"Jangan percaya kak Lin. Gadis miskin ini pasti ingin menipumu. Dia pasti tau dari internet tentang keluargamu dan berpura-pura menjadi paranormal. Setelah ini dia pasti ingin menyelesaikan masalahmu asal kau mau membayar" Pemuda berkaos coklat dan putih segera membantah perkataan Mia. Ia sudah tau prosedur dari para penipu.
Keempat pemuda lainnya sadar akan hal itu dan tersenyum sinis, mereka hampir percaya akan perkataan Mia karena memang itulah yang terjadi pada keluarga Lin Wenhao. Namun Lin Wenhao sendiri masih percaya akan perkataan Mia.
Mata Mia bersinar ketika mendengar perkataan pemuda kaos coklat putih itu. Mengapa ia tidak memikirkannya?. Ia tidak sadar akan nada sarkastis dari mulut sang pemuda "Ya. Aku bisa membuatmu menghindari kecelakaan. Talisman keselamatan. Kau ingin membelinya?"
"Benarkan! Aku bilang juga apa" Pemuda kaos coklat putih mendengus sinis.
Mia mengernyit tidak suka, siapa yang tidak gusar perkataannya dibantah berkali-kali "Aku tidak berbohong dan bermaksud menipumu. Jika kau tidak percaya. Ya sudah. Lagipula ini juga bukan urusanku" Setelah berkata Mia pun berbalik badan dan berjalan kembali menuju kota.
"Tu-tunggu dulu. Aku ingin membeli talisman keselamatan. Berapa kau ingin menjualnya?" Lin Wenhao merasakan kecemasan setelah Mia berjalan meninggalkan mereka.
Mia berbalik dan bertanya curiga. "Kau benar ingin membelinya?"
Lin Wenhao mengangguk.
"Kak Lin. Gadis miskin ini penipu. Mengapa kau mempercayainya?" Pemuda berkaos coklat bertanya tidak percaya.
"Tidak apa-apa. Lebih percaya daripada tidak sama sekali. Lagipula uang bukan masalah bagiku. Berapa nona?" Sikap Lin Wenhao sedikit hormat dari sebelumnya.
Mia tersenyum senang. Ia punya uang pemberian dari master guru dan kakak senior namun tidak salahnya mengambil uang yang datang kepadanya. "Satu talisman seratus ribu"
"Mengapa kau tidak memeras kami sekalian. Di kuil-kuil satu talisman keselamatan hanya dua ribu. Kau pikir kau lebih hebat dari biksu-biksu tua itu?!" Pemuda berkaos coklat kembali mengeluarkan suara keras penuh bantahan.
Mia menghindari tatapan para pemuda yang menatapnya karena merasa bersalah. Di kuil naga hitam, talisman keselamatan paling tinggi dihargai hanya 50000. Dan bahkan jika orang tidak mampu master guru hanya menjual 2000, namun melihat mobil bagus dan keangkuhan para pemuda itu, Mia tau bahwa mereka tidak kurang uang sama sekali dan lagipula talisman yang buat bukanlah talisman biasa. Mengingat hal itu ia segera sedikit menengadah menatap pongah penuh percaya diri.
"Kau ingin membelinya tidak? Jika tidak aku akan pergi"
"Aku ingin membelinya. Berikan aku 4 talisman" Lin Wenhao segera mengeluarkan handphone miliknya.
"Kak Lin!" Pemuda berkaos coklat berdecak kesal.
"Diam lah"
Mia tertawa senang. Ia mengeluarkan 4 talisman dan memberikannya kepada Lin Wenhao. "400000"
"Baiklah. Berikan handphone mu. Aku ingin mengirimnya melalui Qipay"
Mia menjadi bingung. "Qipay? Apa itu?"
"Humph. Dasar gadis kampung. Qipay saja kau tidak tau" Pemuda kaos coklat menyindir dengan ekspresi meremehkan namun tidak memiliki pengaruh kepada Mia.
"Kalau begitu berikan handphone mu"
Mia menggeleng kuat "Aku tidak punya handphone"
Lin Wenhao terkejut. Dari desa terpencil mana gadis ini berasal hingga handphone saja tidak punya? Namun karena hal itu ia semakin percaya akan perkataan gadis itu.
"Apa kalian punya uang kas? Aku ingin meminjamnya sebentar" Lin Wenhao menolah kepada kelima temannya.
Para pemuda itu mengangguk dan mengeluarkan dompet memberikan semua uang yang ada di dompet mereka kepada Lin Wenhao. Pemuda itu memberikan 400000 kepada Mia.
"Kami juga ingin membelinya" Ucap pemuda lainnya. Sebenarnya mereka tidak percaya perkataan Mia namun melihat Lin Wenhao membeli mereka juga ikut membeli karena jika tidak terjadi apa-apa. Pasti Lin Wenhao merasa malu karena mempercayai gadis pembohong seperti Mia, setidaknya jika mereka juga ikut ditipu maka Lin Wenhao tidak malu karena bukan dia saja yang ditipu dan mungkin dapat membuat Lin Wenhao merasa ketulusan mereka dan menjalin hubungan yang lebih baik dari sebelumnya.
Mia semakin tersenyum sumringah hingga matanya hampir tidak terlihat. Ia memberikan satu persatu talisman kepada para pemuda itu kecuali pemuda berkaos coklat.
"Jiang Xi. Kau tidak ingin membelinya?" Tanya seorang pemuda berkaos putih.
"Humph! Aku tidak mau ditipu oleh gadis kampungan ini" Jiang Xi tetap kekeuh tidak mau beli talisman. Ia ingin menunjukkan kepada teman-temannya bahwa ia tidak akan mudah ditipu oleh gadis kampungan berbau miskin seperti Mia.
Mia hanya mengangkat bahu tidak peduli. "Aku akan pergi. Letakkan talisman itu ke tubuh kalian. Kalian akan selamat dari kecelakaan" Ia segera melangkah kembali menuju kota.
Lin Wenhao dan temannya kembali melanjutkan perjalanan. Namun tidak sampai setengah jam. Tiba-tiba sebuah truk besar melaju dari arah lawan dengan kecepatan tinggi membuat mobil Lin Wenhao dan lainnya tidak sempat menghindar dan bertabrakan dengan truk besar tersebut. Mobil temannya di belakang juga ikut menabrak mobilnya dan kecelakaan beruntun pun terjadi di jalan aspal gunung yang terlihat sepi tersebut.
Lin Wenhao bersikap pasrah ketika mobil akan tertabrak truk namun ketika tabrakan itu terjadi, talisman yang ia simpan di celana jeans nya mendadak panas dan sebuah layar transparan seperti melindunginya dari percikan kaca atau besi tubuh mobil membuatnya tidak terluka sedikit pun.
Lin Wenhao dengan susah payah keluar dari mobil yang sudah tidak terbentuk lagi dan berdiri tercengang hingga temannya yang juga selamat dari kecelakaan menepuk bahunya dari belakang.
"Kita selamat" Pemuda berkaos putih bergumam tidak percaya.
Lin Wenhao dan lainnya mengangguk pelan seperti orang kehilangan arah. Beberapa saat kemudian mereka tersadar dan menyadari bahwa satu orang teman mereka tidak ada di sana. "Dimana Jiang Xi. Mo Shu?"
Ekspresi Mo Shu yang memakai kaos hitam seakan ingin menangis dan menggelengkan pelan kepalanya. "Dia terluka"
"Cepat panggil ambulan. Dan panggil keluarganya sekalian" Lin Wenhao segera memberi instruksi. Selamat dari kecelakaan tragis itu membuat Lin Wenhao berpikir lambat.
Teman lainnya segera menelpon rumah sakit dan keluarga Jiang Xi, mereka juga menelpon keluarga masing-masing untuk memberitahu bahwa mereka baru saja mengalami kecelakaan.
Lin Wenhao mengingat hawa panas yang ia rasakan di celana jeans nya dan seger mengeluarkan tasliman. Hanya tiga talisman yang tertinggal, satu talisman terbakar dan hanya menyisakan abu hitam.
Lin Wenhao merasa beruntung karena mempercayai perkataan Mia dan selamat dari kecelakaan. Ia ingin segera memberitahu keluarganya tentang kejadian ini namun ia segera menepuk jidatnya karena lupa bertanya siapa gadis hebat itu. Ia menghela napas gusar kepada dirinya sendiri karena melewatkan kesempatan langka mengenal paranormal hebat seperti Mia.
&&&
Mia yang dipikirkan oleh Lin Wenhao duduk di taksi yang ia temui di jalan dan melihat bangunan yang dilewatinya dengan antusias. Bangunan-bangunan itu semakin semakin tinggi dan besar hingga ia masuk ke pusat kota dan melihat bangunan percakar langit yang sangat mewah dan elegan.
Mulut Mia terbuka terkesima oleh pemandangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Di kehidupan pertamanya, ia tinggal di dunia kuno yang bangunannya belum setinggi yang ia lihat sekarang ini.
Sopir taksi yang mengendarai mobil hanya tersenyum melihat tingkah laku Mia. Ia sudah melihat beberapa kali ekspresi orang-orang kampung yang baru pertama menginjakkan kakinya di kota.