"Nak, ayo makan sekarang. Ibu sudah masak masakan kesukaan kamu," ajak Ambar. Namun sesuatu di balik selimut itu tidak kunjung bergerak. Perempuan paruh baya itu mengira kalau Naura mungkin masih terlelap dari tidurnya.
"Ibu tahu kamu ngambek, tapi kamu harus makan dulu, ya. Nanti ibu akan bujuk ayahmu agar mau mengizinkan kuliah di luar negeri."
"Nak," ucapnya lagi. Sambil membuka selimut tebal yang dikira sedang membungkus badan putrinya.
"Naura, Naura…." teriak Ambar. Ketika menyadari bahwa bukan Naura di balik pintu itu.
Mendengar teriakan istrinya, suaminya pun datang menghampiri.
"Ada apa dengan Naura, kenapa kamu teriak-teriak?" tanya laki-laki itu, Mursyid, pada Ambar.
"Naura kabur, Mas. Naura, kabur!" ucap Ambar dengan putus asa. Seolah-olah tidak siap menerima kenyataan kalau putrinya kabur dari rumah rumah.
"Apa? Kenapa dia senekat itu?"