Alfred langsung menarik tangan Tania masuk.ek dalam ruangan. Ia cukup malu jika terus dilihat oleh para karyawan yang haus akan gosip. Ini juga privasi, bukan publik!
"Ahk, lepaskan tanganku, Alfred. Itu sangat menyakitkan!" Tania meringis saat Alfred mencekal tangannya begitu erat. Dia tidak tau saja jika di balik itu ada sebuah luka yang masih belum sembuh.
Perih! Benar-benar terasa sangat perih, hoekhkan Tania menangus sekarang? Ia tidak bisa menahannya.
Awaknya Alfred menganggap jika ucapan Tania barusan hanyakha sebuah alasan agar dirinya melepaskan. Namun, saat mendengar suara isakan langsung membuat ia melepaskan cekalan itu. Ia menatap Tania heran. Ia tidak mengerti apa yang dia rasakan.
Tania Mash saja meringis. Ia menatap pergelangan tangannya dengan sendu. Pasti tangannya sekarang sudah sangat memerah. Ia mengusap-usapnya dengan begitu perlahan berharap rasa perih yang rasakan sedikit mereda.