Batu-batu kecil yang tak berdosa menjadi sasaran tendangan Metha. Kini, wanita itu tengah menyendiri di taman tangan dan di dekat rumah.
Kejadian beberapa menit yang lalu, lebih tepatnya di rumah Peter membuat Metha menjadi seperti ini.
Pikirannya terus melalangbuana ke sembarang, perasaannya sungguh tak karuan, ingin tenang namun susah.
Terus seperti ini rasanya Metha ingin menjerit. Wanita itu pun tidak tahu kenapa ibunya menolak mentah-mentah pada ajakan yang menurutnya sangat baik itu.
Bahkan ibunya langsung menyeret Metha keluar dari rumah dan sama sekali tak ingin mendengarkan perkataan dari keluarga besar itu. Apakah ibunya mempunyai seonggok dendam pada mereka? Tapi apa?
Memikirkan itu semua kepala Metha rasanya ingin pecah saat itu juga.
"Huuh ... kenapa harus ada drama seperti ini?" gumamnya lirih setelah menghela napas panjang.
Metha menyenderkan punggungnya pada badan kursi kayu panjang, pandangannya menerawang ke depan.