"Lex, entah apa yang akan terjadi nanti saat pernikahan itu terjadi. Aku tidak tahu bagaimana rasanya menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak aku cintai," rengek Elea yang akhirnya menceritakan semua yang terjadi.
"Aku ..., aku ..., aku akan menikah dengan Zayn, partner kerjaku, Lex!"
DEG~~~
Meski Alex sudah tahu mengenai hal itu, tetap saja pernyataan dari mulut Elea sendiri membuat Alex geleng-geleng kepala karena tak habis pikir dengan Elea sendiri yang dengan mudahnya memutuskan sesuatu.
"Apa? Menikah? Dengan Zayn? Kenapa Elea, kenapa?" tanya Alex menggeleng-gelengkan kepalanya.
"K---Karena ..."
"Tunggu! Apakah Ansel sudah tahu tentang semua ini, Elea?" tanya Alex menyela kalimat yang hendak dikatakan oleh sang sahabat.
"Ansel nggak perlu tahu soal ini, Lex," jawab Elea seraya tersenyum ketus dengan pandangan kosong.
"Aku serius, Elea! Apa kamu tega meninggalkan Ansel dengan cara seperti ini?" nada bicara Alex pun mulai meninggi. Ia tak terima dengan alasan Elea tentang semua keputusan yang ia ambil.
"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan soal Ansel? Apa dia adalah teman kamu?" tanya Elea yang mulai merasa aneh dengan sikap Alex yang tiba-tiba menanyakan soal Ansel.
"Aku ..., aku hanya tidak ingin kamu menyesal nantinya, Elea! Sekarang jawab aku, apa yang membuat kamu akhirnya memutuskan hal seperti ini, Elea?" tanya Alex.
"Entahlah, Lex. Aku hanya ingin menjalani hidup yang semestinya. Aku sudah capek dan lelah melihat ayahku bersikeras menjodohkan aku lagi dan lagi meski aku selalu menentangnya," ujar Elea dengan kedua mata yang mulai berkaca-kaca.
Lalu Alex melirik pada Elea. Ia mengamati gerak-gerik Elea yang tampak bersedih dan murung.
"Elea, ada apa? Ceritakan semuanya padaku!" ujar Alex.
"Semua ini karena Ansel yang telah mengkhianati aku, Lex!"
DEG~~~
"Mengkhianati bagaimana, Elea?"
"Sudahlah, Lex. Aku sedang tidak ingin membicarakan tentang Ansel. Sudah cukup bagiku. Aku tidak akan pernah mengungkit semua masa laluku bersama Ansel," ujar Elea.
"Ya tapi kenapa Elea? Bukannya kamu dan Ansel saling mencintai satu sama lain? Apa kamu lupa kalau kamu dan Ansel sudah melangkah sejauh apa?" tanya Alex.
Elea terdiam sejenak. Sekujur tubuhnya bergetar hebat ketika Alex terus membicarakan tentang hubungannya dengan Ansel.
"Lex, sorry. Aku rasa kita harus akhiri pembicaraan kita kali ini. Lebih baik kamu pergi dari ruanganku!" titah Elea yang enggan menatap Alex.
"Elea, aku harap kamu bisa mengubah keputusan kamu itu!" ujar Alex sebelum akhirnya pergi meninggalkan Elea.
KREK~~~
DEG~~~
Saat Alex hendak membuka pintu ruangan Elea, tanpa sengaja sosok Zayn muncul di hadapan Alex yang membuat Alex merasa sangat kecewa dengan Elea.
Alex pergi begitu saja tanpa menyapa Zayn. Zayn pun merasa aneh dan memerhatikan langkah demi langkah Alex yang perlahan menjauh. Kemudian Zayn pun masuk untuk menemui Elea.
Brug!
"Elea, siapa laki-laki yang baru saja menemuimu?" tanya Zayn seraya menutup pintu.
"Bukan siapa-siapa," jawab Elea sedikit menyeka air mata.
Zayn mendekati Elea yang masih duduk dalam keadaan pandangan kosong.
"Elea, pernikahan kita tidak lama lagi. Aku harap kamu tidak akan melakukan hal gegabah yang bisa membuat nama baik keluarga kita malu," ujar Zayn.
"Apa maksud kamu membuat malu? Aku tidak melakukan apapun, Zayn! Laki-laki tadi itu Alex, sahabat lamaku! Kamu tidak usah memperbesar masalah," sentak Elea.
"Sudahlah, aku nggak mau debat. Elea, sekarang kamu harus ikut aku untuk pergi mencari Wedding Orginizer acara pernikahan kita," ajak Zayn.
Ajakan Zayn itu ditolak langsung oleh Elea dengan alasan bahwa ia sedang tak bersemangat dihari ini.
Namun, sikap Zayn membuat Elea terperanjat dibuatnya.
"Nggak bisa! Pokoknya kamu harus ikut aku sekarang juga! Ayo, Elea!" Dengan nada suara yang keras, Zayn memaksa Elea hingga menarik tangan Elea agar mau menuruti kemauan Zayn.
"Zayn, lepaskan aku! Zayn!" teriak Elea seraya menahan diri.
"Ayo, Elea! Jangan pernah menolak apa mauku!" tegas Zayn.
Elea takut dengan sikap yang ditunjukkan Zayn secara tiba-tiba itu. Mau tidak mau Elea pun ikut dengan Zayn dan menuruti semua kemauan calon suaminya tersebut.
Elea dan Zayn pun pergi.
Di kantor Properti milik Alex, Jl. Kenanga nomor 63 ...
Keesokan hari setelah Alex menemui sang sahabat Elea di kantornya, ia pun langsung menemui Ansel yang sedang bekerja.
Tok ... Tok ... Tok!
Alex mengetuk pintu ruangan Ansel lalu masuk dengan membuka sendiri pintu tersebut.
Brug~~
"Pak Alex!?" ucap Ansel yang langsung berdiri menyambut bosnya tersebut.
"Sel, maaf ganggu pekerjaan kamu. Ada hal yang ingin saya bicarakan dengan kamu saat ini juga," ujar Alex yang lalu duduk di depan Ansel dan hanya terhalang oleh meja di depannya.
Ansel pun duduk kembali.
"Jadi, ada masalah apa Pak Alex?" tanya Ansel dengan tatapan fokus melihat Alex.
"Maaf kalau saya terlalu mencampuri urusan pribadi kamu. Tapi ini demi kebahagiaan sahabat saya, Elea."
"Elea? Ada apa dengan Elea? Apa dia baik-baik saja?" tanya Ansel cemas.
Alex memerhatikan gerak-gerik Ansel. Ia melihat bahwa Ansel benar-benar tidak tahu tentang Elea.
"Sel, kapan terakhir kamu bertemu dengan Elea?" tanya Alex.
"Aku dan Elea terkahir bertemu saat di acara penyematan Elea sebagai CEO, Pak. Memangnya ada apa?"
"Apa selama itu kamu tidak menemui Elea? Apa Elea tahu alasan kamu menjauh darinya?" tanya Alex.
"Entahlah, Pak. Setelah ajudan dari pak Bakrie menemui saya di malam penyematan itu dan mengancam saya, membuat saya merasa malu dengan diri saya untuk menemui Elea. Tapi saya bertekad untuk kembali menemui Elea saat semuanya sudah bisa di anggap setara oleh kedua orang tua Elea. Itu sebabnya, saya bekerja tak ada habisnya demi menyetarakan derajat saya dengan derajat keluarga Elea," jawab Ansel.
"Tapi, apa kamu tahu perasaan Elea? Apa kamu tega membuat dirinya merasa kesepian karena kamu meninggalkan dia tanpa ada kalimat terlebih dahulu?"
Ansel pun terdiam. Ia juga merasa bersalah karena telah pergi dari kehidupan Elea tanpa membicarakannya terlebih dahulu dengan Elea.
"Sel, apa kamu tidak akan menyesal jika sesuatu terjadi pada Elea akibat ulah kamu sendiri yang menggantung hubungan kalian ini?" tanya Alex.
"Aku yakin Elea akan setia padaku, Pak. Karena cinta yang kami miliki begitu besar adanya," ujar Ansel.
"Kamu salah, Sel!"
"Apa maksud Pak Alex?"
"Kamu salah tentang kesetiaan Elea. Karena saat ini Elea telah memutuskan untuk menikah dengan laki-laki bernama Zayn!"
DEG!
"Apa? Elea akan menikah?" tanya Ansel terkejut.
"Apa Pak Alex serius dengan semua ucapan Bapak? Apa semudah itu bagi Elea memutuskan menikah dengan laki-laki lain? Ini nggak benar! Aku harus menemui Elea!" geram Ansel.
"Tenang, Sel! Kamu harus menghadapi Elea dengan kepala dingin. Elea pasti punya alasan kenapa dia akhirnya memutuskan menikah dengan laki-laki lain," ujar Alex.