"Terima kasih," ucapan pertama yang keluar dari mulut pucat Bayu.
Aya dan Renata segera memberikan perhatian khusus kepadanya. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa melihat wajah Bayu yang semakin tirus. Terlebih kedua kelopak matanya menghitam, yang membuat Bayu semakin menyedihkan.
"Jangan bilang kayak gitu." Renata menahan air matanya yang terasa berat ingin menembus kelopak matanya.
"Bayu, aku senang kamu udah bangun." Aya menyentuh lembut tangan kekasihnya itu.
"Ma," terdengar suara Bayu tercekat menahan tangis.
"Enggak perlu makasih," ucap Renata menyentuh wajah tirus Bayu.
"Bayu, kamu harus kuat dan pasti bisa sembuh lagi." Aya kali ini tidak bisa menyembunyikan tangisnya.
"Aku selalu membuat banyak orang kerepotan. Aku emang enggak berguna." Bayu merasa dirinya selalu membawa petaka buruk untuk orang lain.