Metha berjalan gontai menuju ibunya berada, semalam Metha sama sekali tidak tidur, otaknya terus saja dihantui oleh bayang-bayang Peter serta tanda besar tentang Nona Margaretha yang hingga kini ibunya tak kunjung memberi tahu.
Kedua mata Metha begitu sayu nan merah, di bawah kelopak matanya menghitam laksana panda, pun tenaganya seakan hilang entah ke mana.
Akan tetapi, hari ini Metha harus tetap berangkat kerja!
"Kau sudah bangun, Nak!?" sahut Helena membalikan badannya, tepat saat itu juga kedua matanya melebar sempurna. "Asatga, Nak. Kenapa kau seperti ini?" Grusak-grusuk Helena mendekati sang anak.
Merengkuh bahunya dengan penuh kasih sayang. Raut cemas mulai tergurat di wajah keriput Helena.
Namun, Metha justru tersenyum kecil. "Tak apa, Bu. Tidak usah khawatir, aku baik-baik saja," ucapnya begitu terkesan santai.