Devina terdiam, mencerna apa yang barusan Rey katakan. "Apa maksudmu?"
Rey gelagapan, barusan ia tidak sadar mengatakan itu. Ia merutuki mulutnya yang tidak bisa dicontrol. "Eum, aku ... hanya tidak suka saja," ucapnya benar-benar terdengar ambigu.
Ia berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi tanpa menatap Devina. Ia pergi hanya untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Devina yang melihat kepergian Rey hanya diam saja, tidak mau bertanya lebih lanjut. Ia kembali membuka ponselnya, melihat pesan terakhir yang dikirim David.
[Sayang, aku mohon! Dengarkan penjelasan aku terlebih dahulu. Aku benar-benar tidak sadar waktu itu, maafkan aku. Seharusnya aku tidak menyuruhmu untuk datang ke club. Aku menyesal, benar-benar menyesal.]
Ada sedikit rasa iba yang hadir di hati Devina, ia menatap pesan itu dengan tatapan sendu tanpa berniat untuk membalas.