Setelah tiba di rumah sakit, Kenang segera masuk ke ruang UGD. Dengan resah Maya dan Titania menunggu kabar mengenai Kenang. Dokter, pasien, juga perawat hilir-mudik, keluar masuk beberapa ruangan membuat mereka tidak kehilangan fokus, tetap berdoa demi kesembuhan Kenang.
Tiga puluh menit menanti, akhirnya seorang dokter keluar dengan raut wajah yang cukup tenang. Segera Maya dan Titania menyerbunya. Sang dokter dengan pembawaan yang tenang membuat mereka tidak lagi khawatir tetapi bukan berarti semua akan baik-baik saja.
"Dok, bagaimana kondisi Kenang?" Tanya Maya tidak ingin menunggu mengenai kabar kekasih adiknya lebih lama lagi.
"Kenang nggak apa-apa kan, Dok?" Titania tak kalah takut dengan Maya, dia tidak ingin kehilangan Kenang dengan cepat.
"Kalian tenang saja, Kenang sudah mendapatkan penanganan terbaik, tetapi itu saja tidak cukup. Kelainan ginjalnya dan kangkernya semakin parah, sesegera mungkin kita harus melakukan tindakan. Tidak bisa tinggal diam seperti ini."