Chapter 10 - Bulan Madu

Ketika Alana membuka matanya, dia terkejut dengan pemandangan yang ada di depannya. Tanpa sadar mulutnya sudah membentuk huruf O yang menggambarkan keterkejutannya. saat ini di hadapannya terparkir sebuah helikopter militer. Alana baru sadar ternyata dia berada di dalam pangkuan Bisma, wajahnya yang kecil menempel di dada Bisma yang membuat Alana jantungnya berdetak tidak karuan.

Saat ini, dia mengenakan sebuah mantel militer yang membalut piyamanya. Memangnya apa yang terjadi? mengapa situasinya menjadi seperti ini? Bisma menyadari bahwa Alana telah bangun dan mengatakan sesuatu kepadanya.

" Mau kemana kita?" bukankah ketika menggunakan helikopter militer tandanya ada situasi darurat yang terjadi? pikir Alana

" Pulau Lombok" Jawab Bisma dengan singkat

Seperti kata pepatah. Jika di langit ada surga, maka di bumi ada Bali dan Lombok. Ya begitulah caranya mendeskripsikan keindahan pada sebuah tempat.

Satu jam kemudian, helikopter itu mendarat dengan selamat di bandara militer daerah pulau Lombok. Dengan cekatan, Bisma langsung menggendong Alana ke dalam pelukannya menuju mobil berwarna hitam.

Mobil itu melaju dengan sangat cepat di jalanan. Dalam waktu 20 menit, mobil tersebut sudah berada di sebuah hotel internasional berbintang lima. Masih dalam gendongan Bisma, Alana dibawanya ke dalam sebuah kamar presidensial yang tampilannya sungguh sangat mewah.

Bisma dengan sangat hati-hati membaringkan Alana di sebuah tempat tidur berukuran besar dan langsung memeluknya selama hampir satu setengah jam.

"Kau segeralah mandi dan bergantilah dengan setelan pakaian ini" sambil meletakkan satu set pakaian baru di tempat tidur dan berbalik untuk pergi lagi

"Setelah menyegarkan diri, ganti setelan ini." setelah Bisma meletakkan satu set pakaian dan berlalu pergi "Aku akan pergi melapor ke departemen militer terlebih dahulu dan akan segera kembali dalam 20 menit."

Kali ini Bisma menyiapkan satu set pakaian olahraga paduan warna perak dan putih untuknya, ditambah sepasang sepatu olahraga Adidas. Apakah dia akan mendaki gunung atau semacamnya? mengapa Bisma menyiapkan baju seperti ini?. pikirnya

Alana masih diam terduduk di tempat tidur. Dia hanya menatap kosong ke ruangan itu, dia masih belum menyadari apa yang sedang terjadi saat ini pada dirinya. Saat ini jam menunjukkan pukul 7 pagi dan Bisma berkata bahwa dia akan kembali dalam 20 menit lagi. Tanpa berpikir panjang, Alana segera bergegas ke kamar mandi membasuh wajah, menggosok gigi dan mengganti pakaiannya.

Tepat pukul 07.20 Bisma kembali ke kamar sesuai perkataanya.

" Pertama … Bisma " Alana masih kesulitan untuk memanggil Komandan Bisma dengan hanya panggilan "Bisma". Panggilan itu terasa terlalu akrab baginya.

"Bagaimana bisa kita sekarang ada di pulau Lombok?"

Melihat gadis cantiknya berpakaian olahraga di depannya, membuat wajah Bisma menjadi luluh.

"Kita datang kesini untuk berbulan madu, di pulau Lombok"

Apa? Bulan Madu? Mendengar kata itu hati Alana menjadi gugup. Alana sedikit memalingkan wajahnya dan mencoba berbicara dengan malu-malu.

"Kalau begitu, mengapa kita harus sampai harus menggunakan helikopter?"

" Aku yang menginginkannya" ucap Bisma sambil berjalan ke arahnya. Tangan besarnya itu menyentuh wajah Alana dengan lembut dan menyentuh pundaknya.

" Kita hanya punya satu hari untuk acara bulan madu kita " ucapnya

"Apa?" Alana kaget dengan ucapan Bisma

" Aku baru saja menerima perintah dari departemen militer bahwa aku harus kembali ke kota Surabaya." jelas Bisma

" Oh begitu " jawab Alana. Dengan waktu yang singkat tersebut pantas saja Bisma berangkat menggunakan helikopter.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa Bisma ingin berbulan madu di pulau Lombok? Acara selanjutnya sudah diatur dengan rapi oleh Bisma. mulai dari sarapan, berbelanja dan pergi mengunjungi tempat indah yang ada di pulau Lombok.

Dengan tampilan Bisma yang mencolok tentu dapat membuat semua orang meliriknya tak terkecuali para wanita-wanita cantik yang berada di tengah khalayak ramai. Walaupun begitu Bisma tetap tidak memperdulikan bagaimana orang-orang melihat kagum akan sosoknya, dia tetap menggenggam tangan Alana dengan erat seolah jika lengah sedikit maka Alana akan menghilang dari sisinya.

Saat jari nya tergenggam dengan erat di tangan Bisma, membuat perasaan Alana menjadi nyaman. Alana saat ini mengabaikan seperti apa status Bisma yang seorang komandan pasukan yang ada disisinya kini. Dia hanya mengganggap bahwa Bisma adalah suaminya.

Danau Lake Segara Anak pada bulan Agustus terlihat cantik dan indah dengan kabut tipis yang menghiasinya. Saat ini Bisma dan Alana sedang berada di atas perahu kecil, menikmati keindahan di sekitar danau. Angin bertiup dengan lembut menambah suasana nyaman di sekitar perahu. Pada kondisi seperti ini, Alana merasa rileks dan bahagia.

Sejak kecil Alana sangat menyukai cerita romantis seperti kisah Romeo dan Juliet. Dia sangat mendabakan kisah akhir yang bahagia seperti tokoh tersebut. Dia bermimpi pada suatu saat nanti dia dapat berlibur dan jalan-jalan bersama Dito yang berperan sebagai Romeo dan Alana sebagai Juliet. Ironisnya saat ini bukan Dito yang menemaninya, namun Bisma, suaminya saat ini.

"Airnya sungguh jernih dan cantik. Kabut tipis yang mulai muncul juga menambah keindahan danau ini" ujar Alana dan sedikit menghela napas dalam hati.

Kenyataan dengan khayalan memang tidak selamanya berjalan dengan mulus dan indah

"Kata-kata yang sangat bagus sekali." Bisma memuji Alana.

"Yah, itu kata-kata yang bagus, tapi sayang aku tidak menulisnya." Alana menyindir.

"Hahaha!" jawaban Alana membuat Bisma tertawa.

Melihat respon Bisma membuat Alana tercengang. Eskpresinya ketika tertawa sangatlah indah dan itu membuat hatinya sedikit berdetak. Alana merasakan detak jantunya tidak karuan dan mulai merasakan bahwa suatu perasaan tumbuh dihatinya.

" Apa kau lelah?" tanya Bisma dan menyerahkan jaketnya.

Alana mengambil jaket tersebut dan hendak mengatakan sesuatu ketika terdengar suara dering telepon mengurungkannya untuk berbicara.

" Tanpa pacaran kau tiba-tiba langsung menikah …. " mendengar kata-kata tersebut suasan menjadi canggung

" Apa kau ingin berbicara dengannya?" Alana menggangguk dan bisa ditebak telepon itu dari Risa.

" Hei, kamu sekarang ada dimana?" tanya Risa

" Aku sekarang berada di pulau Lombok" jawabnya sambil melirik ke arah Bisma

"Apa? Sejak kapan kau pergi ke pulau Lombok?" tanyanya dengan nada satu oktaf lebih tinggi.

"Ya, aku dan Bisma sekarang ada di pulau Lombok. Kami sedang berbulan madu" jawabnya sedikit malu.

"Oh begitu, baiklah kalau begitu persiapkan dirimu dengan baik dan bersenang-senanglah" ucap Risa.

" Baiklah " ucapnya. Pada saat ini Bisma terus menerus menatap Alana dan membuatnya sedikit tersipu

"Apakah ada sesutau yang salah?" lanjut Alana

" Nikmatilah bulan madumu. Jangan khawatirkan temanmu ini. Apakah aku mengganggu waktu kalian berdua? Lupakan saja, jangan pedulikan hal lain. Aku hanya ingin memberitahu bahwa koran Jawa Post sedang digugat oleh seseorang karena kasus kesalahan dalam menulis berita. Wow itu sangat keren sekali dia bisa melakukannya."

Apa? Koran Jawa Post mendapat gugatan? Menunggu respon dari Alana yang tidak ada jawaban membuat Risa tidak sabar.

"Baiklah, kakak perempuanmu ini tidak akan mengganggumu lagi, Alana ingatlah untuk bersenang-senang disana, bye" Risa langsung menutup panggilan teleponnya.

"Aku tidak ... hei, hei!" Risa memutuskan panggilannya secara tiba-tiba tanpa menjelaskan apapun kepada Alana. Saat ini dia tidak bisa memikirkan tentang bulan madu atau liburannya.

"Apakah kamu ingin kembali atau menghabiskan beberapa hari lagi di sini di pulau Lombok?" Tanya Bisma.

Alana merenung sejenak dan kemudian berkata

"Apakah ada hubungannya denganmu dengan gugatan terhadap koran Jawa Post?" tanya Alana

"Bukankah sebagai badan yang dimiliki oleh pemerintah dia harus bertanggung jawab atas apa yang dia beritakan. Berita yang tidak benar harus dilaporkan dan mereka harus menerima hukuman." jawab Bisma.

Alana tercengang dengan jawaban yang diberikan oleh Bisma dan dia tidak bisa menyangkal alasan dibalik tindakan Bisma. Dari sudut pandangnya, ini adalah langkah Bisma untuk membalaskan perbuatan yang dilakukan oleh perusahaan itu. Memikirkan hal ini, Alana bertanya kepada Bisma dengan sedikit ragu

"Bagaimana kamu tahu bahwa apa yang diberitakan koran Jwa Post tidak benar?"

"Saya percaya kepada sikap dan kepribadian istri saya." jawab Bisma

Hati Alana menjadi luluh mendengar jawaban dari Bisma

"Aku baru mengenalmu hanya dalam beberapa hari. Bagaimana kamuu yakin bahwa aku tidak akan memiliki sikap dan kepribadian seperti itu? Seberapa yakin kamu mengenalku" tanya Alana

Bisma menatap matanya dan berkata

"Alana, kamu sekarang sudah berusia 26 tahun. Kau adalah mahasiswi pasca sarjana jurusan sosiologi lulusan dari universitas Gajah Mada. Kau memiliki kadar darah yang rendah dan sangat menyukai permen. Suka dengan bubur dimsum dan ayam bakar pedas manis dan kue lapis. Cita-citamu adalah menjadi pemimpin redaksi bukan?" Jelas Bisma dengan nada suara yang lembut dan ramah.