"Tuan, apa yang harus aku lakukan?" Kiara celingukan, ia tidak tahu apa yang harus dikerjakan.
Sedari tadi Steven tampak terus mengabaikan dirinya.
Semua orang terlihat sibuk, ada yang mondar-mandir, bercakapan, ketawa-ketiwi bersama rekannya dan ada yang tengah berfokus pada layar laptopnya.
Sementara dirinya? Seperti patung hidup.
"Tuan." Kiara kembali memanggil kala ia tak mendapatkan sahutan apa pun.
Steven mendesis, ia melirik sekilas. "Terserah kau saja, mau menari-nari di depan sana pun aku tak peduli."
Kedua pipi Kiara mengembung. Steven selalu saja seperti itu, lalu buat apa dirinya dibawa ke sini jika hanya jadi pajangan koridor?
"Nona, terlebih dahulu nona diam saja, bersantai, dan lihat-lihat sesuatu yang tampak menarik dalam pandangan nona. Jika ada pekerjaan, saya atau tuan Steven akan memanggilmu segera," sahut Xey menjelaskan, merasa kasihan pada asisten atasannya itu.