Renjana menghembuskan asap rokoknya
lalu mengedikkan bahunya samar. "Funny
cause i think i have the answer about that
question."
"Karena sekarang seorang Deinandara lagi
dalam proses penolakan, dia lagi takut,"
sambung Renjana membuat ruangan olim
hening sejenak.
"Buat apa gue takut? Pernyataan lo
barusan sama sekali nggak berdasar.
Nggak usah mengada-ngada."
"Ya udah, denial aja terus. Nggak guna.
Semua orang juga bakalan sadar, lo tuh
sekarang lagi takut, An."
"Lo takut akan Athania, lo takut dia
akan merebut semuanya dari lo. Lo takut
karena lo tau bahwa Athania lebih dari
mampu untuk menang dan merebut posisi
lo dengan mudah. Jujur dalam hati lo,
lo tau Athania itu lebih hebat dari yang
orang-orang bayangkan."
"Gue nggak takut! Ada apa sih dengan
lo?! Stop bicara omong kosong!" desaknya
dengan pelototan tajam.
"Oke, terserah. Gue paham lo masih
dalam tahap penolakan dan nggak bisa
menerima kalimat gue dengan jernih."
Renjana menjatuhkan batang rokoknya