Masih di rumah Ansel. Setelah memperkenalkan diri dihadapan Alex, Ansel pun kembali ke dalam kamar tanpa banyak berekspresi pada bos sang ayahnya tersebut.
Namun, saat Ansel hendak membalikkan tubuh untuk keluar dari kamar pak Anton, seketika Alex memanggil nama Ansel dan berkata bahwa ia ingin berbicara pada Ansel.
Ansel terdiam sejenak. Ia pun kembali menoleh pada Alex. Sedangkan Alex kini mulai berdiri lalu berjalan mendekati Ansel.
Ansel dan Alex berpamitan pada pak Anton sang ayah kandung dari Ansel tersebut. Mereka pergi ke taman belakang rumah Ansel yang bernuansa sederhana tersebut.
Duduk berdampingan di bangku yang ada di halaman belakang rumah Ansel. Ansel tampak penasaran dengan Alex yang tiba-tiba ingin berbicara dengannya di hari pertama kali mereka bertemu.
"Maaf, ada apa Pak?" tanya Ansel yang enggan menatap kedua mata Alex.
"Apa benar kami Ansel Candra kekasih dari Elea?" tanya Alex.
DEG~~~
Sontak pertanyaan Alex membuat Ansel heran. Dari mana Alex tahu tentang Elea? Batin Ansel yang seketika muncul berbagai pertanyaan.
"Elea?" tanya Ansel.
"Ya, Elea. Elea sahabatku," ujar Alex.
"J---Jadi, anda ini adalah Alex sahabat Elea?" Raut wajah Ansel terkejut bukan main. Ia tidak menyangka bahwa akan bertemu dengan sosok Alex yang ia pakai identitasnya dengan cara seperti ini.
"Kamu benar. Saya adalah Alex yang sahabat Elea."
"M---Maaf, saya baru mengetahuinya."
"Saya juga tahu apa yang sedang terjadi dalam hubungan asmara kalian," ungkap Alex. Tentu saja pernyataan Alex tersebut membuat Ansel terkejut untuk ke sekian kalinya.
"Apa? Bapak tahu tentang masalah yang sedang menimpa kami?" tanya Apa Ansel.
Alex pun mengangguk seraya mengedipkan kedua matanya. Ia pun melanjutkan pertanyaannya pada Ansel tentang kondisi Elea saat ini yang terlihat sangat murung.
"Oh ya, apakah tadi Elea hendak dari sini? Tadi tanpa disengaja, saya melihat Elea berada di sekitar rumah kamu. Elea tampak murung dan terpukul. Apa ada masalah lain dalam hubungan kalian?" tanya Alex.
Ansel langsung menoleh pada Alex. Raut wajahnya memerah ketika Alex mengatakan kondisi Elea saat ini. Ansel pun menyadari bahwa kondisi Elea yang murung, adalah akibat dirinya yang memilih menghilang dari kehidupan Elea.
Meski begitu, Ansel tak ingin menceritakan semua permasalahannya pada Alex begitu saja. Tapi justru Alex bertanya lebih dalam tentang hubungan Ansel dan Elea. Ia bahkan menawarkan sebuah bantuan untuk Elea dan juga Ansel.
"Maaf jika pertanyaanku ini terlalu pribadi. Tapi, kalian terlanjur menyeret namaku ke dalam masalah kalian. Jadi, sebaiknya aku tahu semua yang sedang kalian alami saat ini. Ansel, apa kamu tidak keberatan menceritakan masalah yang sedang kalian hadapi ini?" tanya Alex.
Ansel menghela napas panjang. Ia membidik wajah Alex penuh tanya. Karena terpaksa, Ansel pun menceritakan biduk permasalahan yang membuatnya kini menjauh dari Elea.
"Sebenarnya, saat ini aku sedang menjauhi Elea," ungkap Ansel.
"Menjauh? Kenapa? Pantas saja Elea bersikap seperti tadi."
"Ada sesuatu terjadi pada saat malam acara penyematan Elea menjadi seorang CEO. Saat itu ..."
Ballroom Hotel Santika, pukul sembilan malam ...
"Berani-beraninya Elea mengobrol berdua dengan laki-laki itu saat aku tidak sedang bersamanya," gumam Ansel saat ia kembali dari toilet.
Ansel sangat kesal dengan kekasihnya Elea. Selain itu, Ansel juga merasa tersinggung dengan sikap pak Bakrie, ayah dari Elea yang seakan tak menganggap keberadaan dirinya di dalam acara tersebut.
Karena dia hal itu, Ansel pun memilih pergi meninggalkan acara tanpa memberitahu Elea ataupun yang lainnya.
Namun, saat Ansel berada di luar ballroom, Ansel dikejutkan dengan seorang laki-laki yang memanggilnya dari belakang. Sosok laki-laki itu tak lain adalah Anton sangat ajudan pak Bakrie.
Saat Ansel berdiri memerhatikan langkah demi langkah Anton yang berjalan mendekatinya, ia pun merasa heran dengan sosok Anton yang mengetahui namanya. Padahal, dalam acara ini hanya keluarga Elea yang tahu siapa itu Ansel (Alex).
"Siapa anda?" tanya Ansel.
"Apa kamu akan terus memakai nama Alex di hadapan keluarga Elea?" tanya Anton yang kini berdiri tepat di hadapan Ansel.
Ansel tampak kebingungan. Ia mulai takut akan kebohongannya akan terungkap. Tapi ia juga tak bisa bersikap gegabah dan tak ingin terpancing oleh sikap Anton. Maka dari itu, Ansel memilih diam ketika Anton terus mengatakan kalimat-kalimat yang membuat Ansel sedikit kesal.
Hingga akhirnya, Anton menyentak Ansel dengan sebuah fakta.
"Tolong pergi dari kehidupan Elea! Kamu sama sekali tidak pantas untuk menjadi kekasih Elea. Dan satu yang harus kamu tahu bahwa, Pak Bakrie, orang yang kamu kelabui itu sudah mengetahui siapa kamu sebenarnya!" ungkap Anton.
DEG~~~
Bibir bergetar, bulir-bulir keringat sangat terasa di telapak tangan Ansel. Ia terperanjat ketika sosok laki-laki yang ada di hadapannya tersebut mengatakan bahwa pak Bakrie sebenarnya telah mengetahui siapa Ansel sebenarnya.
"Jika kamu mau Elea baik-baik saja, jangan pernah lagi muncul dihadapan Elea!" ujar Anton yang melanjutkan kalimatnya saat Ansel hanya terdiam.
Adu mulut pun terjadi di antara Ansel dan Anton si ajudan pak Bakrie. Namun, dengan kekuasaan yang dimiliki oleh Anton, membuat Ansel pun menyerah dan pergi meninggalkan gedung hotel tersebut seraya merenungkan kalimat demi kalimat yang baru saja ia dengar dari mulut Anton.
~~~
"Begitulah kejadiannya. Aku tak ada pilihan lain selain melakukan apa yang diinginkan oleh pak Bakrie untuk menjauhi Elea," ujar Ansel.
Alex pun terdiam. Lalu ia membalas perkataan Ansel dengan sebuah pertanyaan.
"Jadi karena hal itu kamu menjauhi Elea? Tapi, aku rasa ini tidak adil bagi Elea yang merasakan kekecewaan dan keresahan hatinya tanpa tahu penyebab kenapa kamu pergi. Alangkah baiknya, kamu menemui Elea dan bicara baik-baik padanya. Kalau kamu dan Elea butuh bantuanku, sebagai seorang sahabat dari Elea, aku siap membantu."
"Aku tahu itu. Tapi setelah di ku pikir, mungkin ini memang jalan yang terbaik karena aku pun tak akan bisa membandingi kehidupan keluarga Elea dengan keadaan hidupku yang seperti ini. Aku cukup sadar diri untuk itu," ujar Ansel.
"Aku mengerti. Maaf, aku sangat menyayangi Elea sebagai seorang sahabat. Aku tahu perasaannya sangat besar padamu. Aku mau kami berjuang untuk Elea."
"Aku tidak tahu perjuangan seperti apa lagi untuk bisa menyatukan hubunganku dengan Elea," ujar Ansel.
"Jika kamu mau, kamu bisa bekerja di kantorku. Ada posisi bagus untuk menunjang masa depan kamu di sana. Bagaimana, apa kamu mau? Aku melakukan ini semua juga karena ayahmu. Ayahmu berjasa besar untuk kesuksesan dan kemajuan perusahaan yang sedang aku kelola saat ini."
DEG~~~
Ansel sangat terkejut dengan apa yang ditawarkan oleh Alex. Ia baru tahu bahwa Alex sahabat kekasihnya itu mempunyai hati yang baik.