Chereads / Gadis Luar Biasa Dimanja Bos / Chapter 10 - Pertandingan

Chapter 10 - Pertandingan

Gadis di depan juga berbalik satu per satu.

Bahkan beberapa anak laki-laki hampir memanggil Qin Sheng 'bos'. Siapa yang tidak ingin bisa bela diri? Sebelumnya, mereka sangat mengagumi Lin Feng karena dia bertarung dengan baik.

Sekarang Qin Sheng telah menghajar Lin Feng dua kali.

Anak itu jatuh ke tangan Qin Sheng dengan sangat memalukan.

Siapapun yang terkuat adalah bos mereka.

Guru Lin, yang sedang menulis soal matematika, berbalik dan melihat Qin Sheng yang sedang tidur. Matanya setengah menyipit, lalu dia menaikkan kacamatanya.

Sebatang kapur tepat mendarat di atas meja Qin Sheng.

"Qin Sheng, majulah dan jawab pertanyaan ini."

Qin Sheng sedang tidur dengan lelap sehingga tidak menjawab.

Teman semeja Qin Sheng adalah seorang gadis dengan wajah bulat. Dia terlihat sangat imut, dia dengan cepat membangunkan Qin Sheng.

Qin Sheng mengangkat kepalanya, matanya sedikit mengantuk. Dia masih tidak bereaksi selama beberapa saat, "Ada apa?"

"Guru memintamu untuk maju dan mengerjakan soal." Huang Xiaoyan meremas dadanya, hatinya berdebar saat melihat wajah dingin dan mengantuk Qin Sheng.

"Terima kasih." Qin Sheng mengangguk dan berjalan maju. Dia memegang kapur dan mengerutkan kening saat melihat soal itu.

Melihat Qin Sheng tidak bisa menjawab, guru Lin berbalik lalu berkata, "Ini adalah pertanyaan ke-21 pada ujian masuk perguruan tinggi lima tahun lalu, ini soal yang paling sulit. Tidak masalah jika semua orang tidak bisa melakukannya. Kali ini aku menyuruh Qin Sheng yang sedang tidur untuk menjawab pertanyaan ini untuk mengingatkan kalian... "

Guru Lin berbalik ingin menunjuk ke Qin Sheng. Tapi dia tercengang saat melihat isi papan tulis.

Dia memegang kacamatanya, "Sekarang mari kita lihat apakah jawaban Qin Sheng benar atau salah."

"Guru, bisakah aku kembali ke tempat duduk?" Qin Sheng bertanya.

"Pergilah." Guru Lin melambaikan tangannya sambil melihat jawaban di papan tulis.

Setelah melihat seluruh jawabannya, guru Lin sedikit membuka mulutnya kemudian bertanya dengan heran, "Qin Sheng, apakah kamu sudah pernah belajar mata pelajaran di universitas?"

Soal ini digunakan untuk menguji kemampuan siswa tentang pengetahuan secara komprehensif selama tiga tahun di SMA. Ada banyak tahapan yang sulit. Tapi jika menggunakan cara mata pelajaran matematika yang diajarkan di universitas, ini akan mudah diselesaikan.

Qin Sheng menggunakan tahapan cara matematika yang diajarkan di universitas untuk menyelesaikannya.

Meskipun dulu guru Lin juga mendapatkan nilai tinggi, tapi dia tidak pernah berpikir untuk menggunakan metode ini untuk menjawab pertanyaan ini.

"Belajar sedikit."

Qing Shen sudah hampir melupakan seluruh pelajaran di SMA. Hanya pelajaran di universitas saja yang masih dia ingat. 

"Jawabannya sempurna. Qin Sheng, lain kali perhatikan pelajarannya, dan dengarkan baik-baik di kelas."

Para siswa di kelas empat menatap kaget ke arah Qin Sheng. Di antara mereka, ada beberapa siswa yang pandai matematika. Mereka tidak mengira saat mereka baru saja mendapatkan ide untuk mengerjakan soal ini, ternyata Qin Sheng sudah menyelesaikannya.

Bahkan dia menggunakan pengetahuan tingkat universitas!!!

Bukannya dia hanya siswi miskin dari desa?!

Guru Lin menghapus jawaban Qin Sheng dari papan tulis. Sekarang mereka masih siswi SMA, jadi tidak perlu mempelajari pengetahuan tingkat tinggi.

Setelah memberikan waktu kepada siswa untuk menjawab, guru Lin mulai menjelaskan.

Guru Lin mempersiapkan kelasnya dengan hati-hati. Pelajarannya sangat menarik dan asyik, bahkan mereka yang tidak suka belajar di kelas empat mau tidak mau ikut memperhatikan pelajaran Guru Lin.

Qin Sheng pun tidak jadi mengantuk.

Kelas pun berlalu dengan cepat.

Siangnya, Qin Sheng datang ke lapangan basket sesuai jadwal. Semua siswa dari kelas empat juga datang.

Berdiri di tengah lapangan basket, Lin Feng memutar bola basket dengan ujung jarinya, lalu melemparkan bola basket ke atas dan memasukkannya ke dalam ring basket secara akurat.

Lin Feng mengangguk puas. Dia lalu melihat ke arah Qin Sheng lagi, memegang lengannya, dan berkata dengan nadanya mengejek, "Qin Sheng, kamu bisa mencari bantuan dari mana saja sesukamu."