Minggu dan bulan berlalu dengan cepat , sudah saatnya Fahri menepati janji terhadap.ayahnya untuk menikahi Aisyah. Begitu banyak telpon dan pesan yang didapat Fahri. Dia menarik nafas belum siap menjamah gadis lain selain Zilla, mau tidak mau dia harus mengikuti semua kehendak ayahnya demi keselamatan Zilla dan ibunya.
Pagi itu Fahri mandi begitu pagi selesai melaksanakan kewajibanya sebagai suami memberi nafkah batin dia membagunkan Zilla untuk sholat subuh . Panggilan telpon begitu banyak membuatnya sadar bahwa janji dengan ayahnya.
Fahri pamit pada Zilla dan beralasan keluar kota agar menyembunyikan kebohongan. Kebetulan kelulusan Aisyah tidak lama juga kini persiapan demi persiapan sudah dilakukan. Salman menelpon Fahri untuk fiting baju dia ingin anaknya lebih berkelas dalam upacara pernikahan yang sakral. Wajah Fahri tanpak lelah setelah habis bertempur dengan istrinya. Aisyah yang ada dekat desainer ternama tanpak semangat melihat sang calon suami sudah didepan matanya. Tapi tidak bagi Fahri wajahnya tidak antusias dalam hal tersebut.
"Bang senyum dong..kenapa abang diam saja" kata Aisyah mendekatkan dirinya pada Fahri.
"Senyum ini tak akan bisa mengantikan posisi Zilla dihatiku ..apakah kamu tau Aisyah..pernikahan kita tidak didasari cinta..jadi jangan banyak menuntut lebih dari abang" kata Fahri dengan sinis .Sontak membuat Aisyah kaget lalu berlahan matanya sudah berkaca kaca tapi ia masih menahanya.
"Abang..aku ini calon istrimu yang syah ...kenapa abang bicara begitu denganku, bisakah abang bicara yang lembut tanpa harus menyakiti Aisyah lagi" kata Aisyah dengan sedikit memiringkan wajahnya dihadapan Fahri.
"Aisyah..kata katamu membuat seakan memojok kan ku, coba lihatlah Zilla sudah kehilangan sekolahnya bahkan ibunya koma karena ulahmu...jadi berhentilah untuk seolah kau gadis yang merasa tersakiti" jawab Fahri pergi meninggalkan Aisyah menuju loby. Aisyah begitu terluka mendengar kata kata Fahri bagaimana tidak pernikahan yang menghitung hari berakhir dengan perdebatan yang menyedihkan.
Beberapa pose untuk wedding meraka berhasil dilakukan,Fahri tanpak tak semangat dalam pikiranya hanya Zilla dihatinya . Beberapa foto graper kurang setuju dengan gaya Fahri seakan tidak ada ekspresi dalam sesi pemotretan.
Selesai pemotretan Fahri pergi berlalu tanpa menghiraukan Aisyah. Sunguh bagi Fahri tak ada satupun yang membuatnya senang akan pernikahan ini tapi menjadi beban dalam benaknya.
*****
Mata berlahan terbuka , Suryati melihat dirinya memakai infus dan oksigen berlahan dia melepaskan selang oksigen yang tertancap di hidungnya. Zilla yang mau masuk melihat ibunya , kaget dan bahagia memandang suatu keajaiban yang ada dihadapanya bahwa Suryati terbebas dari masa kritisnya.
"Ibu....ibu...hati hati jangan banyak bergerak bu..akhirnya allah mengabulkan doa Zilla" ucap Zilla dengan haru sambil memeluk ibunya.
"Zill...ada apa dengan ibu, kenapa ibu sampai disini..dan kita ada dimana" tanya Suryati terhadap Zilla yang lagi binggung.
"Ibu..jangan banyak bicara saat ini ibu butuh pemulihan..ibu sudah sebulan lebih koma bu ,dan sekarang ibu ada dirumah kita insya allah ibu aman"jawab Zilla sambi mengeluarkan air mata. Dokter Raka yang baru makan siang mengecek kesehatan Suryati ,begitu juga dengan Nadine bahagia melihat Zilla dan Suryati melepas rindu dengan penuh haru.
"Sebaiknya ibu beristirahat..karena ibu sedang pemulihan dan ingat jangan banyak pikiran untuk saat ini" ucap dokter tampan itu.
"Baik dok..terimakasih sudah merawatku selama ini" jawab Suryati dengan wajah sedikit pucat.
"Sama sama bu, ucaplah terimakasih ibu pada tuhan yang telah memberi ibu kesempatan hidup lagi,setelah ibu melewati masa kritis dan yang kedua pada putri dan menantu ibu" kata dokter Raka dengan senyuman ,hal itu membuat Suryati binggung sejak kapan Zilla menikah dan kenapa dia baru tau sekarang.
Suryati menatap putrinya yang hanya tersenyum dengan gugup.
"Zill...apa benar dirimu sudah menikah..kok ibu belum tau"Tanya Suryati.
"Ibu...ceritanya panjang sebaiknya ibu makan dulu nanti Zilla ceritakan." jawab Zilla.