Chereads / Terhalang Restu / Chapter 13 - Chapter13: Harga Diri

Chapter 13 - Chapter13: Harga Diri

Alex membiarkan Elea pergi. Tak lama kemudian, ia pun juga pergi meninggalkan Flower Cafe karena waktu sudah hampir memasuki waktu maghrib.

Sesaat sedang dalam perjalanan menuju pulang, Alex tampak tak bisa menyetir dengan tenang. Ia pun tak bisa berhenti memikirkan apa yang terjadi dengan Elea. Karena bagaimanapun juga, Elea adalah sahabatnya yang pernah ia cintai meski sampai saat ini, Elea tak pernah tahu tentang perasaan Alex tersebut.

Dan kini, mau tidak mau Alex ikut terjun ke dalam masalah sang sahabat.

Keesokan harinya, Alex dengan sengaja menitah orang kepercayaannya untuk menyelidiki tentang siapa laki-laki yang kini menjadi kekasih Elea tersebut.

Satu minggu kemudian ...

Elea tak pernah menyadari bahwa dirinya dan sang kekasih kini sedang dalam penyelidikan oleh ayah kandung dan juga sahabatnya tersebut.

Elea tampak biasa-biasa saja. Ia bahkan bersikap tenang karena ia rasa, semua rencananya itu telah berjalan lancar saat bertemu dengan Alex pun tidak ada yang membuat dirinya terlalu khawatir.

Hingga hari penyematan dirinya sebagai CEO baru di Perusahaan sang ayah pun telah tiba.

Di sebuah gedung hotel mewah, Pak Bakrie tampaknya akan tidak main-main dengan acara yang ia buat. Di mana, semua para tamu undangan yang hadir sangat banyak juga jamuannya pun tak ayal membuat kagum para tamu undangan yang hadir.

Acara perpisahan pensiunnya pak Bakrie sekaligus penyematan Elea sebagai CEO, turut dihadiri oleh Ansel atau Alex yang juga menyaksikan kekasihnya berada di atas podium saat penyematan itu berlangsung.

Suasana ramai yang penuh dengan orang-orang penting bagi pak Bakrie, kini mendadak panas ketika Zayn dan sang ayah pun tiba ketika Elea bersama dengan Alex (Ansel), ibu juga pak Bakrie sedang duduk santai menghadapi meja bundar yang penuh dengan hidangan makanan tersebut.

"Selamat sore Pak Bakrie," sapa ayah Zayn yang berdiri tepat di samping kursi pak Bakrie.

Pak Bakrie pun menoleh. Wajah semringah pun terpancar jelas ketika beliau melihat tamu yang ditunggu-tunggu telah tiba.

"Selamat sore, Pak!" pak Bakrie berdiri dan menjabat tangan koleganya tersebut seraya melirik sedikit demi sedikit pada Ansel atau Alex.

Melihat sikap ayah kekasihnya tersebut, tentu membuat Ansel pun merasa heran. Ia merasakan bahwa pak Bakrie telah tahu sesuatu darinya.

Kalimat basa-basi pun telah terucap. Ayah Zayn telah mengutarakan permintaan maafnya pada pak Bakrie karena datang terlambat.

Tak lama kemudian, pak Bakrie pun menitah Elea memberi salam pada ayah Zayn dan juga Zayn sendiri.

"Elea ... Kemari, Nak!" pak Bakrie menitah Elea berdiri untuk menyambut kedatangan calon partner bisnisnya tersebut.

Ansel pun terlihat risi dengan sikap pak Bakrie yang seakan dengan sengaja ingin membuatnya kesal saat ia menitah Elea kekasihnya berjabat tangan dengan Zayn, Laki-laki asing yang tak kalah tampan dari dirinya. Meski begitu, Ansel tidak ingin terpancing emosi dan ia pun hanya bisa diam memerhatikan aksi dari keluarga Elea tersebut.

Ansel yang merasa tak di anggap, langsung saja pergi ke toilet tanpa berkata sepatah kata pun pada Elea atau pun pak Bakrie.

Pak Bakrie dan Elea pun melihat kepergian Ansel. Namun apa daya, saat Elea akan mengejar Ansel, tangan Elea pun ditahan oleh sang ayah yang memintanya tetap berdiri di samping beliau.

Elea sangat khawatir dengan Ansel. Karena bagaimanapun juga Elea menyadari sikap sang ayah seketika berubah di pertemuan ke-duanya dengan Ansel.

"Ada apa dengan Ayah? Kenapa Ayah bersikap seperti itu pada Ansel?" batin Elea.

Sementara itu, Zayn yang sedari tadi membidik inci demi inci wajah Elea, membuat Elea pun merasa tak nyaman ketika ia tahu bahwa Zayn sedang menatapnya dengan dalam.

Suasana menjadi semakin keruh ketika pak Bakrie meminta Elea untuk menemani Zayn, calon partner bisnisnya untuk sekadar minum. Elea tak bisa menolak karena permintaan sang ayah terlontar begitu saja di depan ayah Zayn dan ibu kandung dari Elea tersebut.

Elea dan Zayn pun pergi untuk mengambil minum. Sontak hal itu pun membuat Ansel geram saat melihat Elea sedang berbincang berdua dengan Zayn ketika ia kembali dari toilet.

Tak berpikir lama, Ansel lebih memilih pergi dari acara yang di adakan oleh pak Bakrie tersebut tanpa berpamitan pada Elea terlebih dahulu.

Setelah hampir sepuluh menit lamanya, Elea pun tersadar bahwa ia tak melihat Ansel kembali ke hadapannya lagi.

Saat duduk berdua dengan Zayn, Elea meminta izin pada Zayn untuk pergi ke toilet. Semua gerak-gerik Elea pun diperhatikan oleh sang ayah.

Dari kejauhan, pak Bakrie tampak tersenyum bahagia ketika Elea memasang wajah panik saat sadar bahwa Ansel telah pergi dari acara tersebut.

Pak Bakrie pun tak menghiraukan lagi Elea karena kali ini beliau telah berhasil membuat Ansel menyadari hingga ia pun pergi tanpa sepatah kata pun.

Di dalam toilet wanita yang bersebelahan dengan toilet pria, Elea mencoba menelepon Ansel. Namun sayang Ansel tak kunjung mengangkat telepon dari Elea.

"Sel! Kamu ke mana, sih?" gumam Elea yang sangat cemas dengan keadaan Ansel sang kekasih. Karena acara pun belum selesai, Elea pun kembali ke keramaian dan melanjutkan acara hingga selesai.

Sementara itu, Ansel yang kini berada di sebuah taman di jalanan Ibu Kota, sedang merenung seorang diri.

Ansel duduk di bangku taman seraya melonggarkan dasi yang mengikat lehernya guna membuat penampilannya rapi tersebut, terlihat sangat kesal dan memancarkan wajah geram.

ARGH!

Ansel sedikit bergumam, "Kenapa jadi seperti ini? Kenapa semua berubah hingga membuatku seakan tak punya harga diri seperti ini?"

Hati dan perasaannya hancur setelah melihat sikap pak Bakrie yang menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Ansel, membuat Ansel yakin bahwa pak Bakrie telah mengetahui sesuatu tentang siapa dirinya sebenarnya.

"Apa mungkin pak Bakrie sudah tahu siapa aku sebenarnya?" gumam Ansel yang tak bisa berhenti berpikir tentang sikap ayah dari kekasihnya itu.

Satu jam pun berlalu. Ansel kini melanjutkan perjalanannya untuk pulang dan beristirahat. Ansel dengan sengaja tidak mengangkat telepon dari Elea guna menenangkan dirinya dari masalah yang sedang terjadi.

~~~

Hubungan asmara Ansel dan Elea kini tak lagi mulus sebelum mereka bertemu dengan kedua orang tua Elea.

Dengan jabatan yang saat ini Elea sandang, akankah Ansel bisa mengimbangi kekasihnya tersebut?

Apakah Ansel masih akan sama seperti dulu yang mencintai Elea dengan begitu besar saat sebelum sikap sang ayah kekasihnya itu terang-terangan menginjak harga diri Ansel?

Kini babak baru dari hubungan percintaan Ansel dan Elea pun memasuki tahap yang belum pernah mereka capai. Semua terjadi setelah Elea menyandang gelar CEO di Perusahaan milik keluarganya tersebut.

***