Chereads / Gadis Luar Biasa Dimanja Bos / Chapter 9 - Temui Aku Di Lapangan Basket

Chapter 9 - Temui Aku Di Lapangan Basket

"..." Lin Feng. 'Kenapa dia bisa terlihat cantik tanpa melakukan apa-apa?'

Dia menatap Qin Sheng dari as ke bawah. Tapi Qin Sheng bahkan tidak melihatnya, dan aura kemarahan bisa terlihat keluar dari wajah Lin Feng.

Jika Qin Sheng adalah seorang laki-laki, dia akan memukulnya sampai giginya patah. Tapi dia adalah seorang perempuan.Tidak peduli seberapa marah dia, dia tidak akan menyerang seorang wanita, apalagi wanita ini cukup cantik.

Lin Feng mengepalkan tangannya dan terbatuk sedikit, "Teman sekelas Qin, kamu baru saja memasuki kelas empat. Sebagai anggota baru, apa kamu tahu apa yang harus dilakukan?"

"Aku tahu." Qin Sheng berdiri.

Lin Feng mengangguk puas. 'Tidak buruk, dia tahu aturan.'

Namun, di detik berikutnya, dia mendengar Qin Sheng berkata—

"Ayo kita bertanding. Pertandingannya apa, terserah kamu. Jika aku menang kamu tidak boleh menggangguku lagi."

Siswa lain di kelas empat, "..."

Ruang kelas hening selama beberapa detik sebelum suara tawa meledak.

"Kak Feng, apa aku tidak salah dengar, Dia bilang apa tadi?"

"Sial, gadis baru ini berani juga."

"Qin Sheng, demi penampilan cantikmu, aku ingin mengingatkanmu jika kak Feng tidak ada yang bisa mengalahkan di sekolah ini. Pikirkan dua kali sebelum bertindak. Jangan sampai menangis nanti."

Lin Feng juga tertawa hingga tubuhnya bergetar, sambil memegangi perutnya dia berkata, "Teman sekelas Qin, lengan dan kakimu sangat kecil, hanya dengan memutarnya saja aku bisa langsung mematahkannya. Jangan manantangku jika hanya untuk dikalahkan. Selain itu, aku seorang pria sejati, jadi aku tidak memukul perempuan."

"Jangan bicara omong kosong." Qin Sheng mengerutkan kening tidak sabar.

Sambil melangkah maju, dia langsung memegang pergelangan tangan Lin Feng dan memutarnya. Hal itu segera diikuti dengan teriakan suara laki-laki.

Lin Feng, seorang pria sejati, kali ini menitikkan air mata.

Para siswa yang menyaksikan hal itu langsung mundur selangkah.

Mereka semua juga merasakan sakit saat melihat Lin Feng.

Ketika masih kecil Qin Sheng selalu diganggu. Begitu sampai rumah, dia memberi tahu orang tuanya, tapi mereka justru mempermalukannya. Qin Sheng jadi tidak punya cara lain, dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.

Jika ada yang mengganggunya, dia akan membalasnya. Dia juga orang yang kuat. Jadi tidak banyak orang yang berani melawannya. Dia memukuli mereka yang berani mengganggunya hingga masuk ke rumah sakit beberapa kali.

Di SD, SMP, dan SMA tempat tinggalnya dulu, reputasinya sebagai seorang pembully sangat terkenal.

Qin Sheng bukan orang yang pasrah ketika dianiaya. Ketika dia masuk ke kelas empat, dia tidak ingin memperdulikan orang lain. Dia juga tidak peduli dengan teman-teman sekelasnya. Dia sudah terbiasa sendiri.

Air mata Lin Feng terus megalir. Ini sangat menyakitkan!

Ekspresi Qin Sheng acuh tak acuh dia memutar pergelangan tangan Lin Feng lagi.

Para siswa di kelas empat yang menyaksikan peristiwa itu hanya mendengar suara 'krak' lembut. Pergelangan tangan Lin Feng yang awalnya terkilir dikembalikan ke posisi semula, disertai dengan teriakan melolong Lin Feng.

"Br*ngsek!" Lin Feng yang sudah dilepaskan oleh Qin Sheng menjadi sangat marah, kini dia tidak lagi peduli dengan prinsip laki-laki tidak memukuli perempuan. Dia ingin memberi pelajaran pada Qin Sheng, lalu dia mengulurkan tangan untuk meraih bahu Qin Sheng.

Lupakan menjadi seorang pria sejati! Lupakan bahwa dia secantik dewi!

Namun, detik berikutnya—

Terdengar suara 'bruak', Lin Feng terjatuh di tanah.

Qin Sheng menarik kakinya dengan acuh tak acuh dan duduk kembali di kursinya.

"Kak Feng."

Teman-teman Lin Feng tertegun sejenak, kemudian dengan cepat membantunya berdiri.

Kepala Lin Feng terbentur hingga meninmbulkan benjolan di dahinya. Dia memegang dahinya dan berdiri dengan perlahan.

Dia menghembuskan napas berat. Tiba-tiba, bel kelas berbunyi, sekarang adalah kelas guru Lin lagi. Lin Feng menunjuk ke arah Qin Sheng, sambil menggertakkan gigi dia berkata, "Temui aku di lapangan basket sepulang sekolah!"

Dia harus memberi wanita ini pelajaran dan memberi tahu siapa bosnya.

Guru Lin masuk ke dalam kelas, dan Qin Sheng sekali lagi tertidur di meja.

Gadis di belakang menatap Qin Sheng dengan tatapan terpesona, 'Dia sangat tampan!'