"Ssshhh, i-ibu."
"Syukurlah kau sudah sadar, Nak."
Sayup-sayup Metha mendengar suara itu, Metha membuka kedua matanya yang begitu terasa rapat. Memegang kepalanya yang masih terasa pening dan beredenyut nyeri.
Sebuah tangan hangat tiba-tiba datang membelai dan memijit kening Metha membuat dia kenyamanan dan rasa pening itu berangsur-angsur hilang.
Metha kembali memejamkan kedua matanya, namun bukan berarti Metha ingin menjelajah ke alam bawha lagi melainkan Metha ingin menetralkan kedua retinanya yang tampak sangat susah untuk dibuka.
Setelah dirasa sudah cukup, Metha kembali membuka kedua kelopak matanya. Masih sedikit buram, wanita itu mengernyit merasa heran dan tak kenal pada sekelilingnya, ini bukan rumahnya! Bukan pula rumah sakit yang waktu dulu pernah disinggahinya! Lantas, Metha berada di mana? Ruangannya berwarna cream begitu terasa indah dengan banyak hiasan yang terpajang di dinding.
"Ini kau minum terlebih dahulu, Nak."