Aya duduk di kursi hitam dengan wajah cemas. Entah mengapa hatinya mulai berontak, dia tidak ingin membuat Bayu marah lagi. Bahkan Aya berencana sekuat karang laut dia akan selalu ada di samping Bayu walau kelak Bayu melarangnya dan menyuruhnya pergi.
Tidak pernah dia sekacau ini tidak tidak perihal Bayu. Dia sangat sadar Bayu itu lemah tidak kuat anak laki-laki pada umumnya, tapi dia baik dan membuat Aya sellau nyaman berada di sampingnya.
Tanpa Aya sadari ponselnya bergetar beberapa kali, Aya segera melihat dari siapa panggilan itu. Benar saja itu dari Marvel yang merasa tidak enak hati mungkin karena tidak jujur kepada Aya tentang kondisi Bayu yang sebenarnya.
"Ada apa?" Tanpa salam, Aya menjawab dengan ketus.
"Kamu masih di rumah Bayu?"
"Iya, kenapa? Kamu tidak perlu ke sini." Aya meninggikan suaranya.
"Aku hanya ingin mengetahui kondisi Bayu saat ini."
"Dia sedang istirahat, dia baik-baik saja."
"Syukurlah, kalau begitu besok kita bisa latihan drama bersama 'kan?"