Chereads / The Perfect Key / Chapter 8 - Chapter 12

Chapter 8 - Chapter 12

'Yah, nyatanya gue nggak jatuh ke tangan yang salah tuh.'

Randy benar-benar naif. Bagaimana mungkin dia sepercaya itu padanya? Dia bahkan percaya pada ceritanya tentang [Ruthless]. Dia sungguh mengkhawatirkan. Akan tetapi, itu membuktikan satu hal, Randy tidak bisa melihat keterangan dari skillnya.

[Ruthless]

Lencana bagi Makhluk Dunia Lain yang membunuh tanpa ragu.

Tidak mungkin menyembunyikan hal ini selamanya. Lagipula, Damar sudah berkata akan membunuh orang-orang itu. Meski lebih mudah baginya menggunakan [Element] dan menghanguskan semuanya, tapi Randy tidak memperbolehkannya melakukan itu.

"Membuat Randy kesal tidak akan ada untungnya. Aku juga meninggalkan pedangku untuk berjaga-jaga. Mereka pasti akan mendatanginya sebentar lagi, ya, kan?"

Ada tiga, tidak, lima orang yang menyergapnya. Tiga orang keluar dari balik pohon, yang lain masih bersembunyi. Bila dilihat dari badan mereka, tidak, di dunia ini, Damar harus mengubah jalan pikirannya. Bahkan di dunianya sebelumnya, bobot tubuh dan massa otot bukan segalanya. Bisa jadi seseorang dengan otot yang lebih kecil memiliki kemampuan yang lebih menakjubkan.

Sebelumnya, Damar bukan petarung, tetapi sempat mengikuti pelatihan bela diri ketika dia memutuskan untuk balas dendam.

Balas dendam. Hah! Tidak ada yang dia dapatkan dengan balas dendam.

Begitu salah satu dari mereka keluar, sebuah kapak terlempar ke arahnya. Hampir mengenai wajahnya kalau saja Damar tidak menghindar. Kapak itu menancap ke pohon di baliknya. Orang ini sudah memutuskan untuk membunuhnya. Gerr keluar dari pepohonan diikuti ketiga anak buahnya, termasuk kakak laki-laki Jinn yang dia bunuh tadi malam.

Dengan tenang Damar bertanya, "Sudah lelah dengan aktingnya?"

Sinn menggertakkan giginya. "Apa yang kau lakukan pada Jinn kemarin? Aku yakin Hyena itu tak membunuhnya."

"Memang," jawab Damar tanpa melepas perhatiannya dari Gerr. "Aku yang membunuhnya. Hyena-hyena itu hanya makan."

Ekspresi Gerr mengeras. "Aku meremehkanmu, Nak. Kupikir anak ingusan dari dunia damai sepertimu hanya akan terkencing-kencing saat melihat darah, tapi rupanya kau lebih tangguh dari yang kukira. Katakan, Damar! Apa kau pernah membunuh seseorang sebelumnya?"

Damar tersenyum dingin, tetapi tidak menjawab. Dia justru melirik ke sekeliling dan tidak menemukan Rossy di antara mereka.

"Rossy, ya?"

Gerr tertawa puas. "Tidak sepertimu, sepertinya Nak Randy lebih mudah dibodohi. Bila aku mengatakan kau dimakan Hyena dan dia hanya sendiri, Nak Randy pasti akan jatuh ke tangan Rossy."

Damar tertawa pelan tanpa sadar. "Jatuh ke tangan Rossy? Anak itu? Sepertinya kamu terlalu memandang tinggi adikmu, Gerr. Sesuatu seperti skill akting dan rayuan takkan mempan jika target menyadarinya."

"Ha?"

"Lalu, kamu bagaimana? Kamu mau membunuhku dengan ...." Damar berhenti. Dengan sengaja menatap Gerr seolah dia sedang mengecek, kemudian melanjutkan, "[War Axe], ya?" '

Wajah Gerr memucat. "Kau? Kau bisa membaca Skill?"

Damar tersenyum tipis.

Lebih baik dia menyebarkan rumor dirinya bisa membaca skill daripada mengambil resiko skill Randy tersebar. Bila mereka benar-benar yakin Randy adalah daging empuk yang lezat, akan semakin sulit untuknya di masa depan. Haruskah dia membiarkan satu atau dua dari mereka selamat agar menyebarkan rumor itu semakin luas? Apakah pertaruhan itu cukup berarti?

Damar menyentuh dagunya. "Kamu juga memiliki stat sekitar 200. Bukankah kamu lemah sekali, Gerr? Kau lahir di sini bertahun-tahun dan hanya memiliki status sebesar itu? EXPmu tinggi. Aha ... kau tidak tahu bagaimana menggunakan EXP ya? Atau basic skill mu memang tidak sebanyak itu?"

Damar melirik jendela skillnya yang tiba-tiba saja terbuka.

Kondisi telah dipenuhi.

Skill [Bluffing] obtained.

Target telah termakan gertakan anda.

Karena pemberitahuan itu, Damar tersenyum lebih puas. Dunia ini benar-benar menyenangkan, ya.

"Sepertinya aku benar."

"Tutup mulut! Kau sendiri hanya anak ingusan. Tahu apa kau tentang dunia ini? Aku juga tahu skillmu, semacam living weapon-kan? Melihat kau yang membaca pedang emas itu saat muncul ke dunia ini. Aku tahu pedang itulah skillmu. Mengalahkanmu yang tidak membawa pedangmu itu sangat mudah. Akan kubuat kau menyesal karena sudah main-main denganku, Nak."

Damar melirik ke samping dengan malas.

Tiba-tiba, kapak itu bergerak. Damar menghindar sekali lagi. Saat kapak itu kembali, Damar bisa merasakan pertumbuhan kekuatan Gerr. Dua kali? Tidak. Mungkin lebih. Keberadaan skill membawa perbedaan yang sangat menguntungkan. Pertanyaannya adalah apakah [War Axe] skill aktif?

Akan lebih baik jika itu skill aktif.

Bila itu skill aktif, maka Damar lebih diuntungkan, karena ada durasi waktu penggunaannya. Dia hanya perlu mengulur waktu. [Swordsman] adalah skill pasif yang memungkinkannya menggunakan pedang dengan mahir. Kesatria adalah skill pasif yang hanya bisa digunakan dalam kondisi tertentu. Kondisinya menyebalkan sih. Sementara itu, [Golden Cage] adalah skill living weapon.

Living weapon. Sama seperti namanya, senjata itu benar-benar hidup. Senjata itu memiliki kesadaran dan terkadang bersikap seenaknya sendiri. Seseorang yang telah lama menggunakan living weapon dan telah menemukan kecocokan dengan senjatanya tentu akan memiliki keuntungan yang sangat tinggi. Efeknya pun berbeda-beda dan [War Axe] pasti memiliki efek untuk meningkatkan kemampuan penggunanya.

Sementara itu, [Golden Cage] ... Damar bisa merasakan kekuatan dalam [Golden Cage]-nya kembali aktif. Dia menatap ke arah desa.

"Kuharap benda itu tak membuat masalah berlebihan."

OooOooO

Damar membuatku kesal. Akan tetapi, ada hal yang membuatku lebih kesal, yaitu, fakta bahwa perkiraannya benar. Baik tentang Pinny dan orang-orang yang akan menyerangku hari ini. Dia bahkan meninggalkan pedangnya di sini. Masalahnya adalah percuma. Aku bahkan tidak bisa menggunakan pedang.

"Dia mau aku mengayunkan pedang ini seperti tongkat baseball, ya?"

Setidaknya Damar berjanji akan menyelamatkan anak-anak itu dan tidak membunuh para budak. Lagipula, aku tidak yakin Damar akan benar-benar membunuh seseorang. Ah! Skill [Ruthless] itu mengangguku.

Ada dua type skill di dunia ini. Skill basic yang muncul bersama status seseorang dan skill yang muncul setelah seseorang melewati situasi tertentu. Skillku hanya bisa membuka type skill pertama. Sedangkan, [Ruthless] adalah jenis skill ke dua. Skill yang muncul karena dia membiarkan seseorang mati. Aku juga tidak tahu apa guna skill itu, tetapi Damar itu lebih seperti title daripada skill.

Baiklah. Berhenti memikirkan tentang skill itu.

Damar memintaku untuk tidak tidur hari ini. Meski dia bilang rantai itu akan melindungiku, tetapi tetap saja tidak bisa benar-benar menyelamatkanku. Sebisa mungkin dia akan mengurangi jumlah lawan, tapi bagaimana dia akan melakukannya?

"Dia tidak akan melakukan sesuatu seperti serangan bunuh diri, kan? Kok gue jadi was-was ya?"

Pintu itu diketuk pelan.

"Randy."

Itu suarat Rossy. Sesuai perkiraan Damar, Rossy datang padaku dengan suara sedih dan gemetar. Sebuah akting yang sempurna dan sangat meyakinkan kalau saja aku tidak tahu dia hanya berakting.

"Maaf. Maaf. Seharuskan kakak melindungi Damar. Tapi dia ... Randy. Aku tahu ini mengejutkanmu, tapi bisa buka pintunya. Kamu tidak boleh sendiri sekarang. Kemarilah."

Aku yakin benar Damar memintaku mengikuti permainannya, tapi ...

"Cut! Kurang menjiwai. Ayo ulang lagi!"

"Huh?"

Aku tidak mau tuh.