ujung balkonnya. "Kalau mau lompat, langsung saja! Kamu tidak akan mati kalau lompat dari sini! paling, kamu cuma patah tangan, kaki, atau leher. Tapi kamu tidak akan mati," ucap Daniel asal.

"Iiiishhh!!! Bukan urusan kamu!! Kalau kamu mau lompat, lompat saja! Jangan campuri urusanku!" bentak Alexa kesal.

Gadis itu langsung masuk ke kamarnya. Ia lalu bersiap-siap untuk pergi ke sekolah barunya. Hari ini adalah hari pertama Alexa masuk di sekolah barunya, namun Alexa tidak merasa senang sama sekali.

***

International School, jam pulang sekolah ....

Alexa benar-benar jengkel, karena seharian ini dirinya mendapat pengawalan yang sangat ketat, gadis itu merasa tidak bebas dan diperlakukan seperti tahanan.

Seumur hidupnya, ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh neneknya. Tapi sekarang ia harus mengalaminya, Indra beralasan kalau ini semua demi keselamatan Alexa dan gadis itu tidak bisa menolaknya.

"Jangan ikuti aku!" bentak Alexa kesal saat dirinya terus-terusan diikuti kedua pengawalnya.

"Maaf, ini adalah perintah dari tuan Indra, kami harus mengawasi nona Alexa! Kemanapun nona pergi kami harus ikut!" ucap salah seorang pengawal.

"Termasuk di toilet! Iya?!" ucap Alexa sambil menunjuk ke arah plang toilet khusus wanita.

"Oh ... maaf, silahkan masuk! Kami akan menunggu di luar," ucap sang pengawal.

Alexa merasa lega, setidaknya ia sekarang bisa terbebas dari pantauan pengawalnya. Ia bergegas masuk ke dalam toilet dan menjalankan rencananya. Gadis itu melihat di sekeliling toilet dan mencari cara agar ia bisa kabur.

Alexa berniat pergi ke rumah neneknya, gadia itu hanya ingin memastikan keadaan neneknya saja.

Mata Alexa terpaku pada jendela yang terletak di sudut toilet, jendela itu berukuran sedang. Jadii ... orang dewasa tidak akan muat kalau menerobosnya, tapi untung saja badan Alexa kecil. Jadi ia dengan mudah menerobos jendela di toilet dan berhasil keluar.

10 menit kemudian.

Karena Alexa terlalu lama berada di dalam toilet. Sang pengawal merasa curiga, kedua pengawal itu akhirnya memberanikan diri masuk ke toilet dan memeriksa satu persatu bilik toilet dengan seksama.

"Gawat! Nona Alexa kabur!" ucap salah satu pengawal setelah mengecek bilik toilet dan tidak menemukan Alexa.

"Cepat! Kita harus segera mencari nona Alexa, sebelum ia pergi jauh!" kedua bodyguard itu langsung berhamburan mencari keberadaan Alexa.

Alexa berlari sekencang-kencangnya, gadis itu harus terus berlari menuju jalan raya.

"Lampu merah, baguslah. Aku tidak perlu menunggu lama untuk menyebrang," ucapnya sambil berjalan menyeberang.

Namun sial! Lampu lalu lintas tiba-tiba berubah menjadi hijau, Alexa berusaha mempercepat langkahnya agar cepat sampai di ujung jalan. Tanpa Alexa sadari, sebuah mobil terlihat melaju kencang ke arah Alexa ...

Tiiin tiiiiiiiiiiiiiinnnnn .....

"Aaaaarrrghhh!!" Alexa menjerit sambil menutup wajahnya.

BRAAKK!!

To be continued.

.