"Jangan melamun terus entar kerasukan baru tahu rasa."
Metha mendesis kesal. "Biar saja," balasnya sinis kemudian kembali menatap padatnya jalanan kota.
Arsen terkekeh kecil. "Bener? Nanti kerasukan beneran nangis kejer-kejer."
Metha menghembuskan napas bertanya, bola sudah ada Arsen pasti dirinya tidak akan lagi tenang, jadi jangan salahkan Metha jika ia menyebut Arsen sebagai pria pengganggu.
"Buat apa kau ke sini? Kenapa tidak bekerja?" tanya Metha tanpa menatap sang lawan bicara, ia menyilangkan kedua kakinya di atas teras bawah rumah.
Yeah, segabut itu Metha di sini, sama sekali tak memiliki pekerjaan, ingin membantu Tante Adora untuk membersihkan rumah, ehk belum juga belum menyentuh barang dirinya sudah diserobot dan diceramahi habis-habisan. Katanya ia tidak boleh bekerja apa pun biar tante Adora saja, takutnya Metha sakit.
Padahal kenyataannya Metha sehat walafiat tidak kenapa-napa.