Bayu mulai sadarkan diri, dia terlihat bingung dengan situasi sekitar. Melihat ke sana ke sini, semua serba putih. Ruang rawatnya berbau karbol kembali membuat dirinya merasa mual ingin muntah, namun Aya segera datang, dia berusaha menenangkan Bayu dengan menawarkan beberapa alternatif agar Bayu bisa melewati hari-harinya yang berat karena obat yang dimasukkan ke dalam tubuhnya.
"Bayu, kamu sudah di rumah sakit, kamu udah tidur sejak datang sampai sekarang pukul dua belas. Kamu enggak perlu takut ya, dokter bilang observasinya hasilnya tidak begitu bagus, tapi tenang itu kata dokter dokter bukan Tuhan."
"Dari hasil observasi, aku sakit apa? kamu jangan bikin aku takut. Rasanya aku pengen muntah, mual banget perutku." Bayu mulai mengeluh dengan kondisi perutnya yang terasa aneh.