Suara titik-titik air yang berjatuhan dari udara memberikan sebuah ketenangan pada siapa pun yang tengah menikmatinya, namun tidak bagi seorang pria yang tengah terkurung di ruangan berwarna abu.
Alas sepatu pantofel bergesekan dengan lantai beton mengisyaratkan detik-detik kematian akan segera menjemput.
Seringai sinis tampil di wajah Mahendra.
"Apakah kau masih ingat dengan kata-kataku? Setiap perbuatan pasti akan mendapatkan balasannya. Kebaikan harus dibayar kebaikan, keburukan harus dibayar keburukan dan nyawa harus dibayar dengan nyawa!"
Mahendra melangkah pelan namun penuh aura hitam mendekati seorang pria yang sudah terikat menggunakan rantai besi di atas kursi usang.
Mahendra tersenyum picik, mencengkeram kedua bahu pria yang menjadi mangsanya hari ini. "Ternyata sangat mudah untuk menangkap tikus sepertimu, Mardwin! HAHAHAHA."
Ruangan minim cahaya itu dipenuhi oleh suara gelak tawa.