"Stop-hh …." Kiara mendesah lemas, ia memalingkan wajahnya menghentikan sebuah ciuman yang baru saja terjadi.
Tampaknya Steven tersenyum miring, ia menjauhkan wajahnya seraya mengusap sudut serta bagian bawah bibirnya yang teras basah akibat air testosterone. "Manis," gumamnya pelan.
Ia melangkah mundur, memberikan ruang untuk Kiara yang tampaknya kehilangan pasokan oksigen. "Ini hanyalah sebuah percobaan, aku sama sekali belum menanam benih di rahimmu," sahut Steven kembali pada aura aslinya, yaitu dingin.
Kiara mengatupkan kedua bibirnya yang terasa bengkak akibat ulah Steven, dirinya tidak berniat untuk membuka suara. Entah kenapa, dadanya terasa bergemuruh kala mendengar penuturan Steven barusan.
"Nantikan saja. Selain hutang-hutangmu lunas, kau juga akan mendapatkan kenikmatan serta kepuasan yang tiada tara kala aku menerkam tubuhmu." Steven kembali tersenyum miring. Ia berbalik dan melangkah menuju kursi kebesarannya berada.