"Aku tidak ingin menerima alasan apa pun lagi! Jika besok sama sekali tidak membuahkan hasil ... kau tahu akibatnya!"
Bip!
Steven memutuskan panggilan teleponnya secara sepihak. "Kau telah memancing emosiku, Xey!" gumamnya mendesis.
Steven memasukan ponselnya ke dalam saku celana cukup kasar, retinanya mengedar melirik pada jam dinding, ternyata masih pukul sembilan malam.
"Huh, malam ini aku ingin terlepas dulu dari pekerjaan, kepalaku sudah terlalu pusing," lanjutnya bergumam, memijit kecil kening yang terasa berdenyut nyeri.
Angel belum pulang, entah ke mana perginya wanita itu. Ahk, Steven tak peduli. Biarkan saja semau dia, ingin keluyuran ke mana pun Steven masa bodo.
Rasa ngantuk belum menyerang, Steven merenggang-renggangkan ototnya. Sepersekian detik kemudian ia melangkah ke luar dari kamar, sekaligus langsung menaiki tumpukan anak tangga, niatnya ingin berkunjung ke kamar Kiara.